17 - Masalah Olimpiade

69K 5.6K 2K
                                    

KAGET. MELEBIHI TARGET. TERNYATA PADA SEMANGAT KETEMU PEGAN YA🙏

Aku jadi seneng bisa update tiap hari.

Sebelum baca follow dulu akun aku jiaathe

****

"Lebih baik berusaha dengan yang terbaik, bukan berusaha untuk jadi yang terbaik. Kemenangan itu bukan segalanya."

-Randu Tamvan

•••••

PLAKK!

"Lo yang seharusnya di tampar," Cakra mengibaskan tangannya pelan setelah menampar Faegan dengan keras. "Cewek lo yang harusnya lo bela, bukan cewek itu."

Jihan memang tau kalau Cakra ada di sekitar mereka karena cowok itu selalu bergerak dalam diam. Tapi Jihan tidak menyangka Cakra akan maju saat melihat tangan Faegan terangkat hampir menamparnya tadi.

"Jelas-jelas cewek ini yang nyerang Vani, buat apa gue ngebela dia?" sinis Faegan menatap Cakra lurus.

Cakra memasang wajah datar, meski begitu matanya yang tajam tetap membius lawan bicaranya. "Kadang yang bahaya itu bukan pukulan, tapi perkataan," ucap Cakra. "Licik lebih bisa bikin lo menang daripada jago pukul."

Cakra kemudian melirik Vani, jelas sekali cewek itu hanya memasang topeng luar. Wajah aslinya bisa Cakra lihat dengan jelas. Cakra tau Vani yang menghasut Lily hingga membuat Lily menyeret Jihan ke sini. Semuanya ulah mulut manis cewek itu.

"Lo," telunjuk Cakra mengarah pada Lily. "Pertama, gue gak kenal lo. Kedua, gue gak suka lo. Terakhir, mau gue jadi babu siapapun juga bukan urusan lo."

Lily membantu mendengar ucapan tegas Cakra.

"Maaf," ucap Lily. "Lain kali gue gak akan gini lagi."

Jihan melirik Lily sinis. Keberaniannya tadi langsung menciut setelah berhadapan dengan amarah Cakra. Ternyata ucapan Dion benar, jangan pernah membuat Cakra marah karena sangat mengerikan. Dia diam saja sudah menakutkan, apalagi jika mengamuk sungguhan.

"Lo, ikut gue!" Faegan menyeret Jihan menjauh dari sana. Cengkramannya begitu kuat sampai pergelangan tangan Jihan terasa sakit.

Cakra tidak mengejar mereka. Dia lebih tertarik untuk menatap Vani dan berkata padanya. "Tanpa lo tau, Jihan punya banyak orang yang ngelindungin dia terutama dari usikan rendahan yang lo lakuin."

"Lo ngomong apa Cakra? Bukannya kita temenan? Kenapa lo kasar banget?"

"Masuk got dulu, baru gue mau temenan sama lo."

Setelah itu Cakra pergi dari sana sambil membuka tutup botol minuman penyebab utama keributan tadi. Niatnya Cakra memang hanya menonton, namun dia tidak bisa diam melihat Faegan yang akan memukul Jihan lagi.

Ini bukan pertama kali. Faegan pernah menampar Jihan beberapa kali dulu karena emosinya.

Dulu, Cakra tidak ikut campur dengan urusan mereka. Namun berbeda dengan sekarang. Cakra tidak mau Faegan menyesal sepertinya. Cakra tidak mau sahabatnya ikut merasakan kehilangan orang yang dicintai seperti halnya Cakra kehilangan Rina.

Alasan utama Cakra tidak pernah mau menemui Rina, bukan karena dia membenci penghianatan Rina. Rina memang suka berganti-ganti pasangan, Cakra juga bukan satu-satunya untuk Rina. Cewek itu bahkan pernah hampir berpacaran dengan Dion saat masih menjalin hubungan dengan Cakra.

JANGAN CUEK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang