45 - Terbongkar

60.5K 6.1K 10.4K
                                    

CUNG YANG KANGEN!☝🏻

Tak ku kiraa butuh 20 hari untuk 4k vote~~

Biar gak lupa alur, baca ulang dulu yupss!

Klik vote sebelum baca. Udah?

Tolong tandain typo, aku buru-buru update karena takut pada nunggu jadi gak revisi🥺

*****

BUGH!

"FAEGAN STOP!!!"

Seluruhnya gaduh karena Faegan yang tiba-tiba datang dan memberikan pukulan keras pada Bara. Laki-laki itu di kuasai amarah, rahangnya mengeras, dia kembali menarik kerah Bara lalu memberikan pukulan bertubi-tubi. Suara retakan tulang terdengar nyaring dan memilukan hasil dari pukulannya.

Semua orang panik namun tidak berani mendekat, seorang Faegan Dirgantara tidak pernah menunjukan amarah mengerikannya seperti ini. Bahkan Faegan si laki-laki ambisius itu tidak pernah terlihat terlibat perkelahian sekalipun. Tidak ada yang mengira jika dia bisa sebrutal ini. Bara bahkan tidak diberikan kesempatan melawan.

"LO APA-APAAN, ANJING?!" Cakra datang dengan Dion di belakangnya. Dua pria itu langsung menarik dan menahan Faegan kuat-kuat. Faegan masih berusaha maju untuk memukul Bara.

"Minggir lo berdua!" Faegan marah, dia menyentak kasar kedua temannya kemudian menghampiri Bara yang terduduk sambil memegang sudut bibirnya yang robek parah.

"Lo kenapa sih?" tanya Bara bingung. "Gue tau lo butuh pelampiasan, tapi gak gini juga!"

"Gak usah pura-pura gak tau, brengsek!" murka Faegan kembali melayangkan pukulan kerasnya. Dion dan Cakra kembali menarik laki-laki itu untuk menjauhkannya dari Bara.

"Tahan emosi lo, Faegan!" bentak Cakra. "Masih banyak orang di sini!"

"Gue bilang lepas!" Faegan menatap kedua temannya tajam kemudian kembali mengarahkan tatapannya pada Bara. "Urusan gue cuma sama cowok itu!"

Bara berdiri sambil sedikit menggerakkan rahangnya yang ngilu, cowok itu lalu menatap Faegan yang masih ditahan oleh Dion dan Cakra. "Lo kenapa? Jelasin dulu kenapa tiba-tiba lo mukulin gue kayak gini?" tanya Bara.

"Tunjukin hape lo, sekarang juga!" berang Faegan.

Bara mengangkat alisnya. "Ini?" ia langsung memberikan benda yang ada di kantongnya. "Untuk apa?"

Faegan melepaskan diri dengan kasar lalu merebut benda ditangan Bara. Saat membuka isinya, Faegan tau bukan benda ini yang dia maksud, karena ponsel ini milik Bara. Secara paksa, Faegan menggeledah kantong jaket Bara sampai akhirnya menemukan satu lagi ponsel di sana.

"Ini yang gue cari," Faegan mengangkat ponsel itu lalu segera mengecek isinya. Beberapa saat kemudian Faegan terdiam karena ternyata ponsel itu milik Dion.

"Lo kenapa sih, Faegan? Coba jelasin," ucap Dion. "Kenapa tiba-tiba ngamuk kayak gini?"

Faegan menatap Dion. "Kenapa hape lo ada di Bara?"

Dion melihat benda ditangan Faegan, lalu menjawab. "Gue minta Bara balesin chat mantan-mantan gue yang berisik ngajak balikan. Gue gak bisa ketus karena gak tega, jadi gue minta bantuan Bara biar mereka gak ganggu gue lagi."

Faegan kembali menatap Bara, cowok itu lalu menghela nafas. "Sorry, gue salah," sesalnya.

Bara mengangguk lalu merangkul Faegan seraya menepuk-nepuk bahunya. "Bilang aja kalau butuh samsak lagi. Gue siap kapan aja," ucapnya sambil tersenyum. "Asal itu bisa sedikit hilangin rasa sedih lo."

JANGAN CUEK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang