Selamat lebaran semuanya! Maafkan aku kalau ada salah pada kalian ya, jangan bosen ada di lapak JanCuk ini okeii! Love you!❤️Aku update cepet karena komen di bab sebelumnya PETCHAHH. Siapa yang gak sabar baca?☝🏻
******
"If you're tired of being adult, be my baby then." -Dion
*****
"Mmph, Bara," Jihan mendorong pelan dada Bara agar menjauh darinya. Cewek itu menatap lurus kedua mata Bara. "Kenapa tiba-tiba lo cium gue?"
"Kenapa gak marah?" Bara malah bertanya balik. Perlahan, ekspresi Bara mulai mengeras. "Ini yang buat lo kesusahan selama ini, Jihan. Harusnya sekarang lo marah, tampar gue, hajar gue! Kalau lo terlalu sering diem kayak gini, semua orang makin seneng buat injak-injak lo!"
"Karena yang lakuin lo," jawab Jihan membuat Bara terdiam. "Kalau di depan gue preman jelek bau kaos kaki juga gue bakal marah! Tendang burungnya! Injek kepalanya!"
Jihan berdecak kemudian. "Mana mungkin gue marah sama lo yang selalu ada buat gue. Seenggaknya gue masih tau diri meskipun selalu nyusahin lo. Toh cuma ciuman, kan?"
Bara semakin di buat terdiam. Cowok itu kemudian menghela nafas. "Maaf, gue ngagetin lo. Gue gak bermaksud cium lo secara paksa."
Jihan mengangguk. "Lo juga pasti buat salah. Semua orang pasti buat kesalahan. Gak apa-apa kok."
Bara tersenyum tipis. "Gue cuma kesel sama lo, Han. Lo tolol banget, jadi perempuan ngeselin yang milih penderitaan. Lo bener-bener bego!"
Jihan mencubit pinggang Bara sampai membuat cowok itu meringis. "Gue tau nama lo Bara, tapi tolong jangan jadi bara api beneran!" kesal Jihan. "Mulut lo tajem banget!"
Mereka berdua lalu terkekeh. Perasaan Bara menjadi semakin sulit di jelaskan saat melihat respon Jihan atas tindakan implusifnya barusan.
Bara meluruskan tatapan, melihat siluet seorang pria yang sejak tadi memperhatikan mereka. Sosok itu juga yang membuat Bara mencium Jihan dengan harapan sosok itu sadar jika dia telah kehilangan Jihan.
Jihan sudah bukan lagi miliknya. Jihan yang dulu mengejarnya seperti orang gila juga sudah tidak ada. Bara harap sosok itu akan menyesal setengah mati karena telah memainkan perasaan Jihan selama ini.
"Ayo pulang, Kakek lo pasti nunggu," ajak Bara lalu meraih bahu rendah Jihan, merangkul cewek itu.
"Bar, bentar," ucap Jihan tiba-tiba.
Tatapan mata Jihan beserta cengirannya membuat Bara tersenyum sabar. "Ada yang ketinggalan lagi kan?" pertanyaan Bara mendapat anggukan. "Baru aja tadi lo ngambil tas ketinggalan. Sekarang apalagi?"
Selain keras kepala, sifat yang Bara benci dari gadis itu adalah pelupa!
"Gantungan kunci," jawab Jihan, benda itu biasa menempel dengan casing hapenya, namun kini tidak ada. "Gantungan kunci kayu yang bentuk burungnya kayak alien. Pokoknya gantungan paling jelek, sekali liat juga lo pasti tau."
Kedua mata Bara menyipit. Menjelaskan dengan detail seperti itu artinya Jihan meminta dirinya yang mengambil benda tersebut.
Bara melihat ke arah sosok tadi dan menemukan tempat itu kosong, sepertinya dia telah kembali ke kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN CUEK!
Teen Fiction(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA) "Bisa gak sih kamu jangan cuek sama aku?!" "Ribet, mau putus?" Mengejar cinta pacarnya sendiri? Ini yang di alami Jihan Diana. Faegan Dirgantara bukanlah tipikal manusia dingin dan juga hemat bicara seperti di no...