Sapa kangen ditinggal 3 hari?☝🏻Absen dong baca bab ini jam berapa!
*****
"Jihan ... aku cuma mau bilang kalau Faegan belum bisa relain masalalunya. Mungkin karena itu dia belum bisa buka hati buat kamu. Maafin aku Jihan."
-Alexa
******
"Lo jangan marah-marah mulu, Gan. Gak enak diliatin orang," ucap Dion karena Faegan terus-terusan melihat Alexa dengan tajam. Masih ada Guru dan beberapa murid disini, mereka semua melihat ke arah Faegan dan Alexa.
Faegan menghela nafas. "Gue balik," ucapnya lalu pergi begitu saja.
"Woi! Mau kemana?!" teriak Dion. "Hari ini jadwalnya ngumpul di rumah Cakra! Lo gak ikut?!"
Faegan tidak menjawab. Laki-laki itu sudah pergi dengan motor ninja hitamnya, melesat cepat meninggalkan mereka.
"Buset tuh bocah," gumam Dion. "Kalau marah kadang lebih ngeri dari si Cicak."
"Iya, Yah?" Cakra menjauh dari mereka dan menempelkan ponsel itu ke telinganya. "Hm, ini mau pulang. Bilang Bunda jangan nangis, aku pulang sekarang."
"Ayah Pangeran nyuruh lo balik?" tanya Dion ketika Cakra selesai dengan telponnya.
"Iya, Bunda nangis karena Ziro ngamuk tapi Papa gak bisa nenangin," jawab Cakra. "Gue harus pulang sekarang. Bunda juga nanyain kalian."
"Kalian mau main di rumah Cakra ya? Aku masih boleh ikut, kan? Aku juga kangen ngasih makan Ziro. Dia sekarang pasti udah besar kan? Soalnya dulu masih kecil kaya anak kucing," ucap Alexa dengan nada girang.
"Lo bawa mobil?" tanya Cakra.
Alexa mengangguk. "Aku ketemuan sama Faegan disini, jadi pasti bawa mobil karena Faegan gak jemput aku."
"Lo nyetir ke rumah gue," putus Cakra lalu menyeret Dion bersamanya. "Mobil lo yang warna pink itu kan?" katanya menunjuk mobil di depan sana.
"BARA! BAWA JIHAN YA! GUE DULUAN!" teriak Dion karena seretan Cakra begitu kuat. Wajar saja tenaganya seperti ini jika setiap hari bermain dengan harimau berbadan besar itu.
"Eh? Gue di ajak?" Jihan menunjuk dirinya sendiri.
Dion mengangguk. "HARI INI MILIK LO, JIHAN! KITA RAYAIN BARENG-BARENG KEMENANGAN LO!"
Cakra menoleh pada Jihan dengan tangan yang menyeret kerah baju Dion. "Jangan lama, gue tunggu."
Setelah itu Cakra dan Dion masuk ke mobil Alexa, meninggalkan Jihan dan Bara.
"Terus ... ini karangan bunga gimana?" tanya Jihan. "Mau di bawa?"
"Terserah lo. Buang juga boleh. Sekarang kan itu punya lo."
Jihan tersenyum lalu berlari mendekati mobil pickup itu. Dia memutari mobil untuk melihat semua bunga itu, bunga asli yang harumnya masih sangat segar. Bara memang tau dirinya, mungkin karena mereka sudah terlalu lama bersama. Hitungannya sudah lebih dari belasan tahun mereka berteman. Hanya Bara yang tau betapa Jihan menyukai mawar, bunga kesukaan Mamanya.
"Suka?" tanya Bara mendekati Jihan.
"Suka!"
Bara tersenyum tipis. "Gue udah lama gak ngasih lo bunga, gue takut malah buat lo sedih. Tapi hari ini lo berhasil bikin gue bangga," Bara menyentuh rambut Jihan, mengusapnya hingga berantakan. "Kirain cewek yang dulunya selalu juara satu di kelas mendadak jadi bego, ternyata enggak. Lo masih se-pintar dulu!"

KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN CUEK!
Teen Fiction(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA) "Bisa gak sih kamu jangan cuek sama aku?!" "Ribet, mau putus?" Mengejar cinta pacarnya sendiri? Ini yang di alami Jihan Diana. Faegan Dirgantara bukanlah tipikal manusia dingin dan juga hemat bicara seperti di no...