48 - Home

53.5K 5.6K 6.3K
                                    

Nungguin ya?😭🤝🏻

Baiklah sekarang aku akan update rutin kembali karena naskahku sudah kelarrr. Enaknyaa update tiap hari apaa??

******

"FAEGAN, STOP!"

Teriakan beberapa laki-laki terdengar, pintu didorong kasar bersamaan dengan munculnya Dion dan Cakra. Dua pria itu menarik Faegan yang kini beralih menghajar wajah Mirza habis-habisan menggunakan lampu tidur ditangannya. Siapa yang mengira, jika amarah Faegan akan semengerikan ini.

"Gue gak akan berhenti sebelum bangsat ini mati!" ucap Faegan lalu mendorong kedua sahabatnya, kali ini dia menarik kerah Mirza kasar dan menonjoknya tanpa ampun.

Mirza kewalahan, dia bahkan tidak sanggup melawan. Cakra yang biasanya mudah mengatasi teman-temannya juga kewalahan. Faegan kali ini sangat marah, kebrutalannya tidak bisa dihentikan.

"Kamu awas sayang," Lili datang bersama Bara lalu menyingkirkan Cakra yang hampir terkena tinju Faegan karena terus berusaha menarik cowok itu. "Biar aku yang bantu Faegan," ucap Lili salah paham.

Lili marah, dia melepaskan heels di kakinya lalu ikut memukul Mirza tanpa ampun. Saat Mirza kehilangan kesadaran, Lili baru berhenti. Begitupun Faegan.

"Jihan, lo nggak apa-apa?" Bara yang datang bersama mereka kini menghampiri Jihan yang diam dengan pandangan kosong.

"Berani sentuh dia, lo juga mati di tangan gue," ucap Faegan tanpa menoleh. Faegan berbalik dan menghampiri Bara lalu mendorongnya kasar. "Balikin cewek gue!" ucapnya penuh penekanan.

Faegan segera mengangkat gadis dalam balutan selimut itu ke gendongannya. Faegan berjalan cepat tanpa memperdulikan teman-temannya yang lain. Sementara Jihan, gadis itu tidak menangis, tidak juga menampilkan ekspresi berarti. Hal yang membuat Faegan merasa semakin marah.

"Lo semua anjing tau gak?!" sentak Lili menahan air mata mati-matian. "Bisa-bisanya kalian ninggalin Jihan buat cewek kayak Vani! Liat apa dia lakuin ke Jihan!" pekik Lili marah.

"Terutama lo!" Lili menunjuk Bara yang terdiam dengan fikiran berkecamuk. "Lo yang paling anjing! Mulai sekarang jangan pernah deket-deket sahabat gue lagi! Paham?!" teriak Lili lalu mulai menangis sesenggukan. Air matanya sudah tidak bisa ditahan.

Lili bahkan rela memohon pada Cakra dan Dion hari ini demi menemukan Jihan, Lili yang punya harga diri setinggi langit mempertaruhkan semuanya hanya untuk Jihan seorang. Jihan jauh lebih berarti untuk Lili daripada yang orang-orang tahu.

Untung saja Feyla memberitahu Dion soal Faegan yang memintanya melacak Jihan. Mereka mendapatkan lokasi ini dari Feyla. Jika tidak, mereka tidak akan menemukan Jihan. Dan tentu saja mereka akan dapat masalah karena Faegan bisa benar-benar membunuh Mirza.

"Li, gue minta maaf," ucap Dion. "Gue nggak tau kalau tindakan Vani bakal separah ini."

Lili tidak bisa menghentikan tangisannya. Hal itu membuat perlahan Cakra bergerak mendekat lalu menarik Lili ke-pelukannya. "Jihan gak akan kenapa-napa," bisik Cakra seraya mengusap punggung Lili. "Tenang, ya? Kita semua gak akan ninggalin lo dan Jihan lagi."

*****

Faegan memakai mobil Cakra untuk membawa Jihan dan meninggalkan motornya di sana. Cakra dan yang lainnya akan mengurus Mirza dan Kakaknya. Pangeran, Ayah Cakra adalah seorang Pengacara. Maka, urusan kali ini akan diselesaikan oleh Cakra. Termasuk tentang Mirza yang sepertinya kehilangan dua kakinya kali ini. Pria itu tidak akan pernah bisa berjalan lagi.

JANGAN CUEK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang