19 - Karena Vani

74.7K 6K 1.8K
                                    

Apa kalian gak bosen ketemu aku tiap hari begini?😭

Btw tandain typo ya, aku gak revisi. Pengen hibernasi. Nulis langsung up biar kalian baca pas sahur.

****

"Kalau di tanya, kenapa gak langsung seret Vani dan Mamanya untuk pergi dari rumah. Maka gue akan jawab gini 'gue gak mau di benci Papa'. Gue mungkin langsung dapetin Papa balik dengan cara itu, tapi bukan berarti kasih sayang Papa juga kembali."

-Jihan

*****

Dari semua pelajaran di sekolah yang ada, Jihan hanya lemah dalam satu bagian, bukan dalam seluruh pelajarannya. Yaitu pelajaran olahraga dalam bagian berenang. Tentu saja, trauma berkepanjangan yang menyebabkan Jihan tidak bisa berada lama di dalam air.

Bayang-bayang ketika melihat tubuh tidak bernyawa Mama-nya mengapung di atas kolam renang, bayang-bayang ketika air dengan keji mengambil sang Mama. Semuanya tidak pernah bisa hilang begitu saja, menghantui dan terus menggerogoti jiwa Jihan tanpa henti.

Tidak ada yang tau selain Bara soal bagaimana cara Mamanya meninggal. Jihan belum pernah bisa membicarakannya pada orang lain. Dia terlalu takut karena kenangan itu juga terlalu sakit.

Tiga tahun lalu, Jihan bukan hanya kehilangan sang Ibu. Gadis itu kehilangan dirinya sendiri, dia kehilangan sangat dalam. Jiwanya seolah mati, apalagi melihat sang Papa masih saja berhubungan dengan penyebab bunuh diri Mamanya. Tidak bisa melakukan apapun membuat Jihan semakin tertekan dengan seluruh keadaan.

Kata siapa Jihan tidak pernah mencoba membujuk Papanya? Kata siapa Jihan tidak pernah benar-benar melawan? Jihan pernah melempar pisau dapur dan hampir menembus leher Tiara di hari kematian Mamanya. Melihat perempuan itu melayat dengan tampang tanpa rasa bersalah tentu saja membuat Jihan mengamuk. Tapi yang Jihan dapat? Sebuah usiran. Dia harus tinggal bersama Mallio selama beberapa bulan sampai Vanno meredakan amarah padanya.

Jihan sudah berusaha sangat keras, tapi Vanno tidak pernah mau meninggalkan Tiara dan Vani. Demi sebuah penghormatan pada Almarhumah Mamanya, Vanno tetap tidak menikahi Tiara meski masih sering berhubungan dengan Tiara dan putrinya. Sampai tahun ini, akhirnya Vanno melangkah maju untuk hubungannya dan Tiara.

Jihan yang dulu masih lugu mengira Papanya cinta mati pada Tiara karena di goda seperti yang biasa di lakukan oleh pelakor pada umumnya. Tetapi kini, Jihan sudah tau pasti alasan utama mengapa Vanno bertekuk lutut pada Tiara. Tiara adalah cinta pertamanya, orang yang Vanno cintai sebelum bersama Mamanya. Paling menyakitkan, ternyata Vani adalah anak kandungnya sendiri.

Dunia Jihan hancur berantakan. Semuanya melebur tak beraturan, bersatu dalam jurang kesedihannya yang mulai tak berujung. Mengetahui Papanya yang berkhianat, Papanya yang bajingan, dan Papanya yang meninggalkan dia dan Mamanya. Jihan tidak tau lagi, untuk apa dia hidup jika dengan segala kesakitan itu?

Disaat itu, Faegan datang seperti memang di takdir kan untuk menarik Jihan dari tempat kesedihannya. Faegan yang terus melangkah tanpa berniat mundur meski Jihan tidak pernah baik padanya, Faegan yang terus tersenyum saat Jihan mengumpat kasar. Faegan yang suka mengelus puncak kepala Jihan hingga perlahan mengembalikan sisi hangat Jihan yang hilang. Katakanlah, Faegan penyelamat Jihan.

Dengan semua kebaikan Faegan yang dulu, Jihan akhirnya bangkit. Dia yang selalu menunduk tidak berani melihat dunia mulai mengangkat kepala. Tidak mau di tindas karena takut sisi sedihnya terbongkar, Jihan memasang topeng keras. Di cap sombong, jutek, dan memiliki attitude buruk jauh lebih baik daripada orang-orang menganggap dirinya menyedihkan.

JANGAN CUEK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang