13 - Jangan Berhenti!

88.1K 6.4K 1K
                                    

"Lupain yang kemaren, gue gak sengaja nyium lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lupain yang kemaren, gue gak sengaja nyium lo."

********

"Gue kenapa?" Faegan bergumam sejak tadi, dia duduk di pojokan dengan ekspresi kosong hingga membuat Cakra dan Dion menatap pria itu bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue kenapa?" Faegan bergumam sejak tadi, dia duduk di pojokan dengan ekspresi kosong hingga membuat Cakra dan Dion menatap pria itu bingung. Apalagi melihat jari Faegan yang terus menyentuh bibirnya sendiri.

"Dateng habis hujan-hujanan terus sekarang bengong kaya orang gila. Lo abis kesamber petir atau gimana sih?" tanya Dion penasaran.

Cakra tiba-tiba berdiri. "Gue pulang. Bunda nelponin," ucapnya.

Dion langsung tersenyum menggoda. "Salam sama Bunda Bidadari ya! Salam juga sama Ayah Pangeran!"

Cakra memutar kedua bola matanya. "Iya. Ntar gue bilang kalau Dion ngajak tarung Ayah karena naksir Bunda."

Dion melotot. Dia langsung merinding membayangkan Pangeran yang sifatnya jauh lebih garang daripada Cakra. "CAK, JANGAN ANEH-ANEH LO!'

Cakra berjalan keluar dari markas. Sembari jalan, dia mengangkat jari tengahnya tanpa repot-repot menoleh pada Dion.

Matilah Dion! Jujur saja dia memang kagum sekali pada Bunda Cakra yang sangat amat cantik. Namun si cantik itu memiliki pawang yang mengerikan. Pangeran adalah tipe Ayah galak yang sekali melotot bisa membuat sang anak gemetaran.

"AGHHH!" Faegan tiba-tiba berteriak frustasi dan mengacak rambutnya sendiri.

"Lo kenapa sih?" tanya Dion lalu mendekati Faegan. "Masalah apa? Alexa?"

Seketika Faegan membeku saat mendengar nama itu.

Dion menghela nafas. "Move-on Gan! Sekarang lo udah punya Jihan! Biarin Alexa, toh dia juga udah bahagia sama yang lain."

"Gue ... gue ngelewatin batas sama Jihan."

"Maksud lo?"

Faegan bungkam, memilih tidak menceritakan lebih detail. Faegan juga tidak tahu kenapa, padahal biasanya dia malah senang jika Jihan dekat dengan Bara karena itu artinya dia bisa lepas dari cewek itu. Tapi kenapa tadi Faegan marah? Kenapa juga dia mencium Jihan seperti tadi?

JANGAN CUEK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang