(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA)
"Bisa gak sih kamu jangan cuek sama aku?!"
"Ribet, mau putus?"
Mengejar cinta pacarnya sendiri? Ini yang di alami Jihan Diana.
Faegan Dirgantara bukanlah tipikal manusia dingin dan juga hemat bicara seperti di no...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Absen dulu baca bab ini sambil ngapain!
*****
"Mulai sekarang ayo bersaing dengan sehat, Bar. Gue gak mau kehilangan siapapun, baik lo bahkan Jihan."-Faegan Dirgantara
*****
"Ma, kita beneran pindah?" suara lirih Feyla terdengar, cewek itu menatap Dissa yang langsung tersenyum tipis padanya. "Ma, temen-temen aku disini bangsat semua. Tapi aku udah nyaman disini. Gimana bisa aku ninggalin mereka?"
"Fey, sementara aja ya? Kasih Mama waktu. Gak apa-apa kan?" pinta Dissa lembut sebelum menarik sang putri ke pelukannya.
"Papa gimana?" Feyla bertanya. "Papa sendirian dong. Kenapa kita harus duluan, kenapa Papa gak pergi bareng kita?"
Kelopak mata Dissa tertutup. "Kamu bilang mau liburan kan? Maaf ya Mama sama Papa belum bisa wujudkan dari dulu. Padahal kami udah janji bawa kamu ke Bali," Dissa tertawa pelan, menutupi rasa sakitnya. "Jadi Mama kasih kamu liburan yang lebih panjang. Kamu suka Jepang kan sayang?"
Feyla mengangguk dalam pelukan Mamanya. Malam ini rumahnya begitu sepi, Randu tidak ada di rumah, Faegan juga pergi entah kemana.
"Kayaknya temen-temen Abang kamu datang," ucap Dissa setelah mendengar suara bel rumah. Dissa mengurai pelukan mereka. "Sana temuin, kamu juga dekat sama mereka semua kan?"
"Feyla!" suara Dion terdengar keras saat pintu besar itu terbuka. Cowok itu langsung menerjang Feyla keras, memeluknya dengan brutal. "Fey, gak gini dong caranya! Mending lo maki-maki gue tiap hari aja. Jangan pergi kayak gini! Gue gak akan bikin lo emosi lagi. Gue janji, Fey."
"Apasih, Bang Dion alay banget," geram Feyla mendorong wajah Dion agar menjauh darinya.
"Fey, Mama, sama Abang cuma liburan doang kok. Tapi sekalian pindah sekolah karena Mama kangen tempat lahirnya. Papa juga nanti nyusul."
Ucapan Feyla membuat kening Dion berkerut. "Fey, lo bukan liburan," ucapnya pelan. "Lo gak tau apa yang lagi terjadi?"
"Maksudnya?" Feyla bertanya bingung.
Dion akan membuka mulut, namun Cakra di belakang langsung menendang tulang keringnya keras. Cakra memelototi Dion saat cowok itu menatapnya. Pandangan Cakra seolah mengatakan, 'dasar tidak tahu situasi!'
"Faegan mana?" tanya Cakra.
Feyla kembali murung. "Abang berantem sama Mama Papa waktu mereka baru pulang, Fey gak tau mereka ributin apa tapi Abang dipukul Papa. Sejak itu Abang jarang di rumah kalau malem. Balik-balik badannya udah keringetan parah, entah abis ngapain."
Saat kejadian itu Feyla menelpon Jihan karena panik, masalahnya Abangnya itu anti keributan dan tidak pernah berkelahi. Feyla sangat khawatir, apalagi ini kali pertamanya melihat Randu main tangan.