SHIBAL ANNYEONG!💙 -hee rak
Siapa yang nungguin notif cerita ini, angkat telunjuk biar rame!☝🏻
••••••••
"Kenapa ciuman sama Bara? Gue bahkan gak pernah cium cewek lain selain lo, Jihan." -Faegan
-
-
-
-"Sialan banget lo jadi temen!" Cakra berucap kesal sambil membopong tubuh Faegan yang setengah sadar. Aroma alkohol tercium kuat dari tubuhnya, membuat Cakra menahan diri untuk tidak muntah. Dia benci alkohol.
"Abang!" Feyla menyambut kedatangan Cakra dan Faegan. Dia tercengang melihat Faegan yang setengah sadar. "Bang Cak, ini beneran Abangnya Fey yang bajingan itu?"
"Hm," Cakra mengangguk. "Kalau gue gak dateng ini anak masih minum lagi. Sakit jiwa kayaknya dia."
"Yaudah bawa ke kamarnya," ucap Feyla lalu Cakra segera menyeret cowok bertubuh besar itu dengan kasar.
Faegan mengerang kecil dan memegang kepalanya. "Ah, pusing sial," gumamnya.
"Diem lo, jangan bikin gue tambah emosi denger suara lo!" ucap Cakra sengak.
Samar-samar Faegan melihat seorang perempuan. Mata cowok itu menyipit sebelah dan menatap lurus, dengan pandangan buram dia bisa melihat Jihan dan Dion di depan sana. Faegan tersenyum miring, bahkan disini pun masih saja Jihan yang dia lihat.
"Usir dia, gih," kata Faegan menunjuk Jihan dengan dagunya. "Gue bosen liat dia terus, cewek bangsat."
"Si anjing," umpat Dion. "Udah kobam parah dia."
"Lo," Faegan menunjuk Feyla. "Pastiin cewek itu pergi dari hadapan gue. Ngerti?" titahnya kasar.
Feyla mengerucutkan bibirnya, baru kali ini dia mendengar Faegan berucap seperti itu padanya. Meski kesal dan jengah, Faegan biasanya tetap berbicara dengan cara halus pada Feyla.
"Ikut gue, anjing!" Cakra kembali menyeret Faegan paksa untuk menaiki anak tangga. Cowok ini sudah teler, ucapannya melantur, harus segera di kandangi.
"Fey, Kak Jihan pulang ya? Burungnya udah aman," ucap Jihan mendekati Feyla.
"Fey masih kangen," ucap Feyla lemas. "Tapi gak apa-apa deh. Kapan-kapan main lagi ya kalau Mama udah pulang. Janji?!"
Jihan malah menautkan alisnya. "Mama kamu kemana?"
"Mama ngikutin Papa toyib kerja. Papa kan emang suka keluar kota, Mama biasanya ikut kalau marah sama aku atau Abang. Sekarang dia lagi marah sama Abang."
Feyla menghela nafas. "Mama sama Papa marah banget, mereka bahkan gak angkat telpon. Dulu paling lama pergi tiga hari, ini lebih dari seminggu mereka gak balik," ucapan Feyla terdengar sedih. "Padahal aku juga kangen, dirumah sendirian, aku butuh mereka."
"Mana Abang sekarang jadi kayak gitu, aku pusing ngurusnya. Abang gak pernah separah ini, jangankan ke club, dia dulu mana pernah mau bolos sekolah," Feyla menghela nafas. "Aku sayang sama Faegan bego itu, tapi aku juga kesusahan kalau harus gantiin Mama sama Papa terus-menerus."
Melihat ekspresi lelah Feyla, Jihan merasa tidak tega. "Aku bakal coba hubungin Mama kamu, jangan sedih lagi, ya?"
******
Faegan pelan-pelan membuka kelopak matanya yang begitu berat. Cowok itu duduk lalu menyugar rambut berantakannya ke atas. Sudut bibirnya terangkat, dia menyeringai tipis menyadari betapa kacaunya dia sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN CUEK!
Fiksi Remaja(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA) "Bisa gak sih kamu jangan cuek sama aku?!" "Ribet, mau putus?" Mengejar cinta pacarnya sendiri? Ini yang di alami Jihan Diana. Faegan Dirgantara bukanlah tipikal manusia dingin dan juga hemat bicara seperti di no...