35 - Hilangnya Kewarasan Rina

64.1K 5.3K 4.3K
                                    


MAAF YA BARU BISA UP, SINYALKU JLEQQ GABISA BUKA WATTPAD ;(

Maaf lagi, bab ini bakal bikin lebih emosi hehe :)

*****

"Lo itu gak cocok jadi orang baik! Tampang lo antagonis! Jadi stop bersikap malaikat, gue muak!" -Rina Jovanka

****

"Kamu yakin mengirim Faegan ke Amerika?" Jenny menatap Randu, dia dan pria itu kini berjalan menuju luar sekolah. Bahkan sejak pagi tadi Randu sudah menyempatkan diri datang ke sekolah untuk menemuinya.

Mereka berdua menyusuri lorong yang sepi karena pembelajaran tengah berlangsung. Sayangnya mereka tidak menyadari kehadiran Jihan tepat beberapa meter di belakangnya.

"Itu memang impiannya sejak kecil. Setidaknya saya bisa melakukan itu untuk menebus rasa bersalah saya."

Randu tersenyum tipis. "Saya bisa memberikan semua harta yang saya kumpulkan untuk anak-anak saya. Tidak masalah sama sekali."

"Lalu ... mantan istri kamu?"

"Dia pasti setuju karena ini demi masa depan Faegan. Walaupun untuk pertunangan itu saya tidak yakin dia setuju. Dissa sangat mendukung hubungan Faegan dan Jihan. Dia sudah menganggap Jihan seperti putrinya sendiri."

"Faegan sudah dewasa, dia bisa memutuskan sendiri ingin bertunangan atau tidak," balas Jenny.

"Faegan sudah setuju. Dia bilang akan bertunangan dengan gadis itu dan tinggal bersamanya di sana," Randu menghela nafas sembari sedikit melonggarkan dasinya. "Semoga mereka bisa saling mencintai. Saya berharap yang terbaik. Saya ingin kebahagiaan untuk Faegan."

Tiba-tiba Randu dan Jenny mendengar suara, mereka menoleh namun tidak menemukan siapapun. Tadi terdengar suara tapak sepatu yang sangat jelas, mungkin mereka salah dengar.

"Sebentar lagi saya pulang, saya harus mengurus permasalahan murid saya dulu. Orang tua mereka juga sudah datang dan menunggu. Kamu silahkan pergi duluan," ucap Jenny setelah mengantar Randu hingga ke depan mobilnya.

"Jenny," panggil Randu kemudian mengukir senyum tipis. "Saya minta maaf karena melibatkan kamu dalam perceraian ini."

Jenny mengangguk. "Tidak masalah. Saya senang membantu kamu, Randu. Semoga keputusan kamu ini tepat."

"Ya," Randu mengangguk. "Omong-omong, semoga pernikahan kamu berjalan lancar. Maaf saya tidak bisa datang."

"Tidak masalah, lagipula kita tidak sedekat itu. Saya juga tidak berniat mengundang kamu."

Randu tertawa. Teman semasa SMA-nya ini tidak pernah berubah. Selalu blak-blakan dan bermulut pedas. Mereka hanya teman. Selingkuh? Randu sengaja mengaturnya agar Dissa setuju untuk bercerai.

*****

Jihan masih terdiam di mobilnya mengingat percakapan Jenny dan Randu yang dia dengar beberapa jam lalu. Menyedihkan. Apa selama ini belum cukup dia mempermalukan dirinya dengan mengejar Faegan? Sekarang, dia juga harus kembali mengalah seperti pada Vani dulu?

Jihan melajukan mobilnya cepat membelah jalanan, mobil berwarna merah itu melesat ugal-ugalan membuat pengendara lain membunyikan klakson. Namun Jihan tidak perduli, karena dia ingin segera sampai di rumah Kakeknya.

JANGAN CUEK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang