31 - Keputusan

72.2K 6.2K 3.4K
                                    

Siapa yang kangen JanCuk?☝🏻

Heran dikit, pada hujat Faegan tapi nagih update mulu. Ngaku aja, kalian diam-diam naksir Faegan kan?!😭

Gapapa ambil aja, tapi Cakra buatku🥰

***

"Jaga selagi ada, pahami selagi bisa. Jangan sampai menyesal saat sudah berpisah." -Randu

-
-
-


"Mama dan Papa memutuskan untuk bercerai," ucap Randu menatap Faegan lurus. "Maafkan Papa, Bang. Keluarga kita terpaksa harus hancur seperti ini."

"Kenapa?" Faegan bertanya miris. "Kenapa Papa semudah ini mutusin bercerai?'

"Mama dan Papa udah gak cocok. Kami gak bisa bertahan lagi. Ini keputusan final kami berdua, tolong hargai itu," ucap Randu lalu berdiri, melangkah meninggalkan rumah.

Namun sebelum itu dia kembali berbicara. "Setelah menemui Feyla, temui Papa di luar. Kita perlu bicara tentang kuliah kamu nanti."

"Di saat seperti ini Papa mau bicarain kuliah?" Faegan bertanya datar. "Aku bahkan gak lagi punya niat lakuin itu setelah tau gimana kelanjutan keluarga aku nanti."

"Itu sebabnya kita harus bicara. Kamu gak boleh putus pendidikan hanya karena perceraian orang tua kamu, Bang. Papa dan Mama tetap mau yang terbaik untuk masa depan kamu."

Randu kembali menarik nafas dalam. "Kamu mau Kuliah di Amerika? Papa dan Mama setuju kirim kamu ke sana, jangan memikirkan apapun lagi karena kami akan mengurus semuanya," Randu tersenyum tipis. "Anggap ini permintaan maaf dari kami berdua."

"Terus Feyla gimana?" satu alis Faegan terangkat, cowok itu mengepalkan kedua tangannya. "Papa juga mau kirim Feyla ke luar negeri kayak aku? Kalian sedang mikirin masa depan aku dan Feyla atau berusaha untuk buang kita berdua jauh-jauh dari hidup kalian?!" suara Faegan mulai meninggi.

"Papa minta maaf sekali lagi. Kalian masih kecil untuk mengerti semua ini, tapi Papa yakin lama kelamaan kalian akan paham kenapa kami memutuskan untuk berpisah,"

Randu mendekati Faegan lalu menepuk-nepuk bahunya. "Kamu calon kepala keluarga juga seperti Papa, tolong jangan ikut gagal seperti Papa," tatapan Randu beralih pada Jihan sejenak lalu kembali menatap putranya. "Jaga selagi ada, pahami selagi bisa. Jangan sampai menyesal saat sudah berpisah."

Setelah itu Randu benar-benar melangkah keluar rumah, meninggalkan Faegan dan Jihan yang sama-sama berdiri terdiam. Jihan dengan rasa terkejut dan tidak percaya, sementara Faegan yang tenggelam dalam fikirannya sendiri.

"Lo liat itu, Jihan," ucap Faegan tiba-tiba. "Bukan cuma hubungan lo dan gue yang putus sekarang. Bukan lo aja yang ninggalin gue, tapi keluarga gue juga. Lo mau ketawa? Anggap aja ini balasan dari semua yang udah gue lakuin ke lo dulu."

"Gue---"

"Gue gak mau dengar apapun," potong Faegan. "Mungkin lo memang di anggap keluarga di rumah ini. Tapi seperti yang lo liat, gak ada lagi keluarga disini. Jadi gue harap lo pergi sekarang, gue harus selesain masalah ini tanpa campur tangan orang lain," usirnya.

"Tapi Feyla--"

"Gue bisa urus adek gue sendiri!" bentak Faegan keras. "Keluar dari rumah gue sekarang! Berhenti bersikap seolah-olah lo Kakak aslinya Feyla! Lo cuma orang asing disini, Jihan!"

JANGAN CUEK! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang