Akhirnya bisa update. Siapa yang kangen?☝🏻
****
"Jihan gue minta maaf, gue bener-bener minta maaf."
-Vania Alara****
"Gak usah di tolongin, biarin aja. Dia sendiri yang bilang pengen mati kan?" ucap Vani pada Rina. "Lo juga muak sama dia. Bagus buat lo kalau dia menghilang."
"Jihan," gumam Rina. Gadis itu mengigit bibirnya kuat, menatap lurus pada air kolam yang terlihat sangat dalam.
Jihan menutup matanya rapat, air mulai memenuhi kerongkongannya. Sulit bernafas dan sesak. Dingin menyelimutinya, kakinya seakan di tarik semakin bawah hampir mencapai dasar kolam. Samar-samar Jihan mulai mendengar kebisingan, yang jelas itu bukan suara Vani dan Rina karena suaranya begitu ramai. Seperti ada sekumpulan orang di atas sana.
"BRENGSEK LO SEMUA! MINGGIR!" seseorang membelah kerumunan.
Suara bariton itu terdengar mengerikan, mengisi seluruh tempat begitu keras. Selanjutnya terdengar suara percikan air, menandakan seseorang masuk ke dalam sana.
Jihan merasakan sentuhan beserta tarikan di tangannya, dia mengangkat kepala lalu menemukan samar-samar siluet seorang laki-laki sebelum semuanya benar-benar menjadi gelap. Air telah mengambil kesadarannya.
****
"Maaf, gue berniat nolongin Jihan tapi gue gak bisa berenang," Rina menunduk di bawah tatapan mengerikan empat laki-laki di depannya. "Tapi gue gak ngelakuin apapun! Gue juga gak nyebapin Jihan jatuh ke sana!"
"Kalau aja Alexa gak buru-buru laporin, mungkin Jihan gak akan selamat!" Bara menarik kerah seragam Rina, menatapnya sangat tajam. "Andai aja itu terjadi gue pasti gak akan pernah maafin lo, Rin. Gak perduli siapa lo, lo tetap pembunuh karena gak ngelakuin apapun!"
Alexa yang namanya di sebut pun menoleh, cewek itu perlahan mengambil langkah mundur lalu pergi dari sana, meninggalkan semua orang yang sama-sama menunggu Jihan siuman. Alexa terlalu banyak membuat kekacauan, dia mulai merasa tidak lagi pantas ada di sekitar mereka semua. Alexa merasa buruk.
Di arah sebaliknya, Lili berlari begitu panik. Gurat khawatir tergambar jelas di wajahnya. Saat melewati Alexa, Lili memelankan langkahnya. Dia menatap Alexa dengan kening berkerut.
"Kayak pernah liat," gumamnya.
Alexa yang sadar akan tatapan Lili pun menoleh, cewek itu seketika melebarkan mata. Mendadak ketakutan. Suara Lili saat Alexa tidak sengaja membuat ponselnya jatuh kembali terputar di kepala Alexa.
"Ah sialan! Siapa sih cewek tadi?! Awas aja kalau ketemu, gue cabik-cabik sampe mampus!"
"Nanti gue ganti!" Alexa berteriak pada Lili sambil melambaikan tangan lalu berlari pergi secara grasak-grusuk.
"Aih, cewek edan," gumam Lili.
"Loh, Alexa mana?" tanya Dion, tadi Alexa berdiri tepat di sebelahnya. "Kok hilang?"
"Alexa? Cewek?" balas Lili yang baru sampai di dekat Dion. Cewek itu baru saja sampai di rumah namun begitu mendapat kabar Jihan masuk rumah sakit, dia langsung buru-buru datang. Bahkan kini Lili masih memakai seragam sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN CUEK!
Teen Fiction(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA) "Bisa gak sih kamu jangan cuek sama aku?!" "Ribet, mau putus?" Mengejar cinta pacarnya sendiri? Ini yang di alami Jihan Diana. Faegan Dirgantara bukanlah tipikal manusia dingin dan juga hemat bicara seperti di no...