44. Mencintai tanpa Beban

1.2K 110 302
                                    

Happy reading yaaaa Ders..

Lavignisa
07.48 wib

______________________________
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau...masih kekasihku, Ana",

-April

............................................

"I love you, Lia, I want you...", bisik Fuji dengan lirih dan menciumi lagi kening April kemudian semakin menurunkan kecupannya ke bawah.

Sementara di pulau kapuk April sedang merasa bercumbu dengan Ana. Perlahan-lahan ia merasakan nafas Ana begitu hangat di atas wajahnya. Dengan senang hati April merangkul tubuh Ana yang sedang menindihnya dari atas. April tersenyum dalam lelapnya.

Fuji tidak menyangka dengan respon yang April berikan. Iya meleburkan diri bersama April dalam pelukan yang hangat. Ia merasakan benar-benar sensasi yang sangat berbeda. Seperti menjalar perlahan-lahan dan mencengkram bagian tersensitif miliknya. Sesuatu yang sulit dijelaskan tapi sangat dahsyat saat dirasakan.

Namun Fuji segera tersadar dari posisinya. Ia agak menjauhkan wajahnya dari wajah April. Namun masih tetap memandang wajah April dengan sendu. Ia pandangi terus.

"Lia, aku ingin mencintaimu seperti air, yang mengalir perlahan tanpa beban. Aku ingin mencintaimu seperti angin. Tak terlihat tapi membelai lembut hatimu dengan kesejukan. Dan aku ingin mencintaimu seperti udara. Tak nampak tapi selalu menyertaimu dan kau butuhkan", Fuji bukan seorang yang romantis namun saat melihat cinta ada padanya untuk sahabatnya itu, kata-kata manis dari hatinya mengalir begitu saja dengan indah.

"Lia...aku menemukanmu tergeletak di otakku terkulai lemas hampir kehabisan nafas. Akan ku basuh setiap luka di tubuhmu, kamu tak menjerit atau menangis kesakitan, mungkin suara dan air matamu telah habis, kini kamu keluar dari otakku dan menjadi sebuah kata 'HASRAT'. Lia...I really really love you", bisik Fuji begitu tulus menyayangi April, sehingga sangat bisa dimaklumi dia tidak akan mendapatkan rasa lebih dari April sebagai seorang sahabat.

Tiba-tiba kedua lengan April memeluk Fuji.
Saat memeluk dengan erat sontak April membuka kedua matanya.

"Haaaaaahhh??!!!"

"Aaaaaaaaa......"

Bruuuuukkkkkk!!!

April terkejut ketika tersadar dari tidur lelap dalam mimpi indahnya. Fuji mendidihnya dengan posisi Dia sedang memeluk, karena terkejut April refleks menggulirkan pelukan ke arah kanan kasur hingga keduanya terjatuh kebawah lantai.

"Fuji, Lo ngapain disini?", saat terjatuh April segera melepaskan pelukannya dan segera naik ke atas kasur. Sementara Fuji masih dibawah lantai.

"Gue? Ini apartemen gue, Li", jawab Fuji mencoba bersikap tenang padahal didalam sana ia sedang mencoba menormalkan detak jantungnya yang berdegup kencang saat April menyambut sentuhannya.

"Oh, i....iyaa, maksud gue, Lo ngapain ada di..di...", April garuk-garuk kepala tidak meneruskan kalimatnya.

"Apakah seorang sahabat tidak boleh menemani tidur sahabatnya?", tanya Fuji balik.

"Te...tentu saja boleh", jawab April masih terbata. Karena yang hadir menemaninya di pulau kapuk adalah Ana tapi kenyataan berkata lain.

"Sepertinya Lo nyenyak banget, Li. Dan apakah tadi sedang bermimpi? Sehingga saat meluk gue Lo enggak sadar?", Fuji mencoba membuat alibi seolah Aprillah yang memulai skin touch.

Hasrat | gxgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang