9. Kapan Nikah?

1.8K 147 16
                                    

Lavignisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lavignisa
.
.
.
.
.
.

......................

April menarik tangan Fuji.

"Sudah, tidak apa-apa. Ga usah gengsi gitu dong. Hayuk naik madep depan saja"

Fuji tersenyum kecut. Malu-maluin.

"Yaudah, yuk!",

"Thanks, ya Li", Fuji agak salting. Namun segera naik ke atas jok motor saat April sudah bersiap.

"Sama-sama, Fu. Pegangan ya, takut jatuh"

"Kenapa emang kalo sampe jatuh?"

"Bisa digebukin gue sama Vendra. Hehehe"

"Vendra nya diluar pulau! Jauh!"

"Dia emang di luar pulau dan jauh. Tapi dia deket dihati Lo"

"Bisa juga Lo, Li"

"Dah, pegangan ya", April melajukan motornya namun kebiasaan iseng nya pada Fuji tiba-tiba muncul.

Grreeeeeengngng!!!

Ia tarik gas secara tiba-tiba hingga Fuji kaget!

"Awwwwwww! Sakit Fu!"

Satu cubitan mendarat tepat di pinggang April. Tangan kirinya mengusap-usap pinggang bekas cubitan Fuji

"Siapa suruh jail! Dari dulu Lo masih gak berubah ya, Li! Heran."

"Rasa cubitan Lo juga gak berubah dari dulu. Ngilunya ya ampun...amat dalam. Addduuhhhh...ini ngilu banget, Fu. Sumpah!"

"Dah! Nyetir nya yang bener! Awas kalo ngegas lagi!"

"Iya nyonya Vendra!"
.
.
.
.

***

Malam ini April dan Fuji pergi ke pasar malam. Fuji sangat antusias, seperti anak kecil yang menemukan banyak mainan. Mereka berdua mencoba beberapa wahana permainan seperti komedi putar, biang lala, ombak banyu, lempar gelang hingga mereka tiba di sebuah wahana bernama rumah hantu.

Wahana ini sejak sekolah merupakan wahana yang paling disukai oleh Fuji. Meskipun dia penakut tapi Fuji selalu merasa penasaran dan tak pernah kapok. Karena Fuji bisa merasakan rasa takut dan tertawa pada waktu yang sama.

Fuji menjadi takut sebelum masuk dan memegang lengan April karena mendengar suara-suara setan yang dimainkan di luar tempat rumah hantu dan ekspresi wajah orang-orang yang muncul setelah keluar dari tempat itu.

Karena sudah terlanjur sampai, akhirnya mereka tetap memutuskan untuk masuk juga. Untuk menghilangkan rasa takut, April mengatur strategi yaitu menjadikan wahana itu suatu alat permainan tentu saja dengan kekonyolan yang April miliki.

Hasrat | gxgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang