40. Antara Fuji dan Ana

1.1K 131 86
                                    

Hay yaaaa...
happy reading yaaaa ders ;)

@Lavignisa_cadas

22.11

Sorry for typo ;)
________________________
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

......................................

"Gue gak mau pulang ke apartemen!", ucap Fuji duduk di dalam mobil bersama dengan April. Pandangannya lurus kearah jendela mobil enggan melihat wajah April.

 Pandangannya lurus kearah jendela mobil enggan melihat wajah April

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anterin gue kerumah Mama!", lanjut Fuji.

Dikepala April langsung terbayang satu nama yang sudah begitu lama ia rindukan,

~Tante Hana

"Baik"

April melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. April dan Fuji sibuk dengan pikiran masing-masing. Fuji masih bertahan dengan posisinya menghadap jendela mobil. Sementara April juga terdiam, seolah malam ini adalah mimpi baginya.

Malam ini memang adalah impian April sejak dulu. Bahwa perasaannya akan terbalas. Tapi lagi-lagi waktu tidak berpihak kepadanya.

Dia sudah terlanjur menyayangi Ana. Seorang gadis lincah yang periang yang mampu membuat hari-harinya penuh warna. Namun disisi lain, jauh dalam hati yang paling terdalam, dia merasa cukup terganggu dengan pengakuan Fuji.

(Readers POV ; Preeeeetlah si April, wkwkkwk)
.
.
.
.

****

Setelah menempuh hampir 20 menit perjalanan, April tiba di sebuah jalan yang penuh dengan kenangan. April menoleh ke arah kiri saat melewati toko sederhana milik Bu Slamet. Sebuah toko tempat April dan Fuji jajan saat masa-masa SMA. Fuji juga tampak menoleh pada toko itu.

Ada kenangan terindah di sana. Tiap kali pulang sekolah Fuji dan April langsung bermain di sekitar toko itu. Sebuah toko yang samping nya ada lahan kosong. Di sana mereka berdua paling sering bermain bulutangkis dan jajan di toko Bu Slamet.

Kerjaan mereka berdua adalah berselfie ria. Mereka selalu sibuk selfie. Sampai mau bayar jajanpun sambil selfie. Sampai wajah Bu Slamet selalu ikut serta dalam kegiatan Selfie mereka.

"Kita sudah sampai", ucap April tanpa menoleh pada Fuji.

Fuji enggan menjawab. Dia terlihat sibuk merapikan bajunya dan keadaannya. Malam ini Fuji terlihat kacau. Ia tidak ingin segera turun, enggan menerima banyak pertanyaan dari Mamanya. April memilih turun lebih dulu karena melihat sesosok perempuan paruh baya yang sangat ia rindukan.

~~

"Tante Hana...."

"Siapa?", seseorang yang dipanggil menoleh.

Hasrat | gxgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang