50. Cinta, bersabarlah!

1K 79 214
                                    

Rasa ini bukan aksara!Tak perlu titik, koma ataupun tanda baca lainnya untuk mempertegas arti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa ini bukan aksara!
Tak perlu titik, koma ataupun tanda baca lainnya untuk mempertegas arti.

Sebab rasa ini serupa dengungan yang menggema dalam lubuk hati.

Sekalipun tanpa ada jaminan,
Karna semesta menulis takdir dari tempat yang tersembunyi.

.
.

Lavignisa_cadas
050523_19.47 wib

_________________________________
.
.
.
.
.
.

....................................

Saat berbalik...

Tiba-tiba Maria sudah berdiri tidak jauh dari April.

"Hay...mbak Maria? Anda disini?", April mencoba menutupi rasa syoknya melihat kedatangan Maria.

Maria terdiam. Masih intens memandang wajah April.

"Mari mbak, mampir kerumah", April masih mencoba menetralkan ekspresi wajahnya.

___

Saat duduk di taman depan rumah April.

"Mbak mau minum apa? Saya ambilkan ya...."

"Apa ini mbak April?", tanya Maria seolah terasa terbakar di dalam dadanya.

Maria tidak lagi basa-basi. Dia masih menatap April dengan penuh amarah.

April kini sadar, jika tidak seharusnya dia berbasa-basi seperti tadi.

"Saya mencintai Ana, mbak", jawab April begitu mantab.

"SAYA JUGA MENCINTAI ANA, mbak!! TAPI SAYA TIDAK PERNAH MENCIUMINYA DI BAGIAN BIBIR!!", teriak Maria dengan geram.

April terdiam.

Dia tahu dia salah. Meskipun Ana yang mendaratkan ciumannya terlebih dahulu, tetap April yang salah. Meskipun Ana terlebih dahulu yang mengetuk pintu hatinya, tetap April merasa yang bersalah.

April sudah memikirkan jauh sebelum membuka hatinya untuk Ana jika hari ini pasti terjadi. Maria akan tahu hubungannya dengan Ana.

Kali ini saja...

April akan berjuang untuk dia dan cinta di dalam hatinya. Ana layak diperjuangkan.

Hasrat | gxgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang