55. Malam yang Terbelah

875 89 172
                                    

Kenapa Malam yang Terbelah?

Ini istilah dari author saja, yang menggambarkan satu malam yang terbelah menjadi dua bagian. Bukan dalam artian sebenarnya.

Bagian pertama adalah prasangka April sedangkan bagian kedua adalah isi hati Ana yang terpendam.

Lavignisa
030723_14.37wib

____________________
.
.
.
.
.
.
.
.

........................................

"Harusnya Bunda membuatkan Wulan adik seperti dia", ucap April agak memonyongkan bibirnya.

"Kok Bunda? Harusnya kamu dong, sayang! Harusnya kamu yang menikah dan membuatkan Bunda cucu seperti dia!"

SKAK!!

April tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ini adalah pembahasan yang paling sensitif baginya. Terlebih jika Bundanya yang mengatakan.

"Kenapa diam?", kejar Bundanya.

"Bunda mau berapa lusin?", jawab April mencoba mengalihkan pembicaraan dengan nada bergurau.

"Satu saja cukup. Asal tidak terbuat dari mainan plastik", jawab Bunda tidak kalah bergurau.

April tersenyum..

"Bunda......"

"Nak, menikahlah. Apa yang kau tunggu? Apa kamu menunggu Bunda tiada baru mau menikah?", tanya Bunda April dengan nada serius.

Lekas April mengarahkan jari telunjuk didepan Bundanya, "Bunda, please jangan ngomong seperti itu! Bunda apaan sih? Bunda enggak akan kenapa-kenapa! Bunda akan selalu sehat!"

"Iya bunda diam. Pembahasan seperti ini tidak akan pernah menemukan jawabannya darimu", jawab Bunda April dengan pasrah.

~~
"Kecuali dengan satu cara...", lanjut Bunda April didalam hatinya.
~~

"Bunda, sepertinya Ana sudah selesai. Aku ajak dia jalan-jalan sore dulu ya", pamit April.

"Iya, sayang. Mainnya jangan jauh-jauh. Bunda istirahat dulu ya"

"Siap Bunda!"

.
.
.
.

****

"Sayang..ya ampun, jemurnya sambil joget-joget ya? Astaga!! Padahal sedang tidak full musik", April terheran dengan tingkah Ana yang terlihat sangat happy.

"Untuk bisa menari aku tidak butuh musik, Kak. Cukup aku happy udah bisa buat berlenggak lenggok tak karuan. Hahaha"

"Haduhhh..sayang ini jepitan jemuranya kamu apain sih?"

"Oh ini..jadi ceritanya ini berdua adalah kita kak, yang lagi mojok. Pffffftt!"

 Pffffftt!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hasrat | gxgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang