"Pak, maaf."
Lucas belum selesai berbicara saat Vanel tiba-tiba berdiri. Dia sedikit tersentak saat wanita itu hampir kehilangan keseimbangan. Kemudian, kejadian itu berlangsung cepat. Vanel kehilangan keseimbangannya.
"Ya ampun!" Saria di luar dibuat kaget.
Seketika Lucas bangkit dan mendekati Vanel yang jatuh dengan posisi miring. Dia melihat bibir Vanel yang pucat dan keringat yang membasahi pelipis. Selain itu, tubuh Vanel juga terasa panas.
"Pak, kenapa?" Saria berjalan masuk setelah mendengar suara orang terjatuh. Dia kaget melihat bosnya yang menggendong Vanel. Dia mendekat dan meletakkan bantal sofa. "Perlu saya panggilkan tim medis?"
Lucas tidak langsung menjawab. Dia membaringkan Vanel di sofa lalu menyentuh lengannya yang terasa hangat. "Kamu punya aroma terapi?"
"Punya," jawab Saria kemudian keluar.
"Vanel...." Lucas menggoyangkan tubuh Vanel. Wanita itu masih belum merespons.
Pandangan Lucas tertuju ke mata Vanel yang berkantung. Kulit wanita itu terlihat kering, terbukti karena foundation yang dikenakan agak retak. Lantas, bibir Vanel begitu pucat. Terlebih karena wanita itu hanya memakai pelembab bibir.
"Ini, Pak!" Saria kembali sambil menyerahkan aroma terapi. "Perlu saya buatkan teh?"
"Jangan, bisa jadi dia belum sarapan," ujar Lucas sambil membuka aroma terapi itu. "Buatkan susu sama belikan roti."
"Baik, Pak." Saria segera melaksanakan perintah itu.
Lucas mendekatkan aroma terapi ke hidung Vanel. Dia melihat wanita itu tersentak lalu mengernyit pelan. Lucas menjauhkan aroma terapi itu dan mengguncang pundak Vanel. "Bangun, Van."
Vanel mengerjab merasa tubuhnya diterpa hawa dingin, membuatnya bergidik. Kemudian dentuman di kepala kembali menyambut. "Aww...." Vanel memegang kepala dan memijitnya pelan.
"Kamu pingsan."
Mata Vanel terbuka sepenuhnya. Dia mendapati Lucas yang duduk di sisa sofa dan memperhatikannya. Lantas dia mengedarkan pandang dan tersadar masih berada di ruangan lelaki itu. "Ah, saya pingsan?"
"Iya," jawab Lucas. "Kamu sakit?"
Vanel menghela napas panjang. Dia tidak tahu sedang sakit atau efek semalam banyak minum. "Kayaknya," jawabnya sambil beranjak dan pandangannya sedikit berputar.
Lucas segera menahan lengan Vanel sebelum wanita itu terjatuh. Lalu memperhatikan Vanel yang sedang menahan sakit. "Kamu boleh izin pulang."
"Nggak perlu, nanti saya diomongin."
"Daripada kamu pingsan dan bikin repot."
"Repot?" Vanel seketika membuka mata. "Maaf, sudah bikin Pak Lucas repot." Dia menyingkirkan tangan Lucas dari lengannya kemudian menarik kakinya. Saat itulah dia merasa ada sesuatu yang nyeri.
Lucas memperhatikan Vanel yang kembali menahan sakit. Dia berdiri, melihat kaki wanita itu tampak kaku. "Mungkin bagian tubuhmu bakal nyeri," ujarnya. "Kamu jatuh ke lantai. Untung kepalamu nggak kena meja."
"Kok sial banget gue?"
"Jangan gampang ngomong sial," pinta Lucas. Dia mengambil beberapa tisu dan mengulurkan ke Vanel. "Wajahmu keringetan."
Vanel menerima tisu itu dan mengusapkan ke kening. Setelah itu dia menatap Lucas yang masih memperhatikannya. "Makasih, Pak, udah nolongin."
"Permisi, Pak!" Suara Saria terdengar.
Lucas menyingkir dari hadapan Vanel. Saria segera mendekat dan meletakkan nampan di atas meja. "Minum dulu." Lalu dia menyerahkan segelas susu cokelat ke Vanel.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Out
RomanceVanel iseng mendatangi peramal untuk mencari peruntungan kisah cintanya. Peramal itu mengatakan jika ada energi negatif yang akan datang. Setelah itu, Vanel terlibat perseteruan dengan Lucas, bos besarnya. Apakah energi negatif yang dimaksud adalah...