OUT-60

1.6K 56 6
                                    

"Istirahat nanti, aku boleh ke ruanganmu nggak?"

"Aku nanti ada meeting di luar."

Vanel menghela napas berat. "Kalau jam pulang kantor?"

"Mungkin aku masih di luar."

"Jadi, nggak ke kantor dulu?" Vanel memperhatikan Lucas yang mengenakan kemeja lengan panjang berwarna cokelat dengan bagian ujung yang dilipat. Seperti biasa, lelaki itu selalu tampan dengan setelan kantor yang sebenarnya warna dan model itu-itu saja.

"Mungkin enggak."

"Terus, aku?"

Lucas menoleh sekilas. "Aku jemput."

"Gitu, dong!" puji Vanel sambil menjawil dagu Lucas.

"Jangan pegang-pegang, lagi konsen."

"Iya... Iya...."

Lucas melirik Vanel sekilas. Rasanya ada yang berbeda, karena ini pertama kalinya mereka bertangkat ke kantor setelah memiliki hubungan. Lucas deg-degan, bagaimana jika orang-orang kantor tahu? Pasti ada yang tidak percaya. Lucas tidak ingin mengumumkan hubungannya dengan Vanel. Biar orang-orang itu menilai sendiri. Lagipula, terlalu menunjukkan apa yang dimiliki bukan tipenya sama sekali.

Beberapa menit kemudian, mobil Lucas berbelok ke parkiran depan kantor. Vanel melihat beberapa karyawan berdatangan. Dia melepas sabuk pengaman lalu menatap Lucas. "Kasih semangat, dong!"

"Semangat," ujar Lucas tanpa menatap Vanel.

Vanel mendengus. "Maksudnya yang lain."

Lucas melepas sabuk pengaman dan menoleh. Dia melihat bibir Vanel yang mengerucut, seketika dia tahu maksudnya. "Nanti lipstick-mu ilang."

"Enggak kok. Lipstick-ku waterprof."

"Ya udah merem." Lucas geli sendiri melihat Vanel yang meminta cium. Dia mendekat dan mencium kening Vanel, setelah itu menghapus bekasnya dengan jari. "Udah...."

Vanel membuka mata dengan kecewa. "Selalu aja. Apa susahnya nyium? Lagian, itu bukan ciuman pertama kita."

"Takut seharian kamu nggak fokus," jawab Lucas lalu turun dari mobil.

Pipi Vanel bersemu. Tentu saja jawaban itu membuatnya salah tingkah. "Ih, tapi bener, sih!" Dia turun dari mobil sambil tersenyum.

Lucas berjalan lebih dulu tanpa menunggu Vanel. Entah, wanita itu akan protes atau tidak. Menurutnya butuh waktu untuk membiasakan berjalan di samping wanita itu ketika berada di kantor.

Vanel mempercepat langkah, tidak ingin berjauhan dengan Lucas. Meski begitu, dia tetap menghormati Lucas. Dia memilih berdiri di belakangnya, meski tangannya gatal ingin melingkarkan tangan ke lengan lelaki itu.

"Lucas!" Tiba-tiba ada suara yang tidak Vanel harapkan.

Ageta berlari dari arah lobi dan menepuk pundak Lucas. Dia tersenyum ke lelaki tampan itu. "Udah sarapan?"

Lucas menoleh ke belakang. Dia melihat Vanel yang berdiri sambil menatapnya. Dia yakin, wanita itu sedang cemburu. "Udah."

"Yah, padahal pengen gue ajak sarapan," ujar Ageta kecewa.

"Sini!"

Vanel terdiam melihat Lucas yang tiba-tiba menggerakkan tangan. Dia mengedarkan pandang, lalu merasa kian yakin jika Lucas memang memanggilnya. Akhirnya Vanel mendekat dan berdiri di samping Lucas.

"Kenalin, Calon istri gue," ujar Lucas.

Ageta mengerjab. Dia menatap Vanel yang tersenyum dengan pipi memerah. Setelah itu dia menatap Lucas yang tampak serius. "Calon istri?"

"Calon istri?" Suara grasah-grusuh itu terdengar.

Lucas menggaruk tengkuk. "Ngomongnya jangan kenceng-kenceng," pintanya lalu berjalan menuju lift.

Vanel menahan tawa melihat Lucas yang salah tingkah. "Mari!" Dia menunduk sopan lalu berjalan ke sisi lift sebelahnya.

"Calon istri Pak Lucas Bu Ageta atau Vanel?"

Seketika Vanel menoleh, melihat Duo Jeli yang melihat kejadian barusan, kebetulan sekali. Dia menunjuk dirinya sendiri lalu melambaikan tangan.

"Nggak mungkin!" Melati menggeleng tak percaya.

Vanel menatap Lucas yang berdiri di depan lift sebelah. Entah kenapa, kali ini dia tidak ingin terlalu membuktikan diri kepada orang lain. Dia ingin membiarkan Duo Jeli itu kepo dan dia mentertawakannya.

END.

Hai, aku mau ngucapin banyak terima kasih ke kalian yang dengan setia baca cerita-ceriaku. Serius cerita di luar sana banyak yang bagus, tapi kalian tetep baca ceritaku yang masih amburadul ini. Huhu. Sekali lagi makasih.

Maaf kalau ending versi Wattpad cuma sampai ini. Selengkapnya ada di Karyakarsa, ya. Perhari ini, 22 Feb 2024 sudah ada part ending dan 6 ekstra part di Karyakarsa. Yang mau baca monggo, cari saja akun Youandwords atau judul All Out. Pasti ketemu.

Bentar lagi bulan ramadan, nih. Pembaca yang ngikutin aku dari lama pasti tahu, kalau bulan puasa jadi momen di mana aku akan update tiap hari. Bahkan, dulu bisa sampai dua part sekaligus. Hehe.

Tapi, puasaan kali ini aku pengen nulis bareng, nih. Kira-kira ada yang mau nemenin? Atau punya temen yang hobi nulis? Boleh kasih info projek ini, ya.

 Kira-kira ada yang mau nemenin? Atau punya temen yang hobi nulis? Boleh kasih info projek ini, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang mau join, bisa cek di IG-ku terus daftar deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang mau join, bisa cek di IG-ku terus daftar deh. Kalau bisa, sebarin informasi ini ya. Siapa tahu aku bisa nulis sama kalian, temen kalian atau bahkan penulis idola kalian. Hehe.

Sekali lagi makasih, ya. Sampai jumpa di cerita selanjutnya. Mungkin bulan puasa bakal ada cerita baru.

Byebye....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang