30

5.3K 251 18
                                    


"Malam ini mereka berencana pergi, awasi mobilnya" 

Varon tertawa puas memandang ponselnya yang kini sudah kembali ke layar awal. Semua informasi tentang Annette baru saja ia beritahu pada anak buahnya dan jam sepuluh nanti semuanya harus sudah bersiap untuk mengikuti kemana wanita itu membawa akan membawa Sangga.

Saat ini ia tengah menikmati coklat panas di ruang tamu sambil menunggu kepulangan Annette. Sesekali pria itu tertawa pelan, membayangkan bagaimana bodohnya Annette saat ini.

Tak lama suara mesin mobil terdengar. Senyum tipisnya langsung terbit seolah begitu bahagia akan bertatap muka dengan Annette.

"Dari mana?"

Annette tersentak lantas menoleh ke asal suara.

"Bukan urusanmu"

Semuanya telah Annette selesaikan. Penjelasan demi penjelasan sudah ia katakan pada semua keluarganya kecuali Hashi. Katakanlah ia anak durhaka, namun di saat seperti ini dirinya memang ingin menjauh dulu dari ibunya itu. Biarlah nanti Riri yang memberitahunya.

"Dimana Sangga?"

"Dengan Safa" Annette enggan melangkah ketika Varon menatapnya lama.

"Ada apa?" Tanya wanita itu santai.

"Kenapa dia tidak pulang bersamamu?"

"Katanya sedang ingin bersama Safa, jadi malam ini kami akan menginap dengan gadis itu"

"Benarkah?" Varon tersenyum mengejek.

Annette hanya berdecih.

Merasa tidak akan ada pertanyaan lagi, Annette kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kamar.

"Apa sekarang aku terlihat seperti pria bodoh, Annette?"

Annette yang akan menggapai kenop pintu berbalik cepat sebab pinggangnya di rangkul erat.

"Jangan menyentuhku!" Suaranya berubah tegas di sertai tangan yang menepis kasar tangan Varon.

"Apa aku terlihat bodoh sekarang?" Tanya Varon lagi

Annette mendelik saat Varon berpindah berdiri di depan pintu menghalanginya.

"Berencana melarikan diri malam ini, hm?" Varon tertawa mengejek yang  membuat Annette menghadap padannya.

"Aku sudah peringatkan jika kau selalu ku awasi, bukan? Kenapa terkejut begitu?" Dengan gerakan pelan pria itu mengelus rambut Annette.

"Memangnya kenapa? Siapa kau sampai berani melarangku membawa Sangga pergi?"

"Jangan menyentuhku!" Annette hendak mundur namun tarikan di rambunya langsung membuatnya berteriak kesakitan.

"Aku sudah bilang kan, jangan macam-macam apalagi membawa anakku pergi!"

Varon menguatkan genggamannya di rambut Annette, tidak peduli walau rambut wanita itu rontok sekalipun. Emosinya sudah tersulut, di tambah Annette yang berani mencengkram kerah kemejanya.

"Dia anak ku, bukan anakmu!" Tangan Annette begitu kasar menggoyangkan tubuh Varon berharap tarikan di kepalanya lepas.

"Persetan sialan! Jangan macam-macam denganku. Kau dan anak itu harus tetap berada disini!Karena aku belum puas jika kau belum bertanggung jawab atas hilangannya kepercayaan kekasihku!"

Tangan Varon beralih menekan pipi sang istri  "Kekasihku tidak pernah mau ku nikahi hanya karena perbuatan kotormu! Darah daging yang tumbuh di rahimmu saat itu adalah bencana bagiku, dan sekarang kau dan dia harus bertanggung jawab!"

AFFECTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang