22

3.9K 192 5
                                    

Kalau ada typo bilang yah

Happy reading

°°°

Jika tidak memikirkan perasaan mertuanya, mungkin Annette tidak akan mau berada di ruangan sialan ini bersama Varon dan Sangga. Saat ini tinggal mereka bertiga, Riri dan Hashi telah pergi tiga puluh menit yang lalu. Meninggalkan keheningan yang auranya ciptakan. Tadi sempat ia bertemu Riri, pikiran tentang  wanita itu marah padanya sempat terbesit karena berlaku tak sopan, tapi nyatanya tidak. Mertuanya itu malah menganggap jika dirinya bersikap demikian karena terlampau lelah mengurus Sangga.

"Maaf jika aku keterlaluan padamu semalam" Annette hanya menatap tak minat pria di sampingnya, malas merespon.

"Bibi maaf jika aku merepotkanmu" Kali ini suara Sangga.

Annette mendengus malas "Lain kali jangan mengikuti ku, pengganggu"

Sangga mengangguk pelan, mengerti akan watak Annette yang terlampau tidak suka padanya.

"Tidak ingin menjawab permintaan maafku?"

"Kapan anak ini pulang?" Tanya Annette, tidak serta merta menjawab pertanyaan sang suami.

"Mungkin sore ini atau besok"

"Sore ini saja, rawat jalan. Aku tidak ingin lama-lama disini, lagipula aku harus mengurus bisnisku"

Kini Varon yang tak menjawab, matanya menatap Annette lekat "Bisnis apa?" Tanyanya

"Kafe"

"Dengan Safa?"

"Ya"

Varon diam sejenak setelah mendengar jawaban tersebut.
"Bagaimana jika kau tidak usah bekerja? Aku masih bisa menafkahi mu dan Sangga, Anne"

Annette mengerut sinis
"Kau pikir aku mau? Terserah aku ingin melakukan apa, jangan mengaturku. Lagipula siapa yang tahu jika suatu hari nanti kita bercerai dan kau tidak menafkahi ku lagi?"

"Mengapa kau berpikir begitu? Apa ada niat di hatimu untuk bercerai?"

"Ya, kenapa?"

Varon menggeleng tak percaya, wanita ini masih belum mau belajar menerimanya ternyata.

"Apa yang membuatmu bahagia?"

Annette tertegun, membuat Varon mengangkat alis menunggu jawaban.

"Kebebasan"

Varon tertawa

"Maaf, jika bersamaku kau tidak bisa terlalu menikmati hal itu, aku hanya berusaha menjagamu karena aku selalu khawatir"

"Omong kosong! Dengar, meskipun kita telah menikah jangan harap aku mau menuruti bahkan tunduk pada semua  kemauan mu, aku bukan wanita yang mudah kau kontrol. Jadi persetan dengan semua rasa khawatir mu!" Hening setelahnya.

Sangga yang sejak tadi memperhatikan langsung menutup mata saat sang ibu menoleh padanya.

"Apapun alasan dokter menahannya disini, hari ini dia harus pulang"

°°°

Perasaan seorang ayah pasti tidak rela jika anak yang ia sayangi harus dipaksa rawat jalan. Begitu yang terjadi dengan Varon, meskipun sudah menentang keras tapi ternyata ia tak bisa membantah lagi saat Sangga juga ikut merengek meminta agar segera pulang, tidak mau berlama-lama di ruangan penuh bau obat itu.

Hampir satu minggu beristirahat mengikuti saran dokter, kini anak tersebut sudah bisa kembali bersekolah.

"Siang nanti ayah akan menjemputmu. Jangan terlalu banyak bermain, oke?"

AFFECTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang