Rahang Annette mengetat kuat. Apa yang membawa si brengsek ini kesini?
Tidak ingin berurusan, dengan cepat ia berbalik. Melangkah maninggalkan tanya yang sempat bersarang di kepalanya. Tidak sedetik pun ia mau menoleh karena hal yang ia benci pasti akan terjadi saat ini juga.
Sekuat tenaga wanita itu mempertahannya keseimbangannya saat berlari. Fakta tentang tubuhnya yang bereaksi berlebihan saat ada Varon membuat batinya terus mengumpat. Matanya berembun, tangan kirinya menggenggam tali tas sekuat mungkin karena di belakang sana Varon mengikutinya bahkan berteriak memohon agar ia berhenti.
"Annette"
Varon terus mengikuti sang istri. Tubuhnya sangat lelah saat ini namun presensi Annette tidak bisa di biarkannya pergi begitu saja setelah tadi berhasil lolos dari jangkauan Dava dan Vanya.
"Annette!"
Wanita di depannya semakin mempercepat lari. Namun langkahnya yang memang lebih lebar membuatnya menyusul dengan lebih cepat.
Lengan Annette berhasil dia tahan namun kemudian di tepis kasar. Tidak ada kata-kata yang wanita itu ucapkan, hanya mata yang penuh amarah yang menjelaskan bagaimana takutnya ia saat berhadapan langsung dengannya lagi.
Varon menatap Annette "Kita harus bicara hari ini"
"Menjauh" Suara Annette gemetar. Sial. Tubuhnya sekarang hanya bertumpu pada dinding di belakangnya.
Varon menggeleng "Aku akan menjelaskan semuanya hari ini, tolong——"
"Aku tidak mau!"
Annette terus menepis tangan Varon yang berusaha menggapainya. Tidak ada air mata untuk saat ini, karena sebisa mungkin ia akan menahannya.
"Aku tidak mau mendengar apapun, semuanya cukup jelas, kau bisa pergi dengan kekasihmu sekarang, tapi aku mohon jangan bawa anakku. Kau tidak benar-benar menginginkannya"
Kekuatan yang berusaha di pertahankan agaknya tak bisa bertahan lama karena nyatanya Annette mulai melirih di ikuti tubuhnya yang perlahan luruh. Varon melihatnya, wanita ini ketakutan.
"Aku ingin bersama kalian"
"Berhenti membodohiku, brengsek! Kau tidak menginginkan kami!" Meski sekarang ia berteriak, tapi Annette masih belum bisa menguasai tubuhnya untuk berdiri tegak di depan Varon. Yang dimana sebenarnya ia sangat ingin memberi makian bahkan ingin bersikap angkuh yang lebih dari ini, namun menatap mata elang itu saja ia belum sanggup. Kesakitannya kembali lebih banyak jika ia menyelaminya.
Varon mengulum bibir pelan "Tolong dengarkan aku"
"Aku tidak mau!" Annette menjambak rambunya sendiri. Sekuat tenaga akhirnya ia bangkit kemudian menunjuk Varon bengis
"Semua yang ada di dalam hatimu simpan saja sampai membusuk. Aku tidak akan pernah sudi untuk mendengarnya!!"
Varon mendekat lantas menarik ke pelukan tubuh yang lebih kecil darinya itu. Annette jelas memberontak.
"Menjijikan! Lepas bajingan!" Memori kotor malam itu mengusik cepat. Tangis Annette bahkan sampai begitu kuat mengisi sunyinya koridor.
![](https://img.wattpad.com/cover/313470019-288-k50361.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFECTION
RandomRasa sakit yang terus menyapa, membuat Annette hampir kehilangan kewarasan. Masa lalu kelam yang terus terbayang, menjadi penyebab utama dirinya membenci orang yang dulu begitu ia cintai. "Aku tidak akan pernah mencintaimu lagi walaupun kau berada l...