46

4.3K 220 10
                                    

Mobil putih Varon melaju sedang membela jalanan pagi ini. Di sampingnya Annette duduk bersama Sangga yang baru saja mereka jemput dari rumah Dava. Sesekali ia melirik dua presensi itu, dan setelahnya tersenyum karena  tawa mereka begitu bebas menguar menyaksikan kartun di tablet miliknya.
Andai dari awal ia berani meninggalkan Felin, mungkin atmosfer kebahagiaan ini tidak nanti sekarang terjadi.

Saat ini mereka tengah menuju ke rumah orang tua Annette. Nanti malam akan ada perjamuan dengan keluarga tunangan Alika, membahas tanggal pernikahan.

Lima belas menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai.

"Sangga!"

Teriakan antusias Alika dari arah ruang tamu menyambut heboh. Gadis dua puluh empat tahun itu berlari cepat meraih tubuh Sangga.

"Jangan berputar-putar begitu Alika, dia baru saja selesai makan"

Melihat raut Annette yang terkesan galak, Varon menepuk pipinya gemas "Jangan galak begitu"

Wanita itu mendelik lalu menatap adiknya lagi.

"Dimana ibu?"

"Pergi belanja dengan ayah"

"Lalu kau hanya bersantai? Yang benar saja"

Alika mengangkat bahu acuh "Ibu tidak mengizinkanku ikut. Katanya calon pengantin tidak boleh sering keluar"

Mendengar hal yang menurutnya aneh itu Annette mendengus sambil mendudukkan diri di sofa "Waktu aku akan menikah tidak begitu. Aku bebas kesana-kemari membawa diri" Balasnya.

"Kau kan pembangkang. Ibu belum selesai bicara saja kau sudah pergi seenaknya"

Varon mengulum bibir saat Annette terdiam. Bisa ia tebak istrinya itu pasti berusaha menekan rasa kesalnya.

"Ayo kita ke kamarku tampan, bibi malas melihat ibumu" Alika menjulurkan lidah mengejek pada sang kakak, jelas saja Annette bertambah kesal.

"Alika!" Teriaknya keras.

Varon meledakkan tawa pada akhirnya "Dia hanya bercanda, Anne"

Selama tinggal bersama, satu sifat Annette yang mudah ia hafal, yaitu mudah emosi. Seperti sekarang ini,  wanita itu meliriknya sekilas dengan alis menukik marah tanpa merespon sedikitpun.

Menggemaskan.

°°°

Makan malam telah berlangsung sejak lima menit yang lalu, dan selama itu Annette terlihat biasa saja menikmati makanan. Berbanding terbalik dengan Varon yang terus menatap tak suka ke arah depan mereka.

Disana, di depan Annette seorang pria yang merupakan saudara dari tunangan Alika terlihat terus mencuri-curi pandang pada istrinya. Bahkan tak jarang berusaha mengajak wanita di sampingnya ini berbicara. Selama mereka berinteraksi itu ia hanya diam, menekan rasa tidak sukanya dan sebisa mungkin bersikap santai.

Selesai makan malam tersebut, semua orang berkumpul di ruang tengah. Tapi Varon belum, ia pamit ke kamar Annette sebentar. Tak lama kemudian ia kembali, dan saat hendak  mendudukkan tubuhnya, ia sadar Annette dan pria tadi tidak ada. Hanya ada Sangga yang sudah mengantuk di pangkuan Hashi.

"Ibu, biarkan aku membawa Sangga ke kamar" Hashi mengangguk dan dengan sabar di pindahkan nya tubuh sang cucu pada Varon. Sebelum pergi ia menunduk sopan pada dua orang tua lain di depannya lalu membawanya Sangga.


"Kemana ibumu?"

"Tidak tahu. Tadi pergi dengan bibi Lika ke belakang"

AFFECTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang