Sejak hari kecelakaan mereka itu, Varon tidak pernah sedikitpun lepas dari jangkauan Felin. Anak yang di kandung wanita itu jelas keguguran, bahkan rahimnya rusak hingga harus di lakukan operasi pengangkatan, membuatnya drop dan Varon merasa iba akan hal tersebut.
Di awal-awal semuanya begitu buruk. Varon yang memang memilih mengatasi semuanya sendiri, kalah telak dengan Felin yang melibatkan keluarganya. Dimana mereka-mereka itu selalu menumpahkan amarah yang terkesan menekan. Membuatnya seolah menjadi orang yang paling bersalah akan semua yang terjadi. Tanggung jawabnya tidak pernah cukup di mata keluarga Felin, rasa bersalahnya di permainkan.
"Aku mendengar tentang wanitamu yang lain"
Varon menatap serius pria baya di depannya
"Ingat! Saat ini kau tengah bermasalah denganku jadi jangan coba bermain-main. Orang tuamu bisa saja ku seret ke masalah kita jika kau tetap kekeuh untuk meninggalkan Felin. Tanggung jawab tetap harus dipenuhi bagaimanapun caranya"
Varon tidak bisa membantah ayah Felin. Selain tak mau pria itu memberitahu keluarganya, gangguan psikologis Felin juga harus di sembuhkan.
Selang satu bulan setelah kejadian, hari-hari itu Felin lalui dengan diam. Semua orang sudah berusaha membuatnya bicara tapi nihil.
"Ingin sesuatu?"
Felin mengangguk dengan tatapan sendu.
"Apa yang kau inginkan?"
"Anakku, bawa dia kesini sekarang"
Kalimat itu mengalir begitu saja. Varon yang memang tengah berhadapan dengan sang wanita langsung terkejut.
"Dia tidak ada Felin" Balasnya.
"Apa?"
"Dia sudah tidak ada. Kita kehilangannya"
Tawa sumbang dan tatapan tajam mengarah pada Varon.
"Kau pikir aku bisa kau bodohi? Anak itu tidak kemana-mana, tadi aku melihatnya di ruangan bayi. Aku melihatnya!"
Varon menggeleng. Ia ingin mengucapkan fakta yang ada agar menyadarkan, namun takut keadaan semakin memburuk .
"Varon!"
Teriakan seketika memenuhi ruangan.
Karena permintaanya tidak di penuhi, dengan kasar Felin bangkit hendak turun dari hospital bad, namun Varon lebih dulu menghentikan."Lepas! Aku ingin bertemu dia, aku ingin anakku Varon, jangan menghalangi ku, brengsek?!" Felin memekik kuat-kuat.
"Dia tidak ada disini!" Karena sedikit terpancing emosi, Varon mengguncang bahu wanita itu agar diam.
"Dimana memangnya, hah?! Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri dia ada di—"
"Dia ada bersama Annette" Varon berucap tegas dan dalam sekejap Felin langsung diam menatapnya heran.

KAMU SEDANG MEMBACA
AFFECTION
RomansaRasa sakit yang terus menyapa, membuat Annette hampir kehilangan kewarasan. Masa lalu kelam yang terus terbayang, menjadi penyebab utama dirinya membenci orang yang dulu begitu ia cintai. "Aku tidak akan pernah mencintaimu lagi walaupun kau berada l...