Varon beradu tatap dengan Sangga yang berada dalam pelukan Annette. Diam-diam hatinya berharap apapun yang tadi ia katakan semoga saja Sangga tidak mengerti. Namun entah mengapa harapannya tersebut seolah langsung di jawab 'tidak' karena anak itu menatapnya dengan raut tak terbaca.
Lama mereka saling tatap, dengan pelan Sangga menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Annette.Annette mengurai pelukan mereka lantas sedikit tersentak saat netra jelaga anaknya terlihat memerah.
"Sangga sayang ibu"
Annette mengangguk cepat. Tangisnya lagi-lagi pecah. Begitu lugunya anak ini mengatakan sayang padanya tanpa peduli bagaimana kesalahannya dahulu.
"Sangga akan terus bersama ibu, janji?"
"Janji"
Bibir Annette bergetar. Tangannya yang dingin terangkat memegang dadanya sendiri lalu ke dada Sangga "Ibu sayang Sangga juga" bisiknya pelan.
Melihat tangis sedih dua orang di depannya, Varon mendekat kemudian merengkuh dari belakang. Wajahnya tenggelam di bahu Annette.
"Maaf..."
Annette tidak merespon. Wanita itu justru mengulum bibir kembali memeluk Sangga.
"Lepas"
Setelahnya pelukan Varon terurai paksa. Annette bangkit ke arah ranjang sambil menggendong anak laki-lakinya.
"Anne"
Annette abai, dengan gerakan cepat dan masih dengan tangisnya ia berbaring memeluk Sangga.
Varon menatap sendu, senyum miris ia tampakkan. Memangnya apa yang patut di harapkan walau sudah menjelaskan semuanya? Dia sudah terlalu dalam menyakiti perasaan Annette, jadi berekspektasi semua akan selesai dalam waktu singkat adalah sebuah kesalahan.
Matanya beralih pada Sangga yang menatapnya. Perlahan ia tersenyum namun anak itu tidak sedikitpun membalas.
"Ayah—" Lidahnya tiba- tiba kelu saat Sangga mengalihkan pandangan.
"Sedalam ini semuanya terluka"
°°°
Di jam makan siang Annette tengah keluar tanpa membawa Sangga. Varon tidak tahu wanita itu pergi kemana sebab masalah komunikasi mereka masih berlanjut. Bahkan bisa dibilang lebih buruk dari kemarin. Jadinya sekarang ia hanya di rumah menemani Sangga.
"Sangga sudah makan?"
"Sudah"
Varon mendaratkan tubuhnya di samping sang anak.
"Hari ini mau jalan-jalan bersama ayah?"
Sangga meliriknya sebentar lalu menggeleng "Aku di rumah saja, tunggu ibu"
Varon berusaha tersenyum. "Ibu kemana?"
"Rumah nenek"
Apa yang Annette lakukan di sana? Bukankah hubungan istri dan mertuanya itu tengah renggang? Varon tenggelam dalam pikiran itu sambil menatap lamat sang anak. Hingga saat Sangga akan bangkit, pikirannya langsung teralihkan. Dengan pelan di raihnya tubuh anak itu lalu memindahkannya ke atas pangkuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
AFFECTION
RomanceRasa sakit yang terus menyapa, membuat Annette hampir kehilangan kewarasan. Masa lalu kelam yang terus terbayang, menjadi penyebab utama dirinya membenci orang yang dulu begitu ia cintai. "Aku tidak akan pernah mencintaimu lagi walaupun kau berada l...