Salah satu unit apartemen yang sejak beberapa jam lalu di kunjungi ini terlihat begitu gelap di antara terangnya kota. Tiap sudutnya begitu rapih namun menyisakan satu sisi berantakan yang terus membayangi Varon.
Sudah hampir pagi, tapi tubuh tegapnya masih saja berdiri tanpa lelah menghadap sebuah foto yang begitu manis menghiasi dinding di gelapnya. Wajahnya layu, senyum kemenangan yang kemarin sempat menghiasi kini tidak ada lagi, semuannya menyatu suram dengan hati dan pikiran.
"Kau membenciku" dua kata itu hampir tak terdengar oleh telingannya sendiri. Suaranya teredam.
Perlahan netranya turun memandangi telapak tangan yang masih memerah dan itu sukses membawanya kembali pada bayangan brengsek yang ia lakukan pada istrinya sendiri.
"Sekarang tidak akan pernah ada ampun untuk ku lagi, aku berhasil membuatmu hancur"
Tawa sumbang menguar di sela bibir ya g bergetar. Ingatan-ingatan tentang Annette menguasai. Wajah wanita itu yang ketakutan, suaranya yang nyaris hilang, bahkan tangis yang ia abaikan, sekarang menggenggam erat logikannya.
Varon menggeleng menertawakan diri sendiri. Hanya demi cinta masa lalunya ia menjadi monster di hidup orang yang tulus mencintainya dari dulu.
"Coba kau lihat"
Salah satu teman yang sejak tadi bersamanya mengulurkan ponsel.
Awalnya Varon tidak tertarik, namun celetukan gadis di sebelahnya berhasil mengundang kepalanya untuk menoleh."Gadis itu menyukai Varon"
Pria itu mengerut tak paham "Siapa?"
"Lihatlah sendiri"
Varon menerima ponsel tersebut, sebuah video terputar di layarnya.
D
i dalam video itu terlihat seorang gadis dekil yang begitu bahagia bertukar cerita dengan teman-teman sekelasnya tentang dirinya. Bagaimana gadis itu menyukai senyumnya, matanya bahkan kegiatan sehari-harinya, semua dia ceritakan. Sesekali ia akan tertawa saat teman-temannya menggodanya.
"Kau tahu bukan, dia sudah memiliki kekasih" Ucap salah satu gadis di samping gadis dekil tersebut.
"Aku tahu. Tapi itu tidak masalah bagiku, selagi aku masih bisa melihatnya, aku akan terus bahagia"
Video berakhir. Ponsel di genggamannya di rebut Zero cepat.
"Video ini di rekam tadi saat istirahat dan ku rasa sekarang sudah tersebar"
"Kau tahu? Gadis itu tak keberatan sama sekali ini tersebar, ia bahkan sangat bahagia dan justru berharap kau juga menonton agar tahu tentang perasaannya. Selain jelek dia juga gila"
Kedua teman Varon tertawa puas sambil memukul satu sama lain.
"Banyak yang menertawakannya tapi dia tidak peduli. Siap-siap saja saat keluar nanti kau juga akan mendapat ejekan dari anak-anak itu. Aku sudah mendengar beberapa tadi"

KAMU SEDANG MEMBACA
AFFECTION
RomansRasa sakit yang terus menyapa, membuat Annette hampir kehilangan kewarasan. Masa lalu kelam yang terus terbayang, menjadi penyebab utama dirinya membenci orang yang dulu begitu ia cintai. "Aku tidak akan pernah mencintaimu lagi walaupun kau berada l...