14. Sarjana Petakilan

64 36 0
                                    

Dilarang keras untuk plagiat !! Kalau pengen plagiat. Sepertinya salah lapak. Penulis masih amatir.

Warning⚠️ Berani plagiat berati berani tanggung resikonya nanti di akhirat. Penulis tidak ridho !

***

Acara wisuda tengah di mulai, dengan panduan mc membuat acara berjalan dengan khidmat. Waktu berselang, sekarang tiba masanya pemberian penghargaan kepada mahasiswa yang sukses mendapat gelar cumlaude. Termasuk Eijaz diantaranya. Keluarga menatap takjub, tak terkecuali Alesha. Kakaknya yang tengil itu ternyata cerdas juga.

"Ternyata dengan kebegoan lo mampu membuat dosen klepek-klepek ya kak." Batin Alesha yang masih tak percaya.

Momen yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, semua orang membubarkan diri untuk mencari spot foto yang bagus. Sebenarnya seluruh ruangan ini bagus. Ya bagaimana tidak bagus, ballroom hotel bintang lima yang mereka tempati sekarang.

Berjalan melewati kursi-kursi, Alesha bertanya serius pada sang kakak, "Pake jampi-jampi apa sampe dilulusin cumlaude gitu?"

"Pengen tahu? Sebenernya mereka tuh ngefans banget sama gue. Ya beginilah nasib orang ganteng. Hidup makmur jaya. Aman sentosa." Ujar Eijaz ketularan sifatnya fir'aun, sombong.

"Resek lo. Yang ada lo dilulusin cepet karena mereka ogah liat tingkah lu jamet." Balas Alesha.

"Sudah-sudah kalian ini. Nggak di rumah nggak di tempat umum. Bawaannya berantem mulu." Ucap Bilqis mencoba melerai keduanya.

Tragedi percekcokan telah selesai. Alesha bersorak senang ketika melihat jepretan fotonya terlihat bagus. Ia sengaja membawa kamera, dan sesekali meminta Eijaz memfotonya. Yang wisuda siapa, yang difoto siapa. Dasar Alesha. Tak lupa, mereka juga menyempatkan foto bersama sebagai kenang-kenangan.

"Makan yuk kak. Laper." Ajak Alesha menarik lengan Eijaz pada hidangan yang disajikan secara prasmanan. Begitu menggiurkan. Namun, kedua orang tuanya bak badut hidup yang membuntuti anak mereka.

"Duluan aja. Gue mau ke temen-temen."

Saat keluarganya masih sibuk menyantap makanan. Eijaz menghampiri teman sebayanya. Ia pasti akan merindukannya suatu saat.

"Eh bro. Itu tadi siapa?" Tanya salah seorang teman Eijaz yang bernama farhan.

"Siapa?" Eijaz masih belum peka apa yang dimaksud Farhan

"Ck ditanya malah tanya balik. Itu yang pake brukat nude." Balas Farhan memajukan dagunya mengarah ke posisi Alesha.

Eijaz mengerutkan keningnya, lalu melayangkan pandangannya pada apa yang sohibnya lihat. Ternyata orang yang menjadi tersangka itu Alesha.
"Kepo."

"Dih. Tapi cantik sih. Kenalin dong. Siapa tau jodoh." Mohon Farhan pada Eijaz yang menatapnya jijik.

"Itu adik gue. Amit-amit gue punya ipar kadal ingusan kayak lo."

"Dia? Adik lu? Istighfar lo jangan ngadi-ngadi. Mana ada orang secantik itu adik lo. Gaada mirip-miripnya sama sekali. Atau jangan-jangan lo anak pungut." Jawab Farhan dengan entengnya.

Eijaz tanpa aba-aba langsung menonjok lengan Farhan kesal. Emang ya, kalau saudara gak jauh beda. Kakak adik punya bakat nampol orang. Salah siapa cari gara-gara.

"Gila lo ya. Sakit woi." Farhan mengelus lengannya yang sakit ulah Eijaz.

****

Sore harinya, keluarga Wisnu menggelar syukuran kecil-kecilan di rumah Puspa. Awalnya mereka ingin agar syukuran itu dilaksanakan di Jakarta saja. Tapi Eijaz menolak, mengingat teman-temannya yang kebanyakan di Bandung.

Hanya kerabat dekat dan teman Eijaz yang diundang. Meski tak begitu ramai tapi cukup menyenangkan. Acara yang tidak terlalu formal hanya makan-makan dan temu kangen keluarga serta kawan dekat.

Di hamparan karpet yang luas. Mereka sesekali melontar pertanyaan dan candaan. Suasana tampak hidup tidak secanggung yang Alesha bayangkan.

"Ambil jurusan apa Jaz?" Tanya lelaki yang duduknya berseberangan dengan Eijaz.

"Desain interior." Jawab Eijaz dengan tampang sok kepedean.

"Widih ngerii." Sahut laki-laki berkumis tipis samping laki-laki tadi.

"Bisa bangunin rumah dong buat gue sama dedek emez Alesha." Goda seorang teman Eijaz yang duduknya berdampingan dengannya. Walaupun masih ada jarak. Alesha hanya tersenyum kikuk menanggapi itu.

"Eh kebetulan Jaz. Kambing gue belum punya rumah. Gue kira lu orang yang tepat. Ayolah hahaaa", seketika orang-orang ikut tertawa mendengar penuturan konyol teman Eijaz.

"Sekalian aja rumah sekampung."
Setelah mengatakan itu, Eijaz memberengut kesal meninggalkan teman-temannya yang masih duduk cengengesan.

"Anak bujang ngambek nih ceritanya ulu ulu hahaaa." Teriak Farhan, yang juga turut hadir di sana.

Tak terasa waktu semakin larut. Canda tawa seketika lenyap seiring dengan tamu yang satu per satu pergi. Alesha menyelonjorkan badannya ke kasur karena pegal. Baru akan memejamkan mata. Ponselnya bergetar tanda ada pesan yang masuk. Ia meneliti setiap huruf yang terterah di sana. Vani? Apa benar ini Vani sahabatnya?

Isi chat
Vani
P
P
Sha
Maafin gue
P
Lo pasti masih marah ya?
Maaf
Gue emang gak pantes dapat maaf dari lo Sha😭

Dengan cepat, Alesha membalas isi chat dari sahabatnya. Ada rasa senang yang menyelinap di hatinya. Satu dari lain hal yang ditunggu, ia kembali mendapat kepercayaan sahabatnya.

Alesha
Enggak sama sekali Van gue gaada dendam sama lo


Justru gue bersyukur karena lo masih anggep gue temen😭

Maaf tadi gue gak sempet buka hp


Pesan yang Alesha kirim barusan centang biru, artinya si penerima sudah membacanya. Tapi kenapa belum ada tanda-tanda balasan.

Drrtt
Drrtt
Drttt

Hp Alesha yang disilent kembali bergetar. Saat menggeser layarnya. Alesha mendapati suara Vani yang sudah serak menangis.

"Sha hikss"

"Van lo kenapa?"

"Maafin gue hiks"

"Gue udah maafin lo Van. Gue juga salah, gue minta maaf karena bikin lo marah"

"Gu-gu-gue mau curhat sama lo Bolehkan?"

"Dengan senang hati gue dengerin"

Setelah bercerita panjang lebar. Dibantu Alesha sebagai motivator dadakan, Vani akhirnya menutup telfonnya. Tentunya penutupan tanpa doa karena ini bukan acara tahlilan.

Alesha melamun dengan raut wajah yang sulit diartikan. Matanya menerawang kosong ke depan. Ia bingung apakah harus senang atau sedih?

***

Maaf typo bertebaran☹

Gimana cerita hari ini? Komen dong gaiss

Enaknya habis ini seru2an dulu atau langsung konflik?😜

Yang pastii support terus Alesha yhak. Katanya gamau ditinggalin readers hihii

Bye bye🖐

Aku Ingin Move On [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang