42. Keguguran

42 8 0
                                    

Dilarang keras untuk plagiat !! Kalau pengen plagiat. Sepertinya salah lapak. Penulis masih amatir.

Warning⚠️ Berani plagiat berati berani tanggung resikonya nanti di akhirat. Penulis tidak ridho !

***

"Serang mereka." Teriak Ziva menyuruh dua preman yang disewanya.

Bugh
Bugh
Bugh

Kedua preman itu menyerang brutal Dafi dan Gus Hisyam. Ditambah badannya yang kekar membuat mereka sedikit kewalahan. Namun, pada akhirnya mampu mereka atasi.

Dafi menangkis pukulan preman itu lalu mengunci pergerakannya dengan melintir tangannya belakang. Badan doang gede, tapi dipelintir sedikit sudah ngadu kesakitan. Tak cukup itu, Dafi juga menendang bagian belakang lipatan lutut preman itu sampai jatuh tersungkur. Ia tersenyum miris saat terdengar benturan cukup keras sehingga menimbulkan bunyi 'kratak'. Feelingnya, paling retak sedikit.

Sedangkan, Gus Hisyam juga melakukan hal yang sama. Ia tak kalah beringas, lelaki itu menyabit pinggang lawannya dan mengeluarkan jurus guntingannya. Membuat preman satunya jatuh terkapar.

"Kenapa lo bisa kecolongan. Gue suruh lo ngasih mereka alamat palsu. Kenapa mereka dateng ke sini." Omel Ziva pada Kiran yang bergeming ketakutan.

"Gue juga gak tahu."

Dor Dor

Suara tembakan membuat situasi semakin mencekam. Ziva dan Kiran saling bertatapan. Polisi sudah datang.

"Sialan! Polisi udah dateng." Umpat Ziva.

Dua polisi datang dengan membawa senjata api di tangan masing-masing.
"Diam di tempat."

Kiran yang sudah kalut akhirnya mengangkat tangan. Sedangkan di posisi yang agak jauh, Ziva mengambil pisau yang sempat dilemparnya. Ia berjalan ke arah Alesha.

"Jangan ada yang bergerak. Atau nyawa wanita ini akan melayang." Ziva menodong pisau ke leher Alesha. Sementara, tidak ada pergerakan dari Alesha karena tubuhnya sudah lemas menahan sakit.

"JANGAN MACAM-MACAM KAMU ZIV." Bentak Dafi dengan tangan yang masih memegangi tangan preman itu. Rahang pria itu mengeras.

Bukannya takut, Ziva malah tertawa mengejek.
"Lo pikir gue takut? Kalo lo pengen istri lo selamat. Nikahin gue."

Dafi bersedih, wanita itu masih terobsesi padanya.
"Lo gak waras. Berulang kali udah gue jelasin. Kita gak bisa nikah, agama kita beda. Dan kalaupun sama, gue juga gak sudi nikah sama lo. Setelah ngelihat kelakuan murahan lo."

"Hahaha soal perkara itu. Gue bisa kok pindah ke agama lo."

"Lo pikir segampang itu?"

Di tengah fokus Ziva pada Dafi. Diam-diam Gus Hisyam merambatkan langkahnya menuju ke arah wanita itu. Sasaran pertamanya yaitu merebut pisau dari tangan Ziva.

Tak

Gus Hisyam berhasil mendorong tangan Ziva hingga pisaunya terjatuh. Terdengar umpatan dari gadis itu tapi Gus Hisyam tidak peduli. Ia mencengkeram bahu Ziva. Untungnya ia pakai sarung tangan sehingga tidak langsung bersentuhan dengan non makhram.

"Daf, tolongin Alesha. Urusan mereka biar aku sama polisi lain yang urus."

Dafi mengiyakan, lalu berlari melepas ikatan tali Alesha. Namun, suara gaduh mengusik kembali telinganya. Ia menoleh, mendapati Ziva terlepas dari cengkeraman Gus Hisyam. Dengan cepat Dafi menyambar tangan Ziva. Tapi tak bertahan lama, karena sayatan pisau mengenai bahunya. Dan si pelaku telah melarikan diri melewati jendela.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Part telah dihapus untuk kepentingan penerbitan...



***

Bau2nya ada yg kangen Dafii nih. Gaboleh, Dafi cuma milik Alesha seorang👻

Lama gak update, lagi gak mood wkwk😆 Alhamdulillah, bisa up lagii

Yg mau rutin up ayoo adong vote and komennya dikencengin!!! 🥱🥱

Udaaah gak kerasa ya gengs, dikit lagii lebaran

Salam hangat dari Alesha sama Dafi, semoga puasanya lancar dan diterima...Aamiin☺☺

Bye Bye👋

Aku Ingin Move On [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang