23. Kecelakaan

62 30 0
                                    

Dilarang keras untuk plagiat !! Kalau pengen plagiat. Sepertinya salah lapak. Penulis masih amatir.

Warning⚠️ Berani plagiat berati berani tanggung resikonya nanti di akhirat. Penulis tidak ridho !

***

Saat ini ketiga orang menatap serius layar laptop di hadapannya. Pengumuman kelolosan SNMPTN sebentar lagi dan dilakukan serentak hari ini. Tinggal menunggu hitungan menit.

Duduk di ruang tamu, Alesha dan Gavin berharap cemas. Bahkan cemilan yang disuguhkan Bilqis tak membuatnya tertarik sama sekali. Alhasil, Eijaz lah yang memunguti satu per satu hingga tandas.

"Bismillah Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammad. Ya Allah semoga Alesha sama Gavin keterima aamiin.."

Selepas berdo'a. Alesha mengklik lebih dulu punya Gavin karena katanya masih deg-degan.
"Bismillah dulu Vin."

Gavin mengangguk menutup mata. Setelah diklik, tulisan besar terpampang jelas di layar monitor.
"Alhamdulillah Vin kamu lulus prodi manajemen." Pekik Alesha senang.

Gavin membuka matanya dan ikut menjerit. Agak alay, tapi ia tak bisa menampik perasaannya kalau ia sedang gembira.
"Sekarang gantian. Kamu yang bukain Vin. Biar aku tutup mata. Nanti apapun hasilnya pokoknya kamu harus kasih aba-aba biar akugak serangan jantung."

"Satu Dua Tiga. Alhamdulillah kamu lulus Sha. Ta-tapi..." Kalimat Gavin menggantung. Membuat jantung Alesha semakin konser. Ia terpaksa membuka matanya.

"Haaa kok bisa? Sastra arab? Kok pilihan kedua yang keterima sih." Alesha kaget.

"Emang kamu suka sama sastra Arab Sha? Sejak kapan?" Gavin juga bingung.

Alesha menggeleng.
"Enggak lah. Orang pas waktu SD aja pelajaran bahasa Arab aku ketiduran bangun-bangun udah pulang semua."

"Lah terus kenapa pilih?"

"Ya gatau, iseng aja kepo. Tapi kok jadi gini sih. Padahal nilaiku ekonomi bagus. Kenapa malah yang keterima sastra arab bukannya kewirausahaan." Tutur Alesha menghentakkan kakinya kesal. Sedangkan, Gavin melongo tak percaya. Jurusan cuma dijadikan ajang kepo. Ah yang benar saja.

"Hahaa mampus lu. Siap-siap jadi babu arab." Eijaz tertawa kencang.

"Dasar kakak biadab. Aku aduin ke ibu."

***

Acara wisuda sudah di mulai. Alesha duduk manis di kursi wisudawan. Dengan make up tipis serta kebaya modern membuatnya tampil cantik  mempesona. Di sampingnya sudah ada Vani dan Lily.

"Cha gimana pengumuman kemarin lo lolos kan?" Tanya Vani penasaran.

"Iya lolos." Jawab Alesha singkat. Berniat tidak memperpanjang karena moodnya kembali buruk ketika membayangkan kejadian kemarin.

"Yess akhirnyaaa kita bisa sama-sama lagi." Peluk Vani erat tetapi Alesha tak membalasnya.

"Tapi.."

Mendengar ucapan Alesha yang tak diteruskan. Akhirnya Vani melepaskan pelukannya dan menatap Alesha.
"Tapi apaan?"

"Gue lolos sastra arab."

"What!? Seriusan? Gue cuma berdoa semoga lo gak mati tertekan? Gue bilang juga apa. Gausah aneh-aneh." Semprot Vani yang juga turut kesal dengan Alesha.

"Eh tapi gapapa deh. Barangkali nanti lo bisa ajarin gue dikit sapa tahu dapet bule arab boleh juga. Apalagi yang tajir." Lanjut Vani.

"Dih najis. Lo mau nikah sama om-om?" Membayangkannya saja Alesha sudah bergidik ngeri.

Aku Ingin Move On [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang