Dilarang keras untuk plagiat !! Kalau pengen plagiat. Sepertinya salah lapak. Penulis masih amatir.
Warning⚠️ Berani plagiat berati berani tanggung resikonya nanti di akhirat. Penulis tidak ridho !
***
Dua tahun berlalu. Hubungan Alesha dan Gavin semakin menguat menjelang pernikahan. Tak lupa, Eijaz yang selalu siap sedia menjadi tameng diantara keduanya.
Kini, mereka berada di butik untuk fitting baju. Berangkat bertiga menggunakan mobil Gavin. Tapi sekarang entah di mana keberadaan Eijaz, sejak pamit beli minum sampai sekarang belum tampak batang hidungnya.
Bruk
"Aww ssst." Alesha meringis saat darah segar mengalir di telapak tangan dan lututnya yang ia gunakan tumpuan saat jatuh. Ujung rok nya sobek karena tertarik bebatuan yang lancip.Gavin yang berjalan di depannya langsung berbalik dan ikut berjongkok.
"Astaghfirullah kamu gapapa Sha. Sakit banget yah? Aku ambilin kotak obat dulu. Kamu tunggu sini.""Ga-gausah Vin. Cuma luka kecil kok. " Lirih Alesha. Ia tidak ingin menjadi orang manja.
"Luka kecil gimana. Sampek berdarah gitu. Tunggu bentar." Dengan wajah panik, Gavin berlari menuju mobil dan kembali membawa kotak obat. Anehnya ia juga membawa jaket. Panas-panas gini pakai jaket?
"Sini aku obatin yah." Ucap Gavin yang begitu cemas.
"B-biar aku aja. Takut nanti ke sentuh hihii. Kamu paham kan?" Jawab Alesha takut menyinggung perasaan Gavin. Sepertinya perkataannya mampu ditelan baik oleh Gavin. Buktinya ia tersenyum dan menggangguk mengiyakan. Syukurlah ilmu yang Alesha berikan selama ini tidak sia-sia.
Rasulullah SAW bersabda, "Andaikata kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya". (HR Ar-Ruyani, Ath-Thabrani, & Baihaqi)
Imam Nawawi juga menjelaskan, hadits di atas tidak ada pengkhususan untuk menggolongkan wanita. Sehingga larangan menyentuh kulit perempuan bukan mahram berlaku ke semua wanita; baik perempuan lansia, atau anak kecil yang sudah baligh, meskipun tidak ada syahwat di antara keduanya.
Setelah luka selesai diobati dan dipakaikan plester. Gavin mengaitkan kedua lengan jaketnya ke bagian rok Alesha yang robek.
"Eh eh kok jadi aku yang pake.""Rok kamu sobek. Aku gamau aurat kamu kelihatan."
Ulu-ulu Sa ae lu Vin😩 readers cemburu nih"Astaghfirullah kok aku bisa lupa. Terus tadi kamu lihat dong?" Tambah Alesha.
Gavin menahan tawanya saat melihat wajah panik Alesha. Tak apa kan jika ia menjahili nya sedikit.
"Yah terlanjur liat gimana dong Sha." Ujar Gavin yang mencoba mengimbangi ekspresi panik calon istrinya.Dengan tangan menengadah, Alesha berdoa,
"Ya Allah ampuni dosa hamba gak sengaja. Beneran Ya Allah gak sengaja. Kalau mau salahin, salahin dia aja Ya Allah. Matanya jelalatan.""Eh kok doanya gitu. Enggak tadi aku gak lihat. Aku juga udah ngerti kali." Niatnya mengerjai, malah berujung bengek.
"Alhamdulillah syukur deh."
"Ya walaupun tadi sempet liat dikit. Kamu tiba-tiba ambruk gimana gak panik cobak?"
Alesha mencoba berdiri. Gavin yang melihat Alesha kewalahan jadi pusing sendiri mau membantunya bagaimana. Gak mungkin kan kalau dia harus bopong?
"Bisa jalan gak? Atau mau aku beliin kursi roda?" Tawar Gavin dengan mode seriusnya."Ck aku cuma luka gak lumpuh." Alesha berdecak kesal. Otomatis bibirnya juga ikut manyun. Tawa Gavin pecah saat melihat tingkah Alesha yang begitu menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Ingin Move On [END]
Teen Fiction⚠️ Siap-siap cerita ini mengandung bawang. Harap baca urut, biar paham alurnya !! Baca sampai tuntas. Sampai kalian nemuin part terindah yang bikin gagal move on😍 **** Jika aku tahu, kebahagiaan ini hanya sebatas singgah. Maka, lebih baik aku tidak...