(Putar mulmed di atas 👆 sambil baca epilog)
Selamat jalan habibiku Dafi
Tunggu aku di sana..
Kita ke surga sama-sama yah....
Janji...jangan pernah mencari bidadari lain selain diriku...
Karena Alesha mu disini selalu merindukanmu...Rusuk ini... akan selalu mencari pemiliknya...
Dan kak Dafi adalah pemilik sebenarnyaTenanglah di sana zauji...
Aku akan kuat..demi anak kita ByMaaf karena saat ini aku tak bisa menemani jalanmu
Sementara kita jalan sendiri-sendiri dulu yah
Sampai pada masanya kita akan bersatu kembali- Alesha Revalina Putri -
***
Semua keluarga telah berkumpul. Setelah Dafi mendapat penanganan, Alesha cepat mengabari keluarga juga mertuanya. Mau bagaimanapun mertuanya berhak tahu apalagi ini menyangkut nyawa putranya. Bersyukur, mertuanya tidak menyalahkan Alesha melainkan terus menyemangati dirinya.
Lama menunggu, akhirnya dokter yang menangani Dafi keluar. Semua langsung berhambur mendekat menagih jawaban.
"Dengan keluarga pasien?" Tanya dokter memandangi satu per satu orang di sana.
Hanifah mengangguk. "Iya dok. Kami keluarganya."
Alesha juga tak kalah khawatir. Dalam hatinya terus berdoa untuk keselamatan suaminya.
"Bagaimana keadaan suami saya dokter?"Dokter itu menoleh menghela nafas panjang. Dapat dilihat ekspresinya sulit diartikan.
"Pasien mengalami pendarahan hebat. Dari hasil laboratorium. Pasien juga terdeteksi mengalami hemofilia. Sehingga pendarahan di kepalanya sulit dihentikan. Tapi kami sudah menjahit lukanya dan telah melakukan tranfusi darah. Stok darah di rumah sakit semakin menipis. Jadi kalian bisa berjaga-jaga."Bahu Alesha merosot lemas. Lagi dan lagi ia kembali dirundung rasa bersalah. Kenapa ia bisa tidak tahu suaminya telah mengidap penyakit serius.
"Astaghfirullah, terus sekarang kami harus bagaimana dok? Dan hemofilia apalagi itu dok?" Tanya Alesha cemas.
"Jadi, Hemofilia itu bisa dikatakan sebagai kelainan. Yang dimana penderitanya apabila mengalami luka maka darah akan sulit membeku. Dan untuk pengobatannya sendiri, sampai sekarang belum ada cara yang ampuh untuk menyembuhkan. Sebab, masalahnya ada di dalam gen kromosom." Papar dokter tersebut.
Ya Allah kenyataan pahit apalagi ini, batin Alesha berkecamuk.
"Berati tidak bisa sembuh dok?" Tanya Alesha sekali lagi. Dalam hatinya masih berharap agar Dafi sembuh.
"Ibu tenang saja, pasien bisa menjalani terapi gen setiap minggunya. Walaupun tidak menjamin sembuh, tapi setidaknya bisa menurunkan resiko." Jawab dokter setenang mungkin guna menguatkan keluarga pasien.
Ceklek
Pintu ruangan kembali terbuka. Semua keluarga menoleh, tampak suster berjalan tergesa-gesa menghampiri dokter.
"Dok, dokter" Panggil suster tersebut. Wajahnya sudah jelas panik.
Dokter berbalik badan. "Iya sus?"
"Jantung pasien melemah dok. Barusan pasien muntah darah. Sekarang kondisinya kembali drop." Ujar suster panik.
Mendengar itu, semua orang di sana kaget termasuk Alesha. Gadis itu meringkuk dalam pelukan sang ibu. Tidak ada yang bisa dilakukan selain hanya menangis dan berdoa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Ingin Move On [END]
Teen Fiction⚠️ Siap-siap cerita ini mengandung bawang. Harap baca urut, biar paham alurnya !! Baca sampai tuntas. Sampai kalian nemuin part terindah yang bikin gagal move on😍 **** Jika aku tahu, kebahagiaan ini hanya sebatas singgah. Maka, lebih baik aku tidak...