20. Aku Bahagia Dia Sengsara

71 31 0
                                    

Dilarang keras untuk plagiat !! Kalau pengen plagiat. Sepertinya salah lapak. Penulis masih amatir.

Warning⚠️ Berani plagiat berati berani tanggung resikonya nanti di akhirat. Penulis tidak ridho !

***

Setelah pertemuan dua keluarga semalam. Vani menghujaninya dengan berbagai pertanyaan. Alesha bahkan belum cerita apa-apa. Ternyata sahabatnya itu sudah tahu dari sang mantan kekasih yang tak lain adalah calon suaminya saat ini.

"Van gue gak ada maksud buat ngerebut Gavin dari lo." Sebenarnya Alesha ragu mengatakan hal ini. Namun, cepat atau lambat semua orang akan tahu. Ia tidak ingin menutup-nutupi apapun dari sahabatnya. Takut, hal yang sama terulang kembali.

"Iya gue ngerti kok Sha. Gue udah denger semuanya dari Gavin." Papar Vani dengan mata yang penuh ketulusan. Alesha bisa lihat itu.

"Lihat gue, saat gue memilih berdamai dengan lo. Saat itu juga gue udah relain dia. Gue udah ikhlasin Gavin. Gue pengen temenan sama lo Sha. Saat gue benci diemin lo. Rasanya sakit, gue gak sepenuhnya benci. Tapi keadaan yang memaksa gue buat diem. Dan sekarang gue gamau kehilangan sahabat gue lagi. Bodo amat kehilangan laki, hilang tinggal cari lagi." Lanjutnya dengan ibu jari menyentil telunjuknya.

"Ish apaan hilang cari lagi. Dipikir anak kodok kali." Dumel Alesha.

***

Memasuki bulan ramadan, Gavin dan Alesha disibukkan dengan bisnis barunya. Menjual aneka macam hampers, kue kering, dan kurma. Mereka tidak produksi sendiri melainkan menjadi distributor dari sebuah brand ternama. Untung per item juga lumayan.

Sejak menyandang status sebagai calon mantu, Gavin bekerja lebih keras. Walaupun sempat berkali-kali ditawari Papanya kerja di perusahaan milik keluarganya saja, Gavin malah menolak. Ia tidak ingin kerja atas belas kasihan. Ia ingin memulai semuanya dari nol.

"Sha hari ini kamu udah posting?" Tanya Gavin yang mulai melatih diri bicara aku-kamu. Awal-awal saja kaku tapi lama-kelamaan sudah terbiasa.

"Udah Alhamdulillah. Oh iya hampir aja aku lupa. Tadi tetanggaku pesan 100 toples buat acara syukuran besok. Bisa?"

"In Syaa Allah bisa. Nanti aku coba hubungi pihak sana nya. Biar cepet dianterin." Sahut Gavin sebagai pribadinya yang baru. Begitu kalem.

Banyak sekali perubahan pada dirinya semenjak lamaran. Ia mulai membiasakan diri membaca Alqur'an. Mengontrol kata-katanya agar tidak berbicara kotor dan masih banyak lagi. Ia ingin mengimbangi Alesha yang notabenya sebagai wanita agamis yang sedikit bar-bar.

"Tadi udah berapa toko?" Tanya Alesha dengan tangan sebagai tumpuan wajahnya.

"Kurang lebih 10 an kayaknya Sha." Tak hanya posting di sosmed. Ataupun promosi door to door. Tetapi mereka juga menitipkan nya ke toko-toko.

"Pasti capek yah?" Alesha tahu wajah Gavin terlihat lelah. Belum lagi puasa. Ia harus wira-wiri kesana-kemari.

"Alhamdulillah nikmatin aja prosesnya Sha. Capek di awal gapapa yang penting bahagia di akhir." Balas Gavin. Alesha bangga, semakin ke sini Gavin semakin kelihatan dewasa.

"Aku heran deh. Kenapa waktu itu kamu gak berontak gitu pas dijodohin sama aku. Kek di film-film." Tanya Alesha dengan polosnya. Korban sinetron ya gini nih.

"Aku ngerasa bersalah banget atas meninggalnya Mama. Mama meninggal gara-gara aku. Coba aja waktu itu aku nurut. Mama gak bakalan jatuh sakit Sha. Dan aku gamau jadi pembangkang untuk kedua kali."

"Maaf Vin. Aku gak ada maksud buat ngingetin kamu soal kejadian itu."

"Gapapa Sha santai aja."

"Pesan aku. Kamu gak boleh terus-teruaan nyalahin diri kamu. Semua yang terjadi itu sudah  jadi takdir dan ketentuan Allah. Mama udah tenang di sana, kamu harus bisa jaga diri kamu. Bahagiain diri kamu. Mama sayang sama kamu. Kalau kamu sedih mama juga pasti sedih." Hibur Alesha yang membuat senyum datar Gavin semakin melebar.

"Aku terima wasiat mama juga karena ada alasan lain."

"Apa?" Alesha tak tahu, ternyata di balik ini semua ada alasan tersirat dari Gavin.

"Aku cinta sama kamu Sha. Mungkin aku bisa dibilang egois bisa mencintai dua perempuan sekaligus. Vani dan juga kamu. Tapi berhubung di sini sudah ada kamu. Aku mau lupain Vani. Toh dia juga udah jadi mantan. Aku juga udah ngobrol baik-baik sama dia supaya tidak ada kesalah pahaman ke depannya."

"Lah kok bisa suka sama aku? Bohong pasti ya?"

"Puasa Sha puasa. Ngapain bohong sih." Gavin mendengus kesal. Calis nya ini kalo lola gatau sikon memang.
(Calis = calon istri) 😂 cieee yang baper

"Yah terus kenapa suka?" (Ya Allah ingin sekali author menggetok kepala Alesha😒)

"Sejak kapan orang suka ada alasannya?" Beribu istighfar Gavin ucapkan.

"Suara kentut aku ngangenin sih. Makanya suka ya kan?" Ledek Alesha.

"Woi udah belum ngobrolnya. Kaki gue gatel nih digigitin semut." Teriak Eijaz yang sudah mencak-mencak di pinggir pohon. Alesha memang mengajaknya agar tidak berduaan dengan Gavin. Posisi mereka sekarang ada di taman kompleks dekat rumah.

***

Berpenampilan acak-acakan Dafi keluar dari kamarnya. Minggu-minggu ini jadwalnya ke sekolah berkurang. Tinggal menunggu momen kelulusan. Bahkan nilai ujiannya juga sudah keluar.

Kabar bahagianya ia sudah keterima di kampus favoritnya, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Meski menjadi pilihan kedua di SNMPTN, Dafi lega akhirnya salah satu dari pilihannya itu lolos sehingga tidak perlu mengeluarkan uang dan tenaga untuk ikut SBMPTN.

Walaupun begitu tak menampik perasaan sedih yang menyelimuti hatinya akhir-akhir ini. Ia harus gagal di awal perjuangan cintanya.Meski tak ada kata penolakan tapi semesta mendorongnya mundur.

Hanifah yang menyajikan makanan untuk sarapan menoleh saat mendengar pijakan kaki dari anak tangga. Ia heran beberapa hari ini putranya berubah. Bangun telat, jam makan berantakan. Tidak ada Dafi yang ceria dan rapi.
"Daf, ya Allah belum mandi?"

"Nanti aja Bund." Jawab Dafi yang ingin menarik kursi meja makan.

"Gak ada nanti-nanti. Bunda tunggu sekarang. Habis mandi langsung ke bawa sarapan. Atau HP kamu bunda sita." Gertak Hanifah jengah dengan perilaku putranya.

"Bunda sekarang mainnya ngancem ih."

"Biarin. Bunda gamau ya kamu tipes lagi. Kamu kalo sakit manja banget." Ya benar kata Bunda nya. Dua hari lalu Dafi sempat dirawat inap karena tipesnya kambuh.

***

Kira-kira nanti Dafi married nya ama siapaa yah? 🥱 yok barangkali ada yg mau nyalon wheheee😆

Tenang Daf, nanti author cariin jodoh

Readerkuuu, jgn lupa vote & komen💕 gak nerima penolakan titik!!

Aku Ingin Move On [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang