27. Dosen Tampan

60 29 0
                                    

Dilarang keras untuk plagiat !! Kalau pengen plagiat. Sepertinya salah lapak. Penulis masih amatir.

Warning⚠️ Berani plagiat berati berani tanggung resikonya nanti di akhirat. Penulis tidak ridho !

***

Setelah libur dua hari. Alesha kembali duduk di kursi lipatnya saat perkuliahan. Berdasarkan informasi, dosen yang biasa mengajar masih cuti. Tapi kenapa kelasnya masih masuk. Entahlah Alesha juga bingung.

Di depan sudah ada dosen kaprodi yang menjelaskan singkat kenapa dua hari lalu kelasnya diliburkan. Sekarang Alesha baru paham, ternyata dosennya kemarin sudah pensiun.

"Seperti yang Bapak bilang tadi. Bahwa dosen mata kuliah kalian sudah pensiun. Jadi di pergantian semester ini ada dosen pengganti. Silahkan Pak." Ucap Pak Yadi mempersilahkan seseorang masuk.

Datang laki-laki bertubuh kekar, berhidung mancung, beralis tebal, lengkap dengan bibirnya yang merah muda. Ditambah dengan kacamata setengah bulat yang menangkring di hidung mancungnya. Membuat pesonanya berkali-kali lipat jauh lebih tampan.

"Wah gak salah nih? Dia dosen kita?"

"Aseeek makin betah di kelas."

"Bentar gue teropong dulu. Ini orang apa orang-orangan. Abisnya ganteng banget woi."

Alesha tidak memperdulikan celotehan temannya. Sebenarnya yang menggangu pikirannya bukan karena orang itu ganteng atau apa. Tapi karena Alesha seperti mengenali orang tersebut. Alesha membelalak terkejut saat orang itu sudah berjalan dekat. Bahkan manik keduanya sempat bersitatap.

"Baik anak-anak. Perkenalkan nama beliau Pak Barra atau kalian juga bisa panggil Pak Dafi. Beliau akan mengajar mata kuliah ilmu ma'ani sekaligus pengantar ekonomi syari'ah. Untuk lebih jelasnya beliau akan berkenalan langsung dengan kalian. Silahkan Pak. Maaf saya tinggal sebentar." Pamit Pak Yadi dan dibalas anggukan serta senyuman dari Dafi.

"Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh. " Suara bariton memenuhi seisi ruangan.

"Wa'alaikumussalam warohmatulohi wabarokatuh." Jawab mereka serentak.

"Seperti yang Pak Yadi sampaikan. Nama saya Dafi. Dengan nama panjang Barra Dafi Arfathan. Kalian bebas panggil saya Pak Dafi atau Pak Barra. Panggil 'Kak' juga boleh karena umur saya tidak terpaut jauh dari kalian. Tapi untuk di kelas biasakan panggil 'Pak'."

"Umurnya berapa Pak?"

"Iya nih Pak. Siapa tahu jodoh." Timpal perempuan yang duduk di tengah. Sedangkan para kaum laki-laki cuma mincep tak bersuara.

Alih-alih menjawab mahasiswinya, Dafi justru sibuk mengotak-atik laptop mencari file yang harus ia sampaikan.
"Siapkan buku kalian karena saya akan jelaskan susunan RPS nya."

"Mau ditulis atau tidak terserah kalian karena yang butuh bukan saya." Sambungnya.

***

Alesha membuka kolom chat di layar ponselnya.

"Van udah selesai matkul belom?"

"Udah. Tapi sekarang masih ada rapat sama anak hima."

"Iya iya si paling sibuk."

"Napa? Gue tahu gelagat lo. Ngechat gini pasti ada maunya kan lo."

"Ehehe tuh tau😘."
"Gue tunggu habis ashar di masjid kampus. Gapake lama!!"

Vani mendengus kasar, ngajak ketemuan kayak ngajak gelut aja. Vani tak menggubris chat Alesha, ia pikir sebentar lagi rapatnya akan selesai. Ia begitu menikmati alunan kata dari anggota lain. Sampai ia lupa, satu jam telah berlalu.

Aku Ingin Move On [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang