40. Ondang Gendeng

42 11 0
                                    

Dilarang keras untuk plagiat !! Kalau pengen plagiat. Sepertinya salah lapak. Penulis masih amatir.

Warning⚠️ Berani plagiat berati berani tanggung resikonya nanti di akhirat. Penulis tidak ridho !

***

Seperti janjinya kemarin, Dafi ingin mengajak Alesha ke sebuah tempat. Dan sekarang sudah dipastikan istrinya itu akan merengek karena daritadi Dafi sibuk dengan kelas online nya yang tak kunjung selesai.

Rengek Alesha menarik-narik lengan kaos Dari seperti anak kecil, "By ayo cepetan. Keburu siang."

"Iya dikit lagi." Jawab Dafi dengan fokus yang masih ke laptop untuk mengabsen.

"Ya Allah lama banget sih."

"Alhamdulillah, udah selesai. Bentar aku mau siap-siap dulu." Secepatnya Dafi menutup laptopnya dan berangsur ke kamar mandi.

"Oke jangan lama-lama. Aku tunggu di depan."

Setelah mandi, Dafi segera memasang setelan bajunya. Laki-laki itu keluar kamar dan menghampiri Alesha yang duduk di sofa sambil memasang wajah cemberut.

"Ayo berangkat!"

"Udah lumutan nih nunggu daritadi. Make up aku udah longsor."

"Masih cantik."

"Gombal."

"Udah ayo katanya mau berangkat. Gaboleh kebanyakan ngeluh. Innallaha ma'ashshobiriin. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153).

"Iya By."

Dafi berangkat menggunakan mobil, pikirnya biar Alesha bisa tidur kapanpun. Butuh waktu setengah jam hingga mobil yang mereka tumpangi berhenti. Keduanya turun dan menjajakan kakinya ke area itu. Alesha mengeja tulisan papan nama yang bertuliskan "DAAL KAFE", nama yang unik dengan view yang menarik.

"Suka?" Tanya Dafi melihat binar antusias istrinya. Tentu saja Alesha mengangguk.

"Banget. Kak Dafi kok tahu sih, ada tempat sebagus ini."

"Ayo, masuk." Dafi menggandeng tangan istrinya masuk.

Saat melangkah masuk, semua pandangan waiters teralih menatap Dafi dan Alesha. Seperti sudah peka, salah seorang waiters menghampiri meja mereka tanpa dipanggil.

"Pak Dafi minumnya apa?"

"Seperti biasa."

"Baik Pak. Ini istri bapak?"

"Iya kenalin ini Alesha istri saya." Alesha hanya tersenyum kikuk menanggapi. Meskipun batinnya terus bergemuru, ingin bertanya kenapa suaminya begitu akrab.

"Cantik, serasi sama Pak Dafi. Oh iya, sampai lupa. Bu Alesha pesan apa?"

Daripada badmood, Alesha memilah minuman yang ingin ia pesan. Alesha mendongak menatap waiters itu.
"ih lucu. Ada soda gembira. Emangnya soda bisa gembira, senyum gitu yah mbak?"

Waiters itu terkekeh geli. Begitu pun dengan Dafi yang geleng-geleng kepala melihat kepolosan istrinya.
"Bukan mbak. Soda gembira itu minuman susu soda. Tapi katanya karena saking segernya bisa menggembirakan hati si customer."

"Hahaha Mau deh mbak, satu."

"Nggak boleh." Tegas Dafi.

Alesha mengerutkan Dahinya. "Eh Kok gitu?"

"Kamu hamil. Gaboleh keseringan minum soda. Bahaya sayang."

Alesha menggerutu kesal, "Sering gimana. Aku aja terakhir minum lebaran kemarin."

Aku Ingin Move On [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang