Alvina benar-benar kehilangan ketenangan saat teleponnya yang ke-sepuluh kali tidak diangkat. Sebenarnya apa yang Dika lakukan? Kenapa nomor lelaki itu sibuk terus menerus?
Sungguh, Alvina tidak berniat untuk mengganggu hubungan sahabatnya itu. Jika ingin pergi dan berbahagia dengan Lala, silakan. Tapi tolong jangan lupakan Alvina yang merupakan sahabatnya.
Karena satu-satunya orang yang Alvina bisa mintai pertolongan adalah Dika.
Alvina memiliki banyak teman. Amel dan Annisa contohnya. Belum lagi teman-teman Dika. Dan banyak lagi teman Alvina yang lain. Namun, mereka tak akan pernah bisa membantu Alvina untuk mengatasi masalah keluarganya. Hanya Dika yang bisa, karena lelaki itu adalah kesayangan Firda dan Haidar.
Lantas belakangan ini lelaki itu menghilang. Selalu begitu saat Alvina membutuhkannya. Mungkin hal ini juga yang mendorong emosi gadis itu kemarin.
"Kenapa, Vin?" tanya Embun yang sepertinya sudah benar-benar terbangun dari tidurnya.
Alvina jadi merasa bersalah. Walaupun hanya pembantu, Alvina tidak pernah memperlakukan Embun dengan seenaknya. Apalagi memintanya bekerja di luar jam kerja. Hanya saja kali ini situasinya darurat.
Alvina tak memiliki waktu hanya untuk naik ke kamarnya atau mencari di mana ponselnya berada. Tak ada yang menjamin Firda tidak akan memergokinya jika ia terlalu lama berkeliaran di rumah. Akan lebih baik kalau Alvina segera pergi, tapi gadis itu bingung harus pergi ke mana sekarang.
"Vin, kok bengong?" Alvina gelagapan saat pertanyaan kembali diajukan.
"Eh, ini, Kak. Kak Dika nggak angkat teleponku. Aku bingung mau kabur ke mana. Kalau di rumah terus takutnya mama ngamuk lagi besok," jelas Alvina, "maaf ya lama. Kalau kamu mau tidur, bisa tidur aja. Ini hand phone kamu aku balikin."
Embun tak menerima ponsel yang disodorkan oleh Albina. Dia justru menatap Alvina dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Gadis itu kemudian ikut berpikir.
"Gimana kalau kamu login ke Instagram di ponselku aja. Nanti kamu bisa telepon orang lain lewat DM," usul Embun.
Alvina mengangguk cepat, gadis itu dengan segera memasukkan akun instagramnya. Masa bodoh jika nanti Embun melanggar privasinya. Dia sangat percaya dengan temannya ini. Lagipula mereka sudah bersama bertahun-tahun, mana mungkin Embun berniat jahat pada Alvina?
Orang yang pertama Alvina hubungi adalah Joseph. Lelaki itu adalah yang paling bisa diandalkan saat ini. Selain karena Joseph bebas berkeliaran di malam hari, Joseph juga memiliki tempat tinggal untuknya. Lagipula lelaki itu sudah mengetahui masalah keluarganya.
Tak perlu menunggu waktu lama untuk membuat Joseph mengangkat teleponnya. Lelaki itu bahkan tidak banyak bertanya saat Alvina memintanya untuk menjemput gadis itu di rumahnya. Seperti harapannya, Joseph memang sangat pengertian.
Alvina dengan segera mengembalikan ponsel di tangannya ke tangan Embun. "Makasih ya, Embun."
Alvina lantas berlari keluar rumah. Gadis itu sudah tidak peduli dengan apapun. Bahkan dia masih memakai seragam sekolah karena tidak dapat berganti baju dari kemarin.
Sepuluh menit kemudian, mobil yang sangat dikenali Alvina sampai di depan gerbang. Tanpa basa-basi Alvina memasuki mobil itu. Kemudian mobil itu melaju kencang.
Tanpa menyadari jika sepasang mata mengawasi mereka dari balkon kamar.
🌷🌷🌷
Joseph membawa Alvina menuju apartemennya. Lelaki itu masih tidak bicara dari pertemuan mereka tadi hingga masuk ke apartemennya. Setelah sampai, Joseph justru menarik Alvina untuk segera tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Reason
Teen Fiction[Sequel Di Balik Sebuah Imajinasi] Menceritakan kisah dari sudut pandang berbeda. Alvina, seseorang yang selama ini dianggap menjadi antagonis dalam kisah hidup Lala ternyata menyimpan kenyataan pilu dalam hidupnya. Dika adalah satu-satunya tumpuan...