Untuk sementara waktu, Joseph menyarankan Alvina untuk tinggal di apartemen miliknya. Alvina menyetujui usulan itu. Dia tidak memiliki tempat tinggal sekarang, teman-temannya yang lain pun sudah berbalik memusuhinya.
Hanya Joseph yang bisa Alvina harapkan.
Setelah puas menangis di bawah hujan, Alvina dan Joseph pulang ke apartemen sang lelaki. Mereka berdua dengan segera mandi dan mengeringkan diri agar tidak sakit.
Joseph menyelesaikan kegiatannya lebih awal. Kini lelaki itu duduk di ruang tamu. Tangannya terus mengetik, sementara matanya tertuju pada layar ponselnya yang menampilkan sebuah grup chat.
_____
Si Paling Kece
Anda
Woi|
Bantuin gue dong|Kembaran Biadab
|Bantu apaan?Es Batu
|2Pak Ketos
|3Kembaran Biadab
|Malah belajar berhitungAnda
Serius woi|
Ini tentang Vina|Kembaran Biadab
|Waduh
|Gue mana bisa bantu kalo itu
|Gue gatau apa-apa
|Kasusnya dia berat bangetPak Ketos
|Seph stop tolongin dia
|Udah jelas dia salah malah lo belain terusAnda
Dik Vina bukan orang jahat|
Kalau dia mau, dia bisa ngancurin Lala| dari dulu
Kalau lo nggak mau bantu yaudah,| jangan bacot
Sur, Lo mau bantuin gue kan?|Es Batu
|Srry_____
Joseph melempar ponselnya ke sofa seberang kala membaca pesan dari Suryo. Sialan, dia harus bekerja sendirian. Teman-temannya enggan membantunya.
Joseph tidak marah dengan mereka. Apalagi yang dikatakan saudara kembarnya adalah fakta. Kasus Alvina berat, dan tidak ada bukti yang bisa membantu Alvina. Ikut campur dalam kasus ini tentu saja seperti berdiri di ujung tebing, salah sedikit saja bisa terpeleset ke jurang.
Joseph mengacak rambut ikalnya. Cukup pusing menghadapi masalah yang sebenarnya bukan urusannya. Masalahnya, ini adalah pertama kalinya Joseph berurusan dengan masalah sebesar ini.
"Keluarga Lala pasti ngelibatin polisi kalau sampai mereka tau apa yang terjadi di sekolah. Dengan kekuasaan mereka, bukan mustahil untuk nangkep semua yang terlibat sekecil apapun kesalahannya," asumsi Joseph.
"Kak Jos!" Suara Alvina terdengar.
Joseph menoleh, melihat Alvina yang masih mengenakan bathrobe berjalan ke arahnya. Sedikit kebingungan, apakah gadis itu tidak kedinginan? Mengapa belum memakai baju?
"Kok belum pake baju, Vin?" tanya Joseph.
"Aku harus pakai baju apa, Kak?"
"Pake baju gue aja, ambil dalem lemari. Lo masih inget 'kan tempatnya di mana?"
Alvina tidak beranjak. Gadis itu tampak ingin membicarakan sesuatu, tapi dia ragu. Membuat Joseph pun bertanya-tanya. Hal apakah yang membuat Alvina terganggu?
"Kenapa, Vin?"
Alvina menatap Joseph sejenak lalu menunduk. "Itu ... dalemanku juga basah, Kak."
Joseph ternganga. Dia baru menyadari hal itu. Dengan cekatan dia mengambil kunci mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Reason
Teen Fiction[Sequel Di Balik Sebuah Imajinasi] Menceritakan kisah dari sudut pandang berbeda. Alvina, seseorang yang selama ini dianggap menjadi antagonis dalam kisah hidup Lala ternyata menyimpan kenyataan pilu dalam hidupnya. Dika adalah satu-satunya tumpuan...