Sebenarnya Berlian masih bingung, kenapa goa aneh itu bisa membuatnya masuk ke dalam dunia seperti ini. Parahnya Berlian tidak tahu siapa-siapa disana, tidak ada petunjuk dan yang paling penting perutnya sangat lapar sekarang.
Kringgg!!!
Bel sekolah berbunyi menandakan jam istirahat dimulai, dengan bersembunyi dibalik tembok sekolah guna menghindari tatapan aneh dari murid-murid karena pakaiannya. Berlian menoleh ke arah kantin dimana para siswa sudah berbondong-bondong untuk memcari tempat duduk.
Sekolah elit emang beda, kalau disekolah Berlian yang ada hanya bakso, indomie, telur gulung sama gorengan. Kalau disana ada steak, salad, pizza, burger. Tertampar fakta sampai terjungkal-jungkal, dunia ini benar-benar berbeda dari dunia Berlian.
Awalnya semua berjalan seperti biasa, para murid makan dengan tenang hanya suara obrolan sesekali dentingan sendok yang terdengar hingga perawakan seorang gadis menarik perhatian Berlian. Dia gadis yang ada di perpus tadi, duduk sendirian di bangku pojok tanpa teman.
Seperti dikucilkan?
Berlian pikir Kevin adalah teman gadis itu tapi dilihat dari pria itu yang sibuk bercanda ria dengan teman-temannya kemudian diapit dua cewek seksoy, berlian menyimpulkan cowok itu adalah tipikal cowok brengsek yang harus dilempar ke mars.
Tiba-tiba gebrakan meja membuat bahu Berlian bejengit kaget. Ia segera mengalihkan perhatian dari kevin ke arah gadis pendiam itu.
Ternyata gadis aneh yang tadinya duduk disamping Kevin berjalan ke arah gadis pendiam itu. Bibir jontor karena kelebihan lipstik, rok ketat bukan main, rambut kibas-kibas kayak ekor kuda, bedak tebal mirip badut.
"Heh, geser," ketua cheerleader itu mendorong bahu gadis itu secara kasar kemudian duduk disampingnya.
Tidak ada penolakan dari gadis pendiam itu, ia hanya menunduk ke bawah membuat juntaian rambut menutup wajahnya.
Sial, Berlian paling tidak suka melihat aksi bully seperti ini.
"Seru nih, si Alicia beraksi lagi."
"Ayok ambil kursi, jangan sampe ketinggalan."
Alicia namanya, pikir berlian.
"Licia," panggil salah satu antek-anteknya kemudian menunjuk ke gelas air putih diatas meja.
Alicia tersenyum miring sebelum mengambil kemudian menumpahkan isinya ke seragam gadis itu.
"Ups, sori ya tangan gue kepleset," kemudian menyibakkan rambut gadis itu ke belakang.
Kesal karena tidak dijawabi, Alicia tampak memikirkan cara lain agar Laura mau merespon dirinya.
"Laura anak dari si tukang tambal ban, udah gak punya mulut ya? Gak bisa jawab?" Kemudian menarik rambutnya ke belakang.
Laura merintih kesakitan sembari memegang rambutnya yang ditarik kencang, siswa disekitar hanya mengamati mereka layaknya itu adalah tontonan seru dan sudah sering terjadi di sekolah. Tidak ada yang menolong Laura, bahkan gadis itu tidak berani melakukan pembelaan diri.
Berlian mengepalkan tangannya, ia paling tidak suka aksi sok keras dari orang-orang sok berkuasa seperti mereka. Apalagi dengan topeng sebagai orang kaya, mereka tidak berhak merudung yang lemah seperti ini. Rasanya Berlian ingin memakai jurus jambak andalannya kemudian membotaki ekor kuda menyebalkan itu.
Berlian melirik ke arah Kevin dari arah jauh, "Tolongin dong bodoh, pacar lo lagi dibuli," geramnya sembari melihat tajam ke arah Kevin.
Pria itu tampak melihat sekilas ke arah Laura sebelum membuang wajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M FIGURAN [END]
Teen FictionWARNING !!! CERITA INI BISA BIKIN KALIAN SENYUM-SENYUM SENDIRI BAHKAN SALTO-SALTO SAMPE MAMPUS ‼️🚫🚫 Yang gak kuat dipersilahkan untuk ↩️ putar balik --- What?! I'm figuran? --- Berlian pikir dirinya sudah mati saat tiba-tiba terbangun dalam se...