Tangis Berlian akhirnya pecah, pertahanannya runtuh. Berlian hanya bisa mengepalkan tangannya sembari menerima tindakan beruntun yang mereka lakukan. Berlian merasa dilecehkan. Kenapa mereka bisa seekstrim ini?
Apa salah Berlian sebenarnya?
"Alicia!"
Tiba-tiba sebuah suara menghentikan aktivitas mereka, awalnya Berlian berharap Arlo yang datang menolongnya tapi ternyata itu adalah Kevin.
Alicia panik disusul Katty dan Tessa yang langsung berlindung dibelakang gadis itu, karena raut Kevin sekarang terlihat seperti ingin membunuh irang hidup-hidup. Alicia tidak pernah melihat Kevin semarah ini.
Secara sekilas Kevin dapat melihat keadan Berlian yang mengenaskan sebelum mengalihkan pandangannya dengan cepat ke arah Alicia yang wajahnya sudah pucat pasi.
"Vin..." bibir Alicia bergetar, ia berniat meraih lengan Kevin namun berakhir ditepis keras oleh Kevin.
Kevin maju selangkah kemudian menraih kerah baju, "Lo apain Berlian hah!" teriaknya tepat didepan wajah Alicia membuat gadis itu benar-benar ketakutan sekarang, bahkan ia kesulitan bernapas sekarang akrena Kevin mencengkramnya dengan sangat kuat.
"Vin...gu..gue gak bisa napas..."
Sembari berusaha menyeimbangkan keseimbangannya, Berlian menepis semua rasa sakit itu dan berusaha untuk berdiri. Itu adalah waktu yang tepat baginya untuk pergi dari sana, setidaknya menghindari Alicia dan Kevin secara bersamaan. Berlian hanya ingin menyendiri kala itu.
Namun Berlian melebarkan matanya ketika tiba-tiba Kevin melayangkan tangannya, hendak memukul Alicia.
"Vin, dia itu cewek," peringat Berlian dengan suara paraunya.
Kevin menarik napas sejenak sebelum menarik Alicia pergi dari sana diikuti Tessa dan Katty dibelakangnya, terlalu sibuk dengan amarahnya Kevin bahkan lupa dengan kondisi Berlian yang seharusnya ia selamatkan lebih dulu.
---
Dengan langkah yang terseret-seret, Alicia berusaha menyamakan langkah cepat Kevin.
"Gue suka sama lo Vin."
Kevin menghentikan langkahnya kemudian menghempaskan tautan tangan mereka, "Gue bakal batalin pertunangan kita," ujar Kevin mantap.
Alicia menggeleng keras sembari air matanya yang turun membanjiri pipinya dengan cepat, "Gak boleh. Gak bisa, kerja sama antara perusahaan itu dibutuhin sama bokap lo," ujar gadis itu masih bersikeras.
"Gue gak perduli sama perjanjian bodoh itu! Gue gak sudi nikahin cewek kasar kayak lo."
Ditengah perdebatan dengan Alicia, Kevin tiba-tiba teringat akan Berlian. Ia seharusnya tidak meninggalkan gadis itu dalam keadaan kacau seperti itu.
Kevin buru-buru meninggalkan Alicia dan berlari kembali kea rah parkiran tapi sudah tidak menemukan Berlian disana. Kevin mengacak rambutnya frustasi sembari menumbuk dinding disebelahnya dengan tinjunya yang pastinya nanti akan meninggalkan bekas.
"G*blok."
---
Berlian ingin pulang ke rumah, Berlian ingin keluar dari dunia asing ini. Berlian tidak ingin tinggal disini lebih lama lagi.
Ia ingin kembali ke kehidupan normalnya.
Semua kalimat itu berputar dalam benaknya bersamaan dengan sisa-sisa rasa sakit yang terus menerjangnya. Air matanya terus turun, membasahi pipinya, memberikan sensasi pedih yang tidak ada habisnya.
"Berlian kangen ibu."
Berlian meringkuk di sebuah sudut ruangan, memeluk kakinya dengan kedua tangannya, pandangannya terpaku pada kedua lutunya yang lecet dan mengeluarkan darah setiap beberapa goresan melentang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M FIGURAN [END]
Teen FictionWARNING !!! CERITA INI BISA BIKIN KALIAN SENYUM-SENYUM SENDIRI BAHKAN SALTO-SALTO SAMPE MAMPUS ‼️🚫🚫 Yang gak kuat dipersilahkan untuk ↩️ putar balik --- What?! I'm figuran? --- Berlian pikir dirinya sudah mati saat tiba-tiba terbangun dalam se...