Bab 8

14.3K 1.1K 43
                                    

Seakan insiden tadi pagi tidak cukup untuk mengacaukan hari Berlian, padahal sudah mati-matian Berlian menghindari tatapan Kevin yang duduk tepat disampingnya. Pria itu masih belum jera ternyata padahal Berlian rasa kalimatnya tadi sudah cukup menohok jantung.

Tiba-tiba saat pertengahan jam pelajaran berlangsung, pintu kelas lagi-lagi diketuk dan muncullah guru yang membantu Berlian untuk pindah kelas kemarin diikuti Alicia dibelakangnya.

Untuk sesaat Berlian menahan napasnya sejenak, tidak mungkin. Tidak mungkin Alicia ikut pindah ke kelas ini juga kan?

Kevin yang sedari tadi sibuk mengamati raut wajah Berlian, teralihkan fokusnya ke depan kemudian tersenyum kecil.

"Wow-wow, makin seru aja nih. Alicia juga pindah kelas kesini."

"Diam gak, Aliccia pindah ke sini pasti gara-gara lo," terlihat secara kentara kalau Alicia pindah kesini agar dekat dengan Kevin atau alasan kedua yang bahkan tidak ingin Berlian pikirkan.

"Masa? Bukannya dia pindah karena pengen balas dendam ke lo? Setidaknya kelas ini gak akan diisi sama murid-murid culun aja, mungkin bisa ada kejadian heboh yang bisa buat gempar satu sekolah. Tapi tenang, gue bakal lindungi lo," ujar Kevin dengan pede sembari tersenyum miring.

Berlian menatap aneh ke arah pria itu Di satu sisi ingin menikmati perkelahian mereka tapi disatu sisi ingin melindunginya. Dasar gila.

"Gak usah mimpi, gue bisa lindungin diri gue sendiri."

Kevin lagi-lagi terkekeh, itu adalah jawaban yang Kevin suka dari Berlian.

"Oke anak-anak, hari ini kelas kalian kedatangan murid baru lagi. Bukan murid pindahan, tapi dari wajahnya saja mungkin kalian sudah tahu siapa jadi ibu tidak akan panjang lebar untuk mengenalkannya."

Tiba-tiba seisi kelas ricuh akan kedatangan Alicia, ternyata teriakan-teriakan alay disekolah bukan hanya ditujukan kepada Kevin saja, tetapi Alicia juga mendapat bagian. Tentunya dari cowok-cowok alay juga.

"Akhirnya ada yang bikin gue semangat datang ke sekolah."

"Gak bakal bolos lagi sih kalau kayak gini."

"Gila, Alicia dari jauh aja udah kelihatan cantik."

Kira-kira begitulah bisikan para lelaki saat Alicia sibuk memperkenalkan namanya di depan kelas.

Seakan hal itu belum cukup untuk menjungkirbalikkan keadaan kelas Berlian dari yang tadinya hening berubah ricuh dan semakin kacau saat pintu kelas kembali diketuk. Perasaan Berlian benar-benar tidak enak sekarang, feelingnya mengatakan kalau hari ini tidak akan berjalan mulus seperti yang ia ingin rencanakan diawal. Semuanya semakin kacau saat penampakan Arlo muncul dari balik pintu kelas.

Style pria itu biasa saja, tidak kacau dan urak-urakan seperti Kevin kecuali rambutnya saja yang sedikit acak-acakan tapi hal itu tidak mengurangi kadar ketampanannya malahan bertambah. Arlo terlihat mengedarkan pandangannya ke sekitar dan berhenti tepat saat menemukan Berlian yang terlihat duduk bersama dengan Kevin.

Kevin lagi-lagi mengeluarkan senyum mengejeknya membuat tangan Arlo terkepal dibalik saku celananya. Samar tapi pasti, Berlian mendapati rahang Arlo yang tampak mengeras dari kejauhan. Pria itu sedang marah?

"Kenalin nama gue Arlo, siswa pindahan dari kelas 12 science 3," ujarnya singkat tanpa melepaskan pandangannya ke arah Berlian.

Berlian meneguk ludahnya kasar, kenapa mereka semua jadi ikut pindah kesana? Bukannya kemarin Arlo tidak menyetujui saran Berlian tapi kenapa pria itu berubah pikiran tiba-tiba.

Seisi kelas masih hening atau lebih tepatnya mengamati kehadiran Arlo yang tiba-tiba. Sebagai pemain figuran pasti Arlo jarang muncul dicerita itu dan sekarang secara tiba-tiba kemunculannya pasti banyak menarik perhatian warga sekolah pikir Berlian.

I'M FIGURAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang