Arlo baru saja ingin meninggalkan trolinya demi mencari Berlian di sepanjang rak snack makanan, tiba-tiba sebuah suara menghentikan aktivitasnya.
"Anak muda, ibu boleh minta tolong sebentar?"
Arlo berbalik, menemukan seorang wanita kisaran angka empat yang menggendong bayinya menggunakan selempang selimut. Tubuhnya yang sedikit membungkuk membuat Arlo berpikir kalau wanita itu pasti selalu dalam posisi seperti itu pagi hingga malam diikuti tas elempang yang gembung dipunggungnya, Arlo ingin mengumpat kepada suami ibu itu sekarang.
Arlo menaikkan alis kanannya menunggu kelanjutan kalimat wanita itu.
"Ibu mau titip Jack sebentar, soalnya Jack suka nangis kalau tidak digendong sedangkan perut ibu sangat sakit sekarang, jadi..."
"Ibu tidak takut saya menculik Chris?" Tanya Arlo sembari menautkan alisnya bingung, ia lupa dengan nama bayi itu.
Ibunya tertawa kecil, " Namanya Jack dan terlalu sayang kalau kau menggunakanwajah tampanmu itu untuk menculik bayi dan berakhir mendekam sia-sia di pejara. Ibu mohon bantuannya ya," ujajr ibu itu kemudian segera meninggalkan Arlo dengan bayi yang terlelap dipeluknnya itu.
Arlo menghembuskan napas pelan, bayi itu terlihat tertidur pulas didekapan tangannya, Arlo berakhir menepuk bokong bayi itu pelan berakhir dengan mulut kecil Jack yang sibuk menggumam tidak jelas.
Seolah meyadari sesuatu, Aro membulatkan matanya lebar, ia masih harus mencari Berlian. Karena Jack Arlo jadi lupa akan tujuan utamanya itu.
Arlo tahu ini adalah perbuatan siapa, dasar nenek lampir siaan, umpat Arlo dalam hati. Entah apa tujuan wanita itu membuatnya terjaebak dalam kondisi seperti ini.
Kaki panjang Arlo melangkah cepat, menggiring langkah pria itu menyusuri area supermarket hingga menemukan Berlian diarea kue kering. Gadis itu tampak kesusahan menggapai sebuah kukis coklat yang terletak di rak atas.
"Sial, siapa yang narok bungkus kukis diatas kayak gitu?"
Gumam Arlo tanpa sadar sebelum melangkah cepat dan berdiri tepat dibelakang Berlian.
Gadis itu tahu persis aroma tubuh Arlo bahkan ketika pria itu lima langkah dibelakangnya. Arlo mengulurkan tangannya ke atas kemudian menambil kuki sialan itu dengan sekali percobaan.
"Dasar pendek," ujar Arlo sembari memberikan kukis itu ke arah Berlian.
Dengan jarak sedekat itu dan interaksi sekecil itu bisa membuat jantung Berlian berdebar. Sensai yang ia sukai sekaligus ia benci. Berlian berdehem pelan sebelum berbalik untuk memprotes kalimat pria itu namun matanya melebar ketika menemukan Arlo menggendong bayi.
"Ar, lo nyulik bayi siapa?" Tanya Berlian cepat.
Arlo memutar bola matanya malas, "Gue disuruh jagain Jack, soalnya ibunya lagi ada urusan penting bentar."
Berlian menggeleng tidak percaya, "Gak mungkin muka bejat lo gin bisa dipercaya buat jagain..."
"Apa lo bilang? Bejat?" Rasanya Arlo ingin menyumpal bibir Berlian dengan komentarnya yang kelewat pedas itu.
Tiba-tiba Jack merengek nangis, kedua matanya mengerjap pelan dan sukses terbuka membuat Berlian dan Arlo segera memfokuskan perhatian mereka ke Jack.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M FIGURAN [END]
Teen FictionWARNING !!! CERITA INI BISA BIKIN KALIAN SENYUM-SENYUM SENDIRI BAHKAN SALTO-SALTO SAMPE MAMPUS ‼️🚫🚫 Yang gak kuat dipersilahkan untuk ↩️ putar balik --- What?! I'm figuran? --- Berlian pikir dirinya sudah mati saat tiba-tiba terbangun dalam se...