Bab 12

10.4K 766 11
                                    

"Gue gak mau dengar kalimat itu bodoh atau gue bakal bunuh si Arlo," potong Kevin cepat sebelum Berlian dapat menyelesaikan kalimatnya.

Berlian melebarkan matanya mendengar pernyataan pria disampingnya ini, bagaimana ia bisa mengatakan kalimat seperti itu layaknya air yang mengalir keluar dari kran? Tanpa beban dan tanpa pikir dua kali.

Berlian akhirnya memutuskan untuk diam, lagian seharusnya Kevin sudah tahu maksudnya karena Berlian sudah memberitahunya dengan sangat jelas sekarang, pria itu hanya tidak ingin menerima faktanya.

Berlian mengatakan hal ini untuk berjaga-jaga karena entah kenapa Berlian merasa obsesi Kevin terhadapnya belakangan ini bukan karena ingin membuli dirinya atau bagaimana tapi karena pria itu suka kepadanya?

Bukanya ingin geer atau apa, Berlian juga berharap hal itu tidak mungkin dan tidak akan terjadi karena Kevin seharusnya menyukai Laura bukan dirinya. Tapi segala perlakuan yang Kevin tunjukkan sangat membuat Berlian bingung belakangan ini.

"Dan apa gue gak salah dengar tadi? Cemburu sama Laura? Lo gak salah makan obat?" tanya Kevin dengan nada mengejeknya sebelum tertawa kecil.

"Selama ini lo pikirnya gitu? Apa mungkin gara-gara itu lo jauhin gue? Lo pikir gue suka sama Laura?"

Berlian menangguk kemudian menggeleng diakhir, "Gue emang pikirnya lo suka sama Laura tapi bukan karena itu gue jauhin lo."

Sial, Kevin serasa ditolak dua kali oleh cewek didepannya ini. Walaupun sudah tahu faktanya, tapi Kevin lebih memilih Berlian membohongi dirinya daripada berbicara jujur seperti ini. Kevin tidak suka bagaimana Berlian secara terbuka menceritakan perasaannya seperti ini.

"Bisa gak usah jujur kali jadi cewek?"

---

Saat jam istirahat berlangsung, Laura yang tadinya duduk di pojok tiba-tiba bangun dari kursinya dan menghampiri Berlian berakhir duduk di tempat Arlo, kebetulan pria itu sedang keluar kelas.

"Berlian," panggil Laura tiba-tiba membuat Berlian menoleh.

Berlian yang sedang tidak dalam mood bicara hanya mengeluarkan senyum paksanya. Bayangan akan jaket Laura masih terus berputar-putar dalam benaknya, salah satu dari banyaknya kekurangan Berlian, ia susah menyembunyikan kekesalannya dengan berpura-pura begini.

Sangat menguras tenaga.

"Aku ingin bilang makasih buat jaket kamu kemarin, ini aku udah cuci," ujarnya sembari menyodorkan sebuah tas ke arah Berlian dan diterima oleh gadis itu.

Berlian tersenyum singkat, "Sama-sama."

"Aku pengen bilang sesuatu juga."

Berlian mengangkat alis kanannya, "Soal apa?"

"Aku pengen jadi fans kamu. Soalnya kamu itu panutanku, selain baik kamu orangnya juga cantik dan lemah lembut."

Lembut? Bulu kuduk Berlian merinding mendengarnya, bahkan ia hampir menjambak rambut Alicia di hari pertama ia masuk ke dunia ini. Berlian tidak tahu kalau itu dikategorikan sebagai sifat lemah lembut.

Berlian hanya tersenyum kecil sebagai tanggapan.

"Pantes Kevin tergila-gila sama kamu termasuk Arlo," lanjutnya yang langsung menarik fokus Berlian.

"Kevin? Tergila-gila?" tanya Berlian agak shock tentang arah pembicaraan mereka kali ini.

Berlian mengibaskan lengannya, "Kevin cuman penasaran bentar aja, dia itu lebih ke mau buli gue daripada tergila-gila kayak yang lo bilang," ujar Berlian membuat Laura tertawa kecil sembari menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.

I'M FIGURAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang