Bab 5

19.3K 1.4K 90
                                    


Tepat pelajaran terakhir sebelum bel pulang berbunyi, seorang wanita kisaran umur tiga puluhan mengajak Berlian untuk masuk kedalam kelas Laura dan melakukan perkenalan diri.

Berlian mengedarkan pandangan, sesuai dugaannya Laura duduk sendirian di pojok kelas.

"Perkenalkan nama saya Berlian Damanik, semoga kita bisa berteman baik untuk kedepannya," ujarnya singkat diikuti tepuk tangan dari seisi kelas sebelum Berlian mengambil kursi kosong dekat jendela.

Sengaja agak jauh dari Laura guna menepati perkatannya kepada Arlo.

Tak selang berapa lama tiba-tiba pintu diketuk lagi, Berlian menoleh ke arah pintu dan terkejut saat mendapati Kevin berdiri di depan kelas.

Bu Rati yang tadinya membantu urusan pindahan kelas Berlian melihat ke arah Kevin sekilas sebelum berujar, "Oh ya, ibu ada kabar lain lagi. Mulai hari ini Kevin juga akan sekelas sama kalian."

What? Berlian gak salah dengar kan? Kevin juga ikut pindah?

Tanpa perkenalan atau basa-basi Kevin langsung berjalan masuk ke dalam kelas dengan menenteng tas ranselnya.

Berlian berusaha untuk tidak perduli, paling Kevin ingin mengejar cintanya kembali yaitu Laura dengan sekelas dengannya. Berlian hanya bisa berharap mereka segera jadian agar Berlian bisa keluar dari dunia ini.

Kursi disamping Berlian berdecit pelan membuat gadis itu refleks menoleh.

"Geser," ujar Kevin kepada gadis yang tadinya duduk disamping Berlian.

Gadis itu hendak berdiri sebelum Berlian mencegat tangannya, "Jangan, kalo lo mau duduk dekat jendela gue aja yang pindah," ujarnya sudah berniat beres-beres barang namun terhenti karena perkataan Kevin.

"Gue pengennya duduk dekat lo bukan jendela."

Mampus, ternyata pria didepannya ini sangat  to the point.

Berlian mengepalkan tangannya, masalah apa lagi ini. Kenapa Kevin ingin duduk dengannya? Perasaan Berlian hanya cari masalah dengan Alicia bukan Kevin tapi kenapa seolah-olah Kevin ingin membulinya sekarang.

Dan ternyata persepsinya salah, pria itu bukan pindah kelas karena Laura tapi sepertinya karena dirinya.

Dengan Kevin yang duduk disamping Berlian, kelas kembali berlangsung seperti biasa. Berlian berusaha mencuri pandang ke arah Kevin dan parahnya pria itu terang-terangan melihat ke arahnya.

Melirik sekikas kearah Laura, gadis itu tampak tidak peduli. Bukannya mereka berdua adalah tokoh utama cerita ini? Kenapa kayak gak ada kesan cemburu-cemburunya?

"Papan tulis di depan," Berlian memberi peringatan kepada Kevin.

Kevin menghiraukannya, "Wajah lo lebih enak dipandang daripada papan tulis."

Kenapa Kevin malah mendekatinya? Sadar woi, gue cuman figuran disini. Lo tuh seharusnya sama Laura, Berlian membatin.

"Kita ketemu lagi," lanjut Kevin dengan tatapan yang tak lepas dari wajah Berlian.

Berlian memutuskan untuk diam dengan fokus ke arah papan tulis.

Berlian menjengit kaget saat tiba-tiba Kevin menggeser kursinya mendekat, sontak fokusnya ke depan terganggu.

Berusaha tenang, Berlian menggeser kursinya hingga nempel ke tembok agar jauh dari Kevin tapi diluar dugaan pria itu menarik kursinya dengan sekali hentakan dan kursi mereka berakhir menempel secara bersama.

"Kevin!"

Kevin tersenyum senang, "Gue harus kerja ekstra ya biar bisa dapet perhatian lo," Kevin berujar sembari menghiraukan tatapan sekelas yang terarah ke mereka berdua.

I'M FIGURAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang