Bab 31

7.1K 606 2
                                    


Happy reading guys

---

"Dad yang ngelakuin?" tanya Laura berusaha keras agar suaranya tidak bergetar.

Biasanya Kevin akan segera menghampirinya dan memeluknya kalau mengetahui Laura nangis tapi tidak dengan hari ini. Kakaknya itu benar-benar berubah banyak dan Laura tahu hal ini akrena Berlian. Semenjak dekat dengan Berlian, Kevin berubah banyak. 

"Kalau ditanya itu jawab, bukan tanya balik," uajr Kevin kemudian kembali fokus pada luka ditangannya.

"Kakak ngelakuin apa sampai dad bisa marah?" tanya Laura lagi kemudian mengambil satu langkah mendekat, memberi akses lebih untuk menelitik luka Kevin

Itu adalah bekas cambukan tali pinggang, tidak salah lagi. Sudah lama Laura tidak menyaksikan hal ini namun tahu-tahu kembali terulang, pasti Kevin melakukan sesuatu yang diluar rencana semua orang.

"Lo gak perlu tahu," ujar Kevin dingin kemudian menutup kotak p3k da menyimpannya pada laci disamping tempat tiddurnya.

"Kakak mau ngebatalin pertunangan dengan Alicia?" tanya Laura lagi yang tidak dijawabi oleh Kevin

Tidak salah lagi, Laura bisa menebak sebab kemarahan ayahnya itu apalagi jika sampai separah ini, berarti mereka terlibat perdebatan yang sengit tadi.

Kevin meraih jaket yang terletak diatas kasur kemudian hendak keluar kamar sebelum tertahan oleh Laura. Laura berdiri tepat didepan Kevin, berusaha menghalangi akses jalan pria itu.

"Minggir," dalam keadaan seperti itu, Kevin bukanlah orang yang ia kenal lagi. Dia bukan Kevin, kakaknya yang selalu berbicara hangat kepadanya dan selalu tersenyum kepadanya, ia menjadi yang dingin dan menyeramkan. 

"Kakak suka sama Berlian?" tanya Laura langsung yang berhasil memancing Kevin untuk membalas tatapannya sedari tadi.

"Berlian suka sama Arlo dan aku pengen mereka pisah," ujar Laura jujur, berusaha tegar menghadapi tatapan tajam Kevin yang seakan mengoyak pertahanan Laura dengan cepat.

"Aku benci Berlian, dia rebut semuanya dari aku," ujar Laura lagi tepat didepan wajah Kevin

"Pertama dia rebut kakak, kedua dia rebut Arlo!" 

Kevin tertawa kecil membuat Laura menghentikan teriakannya dengan napasnya yang terengah-engah.

"Kevin yang dulu udah mati, ini adalah Kevin yang asli. Lo gak akan pernah bisa paham karena lo gak pernah ada di posisi gue," desis Kevin dengan suara rendahnya, ia mati-matian menahan emosinya agar tidak meledak. Ia masih melihat Laura sebagai adiknya dan seseorang yang tidak boleh ia sakiti.

"Lo rakur Ra, apa gak cukup kasih sayang dad buat lo? Kasih sayang gue? Bahkan lo mau rebut perhatian Arlo dari Berlian juga?" tanya Kevin beruntun yang membuat Laura semakin kesal karena merasa dibanding-bandingkan dengan Berlian. Mereka berbeda. Berlian memang tidak pantas mendapatkan Arlo karena Arlo miliknya.

"Aku gak ngerebut, Arlo memang seharusnya jadi milik aku dan apa? Kaih sayang dad?" Laura bertanya diikuti nada sinisnya. Rautnya yang ia tampilkan sekarang benar-benar berbeda dari Laura yang Kevin kenal dulu. Laura bukanlah lagi adiknya yang hangat dan penyayang, dia sudah berubah.

"Dada itu pantes lebih sayang sama aku daripada anak haram kayak kakak," teriak Laura tidak terima membuat Kevin diam, berusaha mencermati kata per kata yang keluar dari bibir Laura.

Kevin kemudian tersenyum miring melihat sifat asli Laura yang terbongkar secara gamblang. 

"Lo itu gak setara sama Berlian dan sekarang gue tahu alasan Arlo lebih milih Berlian. Kalian itu beda jauh," ujar Kevin sembari memberikan tatapan tajamnya kepada Laura untuk terakhir kali sebelum berlalu meninggalkan Laura sendirian dikamar.

I'M FIGURAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang