Bab 28

7.3K 642 3
                                    

Note : 30 bintang aku double update

Happy reading

---

"Kamu itu orangnya baik banget, bahkan pas malam itu kamu udah nolongin aku dari Alicia," lanjut Laura yang terus menatap lurus kedua manik Arlo.

Lihat, bahkan gadis itu sudah berani menyelami tatapan dingin Arlo. Biasanya ketika Arlo menatapnya, Lauraa akan tersipu malu dan berakhir salah tingkah dengan membuang padangannya ke samping.

Seharusnya scene dimana Laura dibuli oleh Bianca, disana Arlo akan menolongnya namun Berlian lebih dulu ikut andil sehingga madam membuat scene kedua dimana Arlo bisa menolong Laura dan mengambil hati gadis itu. Madam benar-benar menyusun semuanya dengan rapi.

"Kamu mau anterin aku pulang dan bahkan udah lindungi aku disekolah juga."

Arlo berdehem sekali, mendadak ia tidak tahu harus bereaksi apa, "Laura..."

"Aku pengen kita pacaran," ujar Laura lagi yang berhasil memotong kalimat Arlo.

Arlo mengusap tengkuk lehernya sembari menatap ke arah gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan, didukung oleh gelapnya keadaan bioskop sekarang, berkas cahaya yang terkadang muncul sesekali dari layar depan membuat Laura susah menebak isi pikiran pria itu sekarang.

Berlian sudah ingin pergi dari sana, rasanya ia tidak sanggup mendengarkan percakapan mereka lebih jauh sebelum Arlo kembali bersuara membuat gerakannya tertahan.

"Gue ngehargain perasaan lo dan keberanian lo sekarang tapi maaf gue gak bisa."

Berlian menahan napas, ia tidak tahu Arlo akan memberikan jawaban seperti itu, demi dirinya, demi bisa mengubah alur ceritanya bersama dengannya.

"Kenapa? Aku suka sama kamu Arlo," ujar Laura yang menurut Berlian terkesan menuntut. Ini bukan Laura yang Berlian kenal lagi seperti dihari pertama ia masuk ke dalam dunia ini.

Tatapan Laura terlihat putus asa, tanpa sadar air matanya mengenang disudut matanya, sekali berkedip maka Arlo akan tahu kalau dirinya itu sedang menangis.

"Karena gue udah suka sama cewek lain," ujar Arlo jujur sembari memberikan tatapan seriusnya kepada Laura, seolah mengatakan kalau pernyataan yang ia berikan hari ini murni berasal dari lubuk hatinya.

Hening sejenak, Laura mengusap pelan pipinya sebelum kembali mendongak, memberanikan diri untuk menatap Arlo kembali.

"Siapa? Berlian?"

"Belum saatnya lo tahu."

Tangis Laura kembali pecah, "Kamu jahat Arlo," kepala Laura menggeleng frustasi sembari bergerak ke sembaraang arah, menggambarkan rasa frustasi gadis itu.

"Maaf," hanya kata itu yang bisa Arlo katakan sekarang, bagaimanapun Laura harus tahu perasaannya yang sebenarnya.

"Aku pengen kamu," Laura masih terus menangis.

Berlian masih shock dengan apa yang baru ia saksikan, sebelum kesadaran menamparnya dengan cepat saat tulisan 'the end' muncul pada layar besar didepannya, Berlian buru-buru meninggalkan area bioskop. 

"Gak semua yang kita inginkan didunia ini bisa selalu kita capai, terkadang lo harus belajar merelakan hal kecil untuk sesuatu yang besar," ujar Arlo bersamaan dengan lampu bioskop yang menyala.

Begitu berhasil meninggalkan area bioskop, Berlian berniat untuk menunggu Arlo di apartemen saja karena tampaknya situasinya tidak cocok untuk mereka bertemu sekarang. Tapi nyatanya harapan kecilnya itu tidak terwujud ketika tangannya secara tiba-tiba ditarik cepat.

I'M FIGURAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang