chapter dua puluh tiga

5.1K 557 115
                                    

semua komen kalian bener bener bikin aku terharu. dan aku memutuskan pagi ini aku akan update.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️

***

pagi ini mood jihoon benar benar hancur. rasanya jihoon ingin membanting seisi dunia untuk melampiaskan segala kemarahan dan kekesalannya.

bagaimana tidak marah ketika jihoon baru saja sampai dirumah sang pujaan hati, tapi ia malah disambut dengan yoshi yang duduk di ruang makan bersama jennie. yoshi dan jennie terlihat sangat akrab membuat jihoon merasa panas dan merasa takut posisi-nya menjadi calon menantu akan tergeser.

jihoon menyantap sarapannya dengan muka datar, tak seperti biasanya. biasanya ia akan memuji masakan jennie, tapi kali ini ia tak bisa melakukan itu. telinganya terlalu panas karna mendengar canda tawa antara jennie dan yoshi.

hyunsuk yang melihat jihoon tengah menahan cemburu pun tersenyum kecil. tangan kecil hyunsuk mendarat di punggung tangan jihoon, lalu hyunsuk menggelus tangan jihoon ngebuat jihoon menoleh.

hyunsuk tersenyum hangat ketika tatapan mereka berdua bertemu. dari tatapan hyunsuk, hyunsuk terlihat mencoba untuk meyakinkan jihoon bahwa jihoon lah satu satunya cowo yang menempati hati hyunsuk. tidak ada yang bisa menggantikan jihoon.

dan perlakuan hyunsuk ngebuat jihoon sedikit lega. setidaknya ia tak perlu sekhawatir itu.

jennie yang merasa sedari tadi ia hanya menaruh perhatian kepada yoshi pun akhirnya menoleh kearah jihoon.

"gimana hoon? enak ga makanannya?" tanya jennie.

jihoon tersenyum senang ketika jennie memulai pembicaraan.
"enak banget! makasih ya tan"

"kalau mau nambah jangan segan segan ya, hoon."

jihoon mengangguk cepat dengan senyuman yang masih mengembang.

"yoshi mau nambah ga? biar mama ambilin."

"boleh ma"

jihoon merasa terpukul ketika mendengar yoshi memanggil jennie dengan sebutan "ma".

sudahlah, jihoon minder.

hyunsuk sadar ketika jihoon-nya tiba tiba memasang wajah murung. hyunsuk lansung saja berdiri dari duduknya.

"ma, yos, aku sama jihoon berangkat duluan ya?" pamit hyunsuk sambil menarik jihoon agar ikut berdiri.

yoshi dan jennie mengangguk.
"hati hati ya" balas jennie.

***

"dia ngapain sih kerumah kamu ndut?" tanya jihoon sebal.

hyunsuk menghela nafasnya lelah, ia mengeluarkan beberapa buku pelajaran miliknya dari dalam laci meja.

"mama yang undang dia" balas hyunsuk jujur.

"harus banget dia manggil mama kamu pakai sebutan mama juga?"

hyunsuk menatap jihoon, kedua tangan hyunsuk menangkup rahang tegas jihoon.

"yoshi hidup sendirian, orang tuanya ga ada, kita bahkan gak tau di setiap harinya dia makan dengan teratur atau engga. jiun jangan cemburu, mama bisa sebaik itu karna merasa berterimakasih ke yoshi. kalau ga ada yoshi, pasti sampai sekarang belum tentu aku masih hidup kan?" jelas hyunsuk yang mampu ngebuat jihoon tertegun.

benar, harusnya ia tak menaruh cemburu yang begitu besar kepada yoshi.

"sukkie tau kok masalah jiun sama yoshi. sukkie sedih pas tau awal masalah kalian itu karna sukkie.." lirih hyunsuk.

jihoon menggeleng,
"ngga, ini bukan salah kamu ndut"

hyunsuk kembali menghadap kedepan,
"kalau jiun sama temen temen jiun belum baikan, nanti pas pulang sekolah sukkie pulang sendiri aja." hyunsuk memberi sedikit kalimat ancaman agar jihoon cepat cepat baikan sama yoshi.

mendengar perkataan pulang sendiri yang keluar dari mulut hyunsuk ngebuat jihoon panik. tidak!! jihoon tidak akan membiarkan hyunsuk pulang sendirian lagi.

lantas jihoon lansung berdiri dari duduknya dan berlari keluar kelas.

ia harus meminta maaf pada teman temannya.

***

jihoon, yoshi, jeno, mark, dan haruto memutuskan untuk bertemu di rooftop sekolah.

"kenapa? mau ngajak berantem lagi?" tanya haruto sambil menatap kesal kearah jihoon.

jihoon menggeleng, kini ia harus membuang rasa gengsinya jauh jauh.

"gue minta maaf sama kalian. gue tau gue salah. harusnya gue ga gunain kekerasan buat selesain masalah, apalagi sama temen temen gue sendiri. gue tau kalian masih kesel dan marah,"

jihoon memejamkan matanya sendiri.
"kalian boleh mukul gue." sambung jihoon pasrah.

jihoon sudah bersiap siap untuk menerima rasa nyeri menjalar di mukanya, tapi bukannya rasa nyeri, jihoon malah merasa tubuhnya dipeluk erat oleh teman temannya.

"akhirnya seorang jihoon bisa minta maaf. kami sama sekali ga mau mukul lo, yang kami mau cuma denger kata maaf dari mulut lo." ujar mark sambil tersenyum.

"lagian sekarang lo ga perlu cemburu lagi sama yoshi, soalnya yoshi udah punya gue. ya gak?" jeno mencolek dagu yoshi ngebuat yoshi mendengus.

sedangkan yang lainnya memasang ekspresi kaget.

"itu karna lo maksa!" ketus yoshi.

"ukenya siapa anjing?!" pekik mark yang belum bisa memproses.

"ya yoshi lah, masa iya gue yang kekar berotot gini jadi uke." dengus jeno.

haruto yang dari tadi diam cuma bisa mengulum bibirnya sendiri.
gue kalah cepet ya?, batin haruto.

senyuman jihoon mengembang, akhirnya saingan terakhirnya kini sudah menjadi kekasih orang lain.

jihoon rasa ia akan mimpi basah, eh maksutnya mimpi indah nanti malam.

***

loh, hartono kalah cepat apa??😶

T B C

childhood ; hoonsuk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang