chapter tiga puluh sembilan

3.7K 439 158
                                    

hyunsuk duduk gelisah diatas kursinya, sesekali ia melirik kesamping—tepatnya kearah jihoon. hyunsuk pengen ngajak jihoon bicara, tapi dia terlalu takut.

dari tadi pagi hingga siang ini hyunsuk sama sekali ga mengeluarkan suara, begitu juga dengan jihoon. keduanya sama sama bungkam, tak ada yang ingin memulai pembicaraan.

sedangkan jihoon diam diam mencuri pandang ke pipi hyunsuk yang ditempeli plester. melihat hyunsuk terluka karna ulahnya kemarin malam ngebuat jihoon merasa bersalah.

tapi kali ini jihoon gak mau ngalah, lagian jihoon ga merasa salah. wajar kan kalau dia cemburu karna nyiduk yoshi yang lagi ada didalam apartement hyunsuk? parahnya disitu yoshi nyender ke hyunsuk. pacar mana yang gak cemburu coba??

"ji, minjem pena dong" anne tiba tiba berdiri disebelah meja jihoon.

jihoon mendengus, dia ambil salah satu pena dari kotak pensilnya kemudian memberikan pena itu ke anne.

"ga modal!" cibir jihoon.

anne tersenyum polos
"hehe, makasih jihoon ganteng. dan makasih juga buat tumpangan kemarin" ujar anne sambil nyolek dagu jihoon sebelum pergi meninggalkan jihoon.

sedangkan jihoon masang ekspresi jijik sambil ngelap dagu-nya yang tadi dipegang anne.

interaksi antara jihoon dan anne tak lepas dari mata hyunsuk. hyunsuk menggigit bibir bawahnya sendiri, cowo manis itu keliatan ga suka sama kedekatan anne dan jihoon.

lantas hyunsuk menyembunyikan wajahnya diatas meja untuk menyembunyikan rasa cemburunya. kedua mata hyunsuk berair, apa jihoon berniat membalas dendam??

jika jihoon memang sengaja memanas-manasi hyunsuk, jihoon berhasil. hyunsuk merasa hatinya panas, ia takut jihoon berpaling.

srettt

jihoon berdiri dari duduknya, ia menatap sekilas kearah hyunsuk sebelum pergi meninggalkan kelas.

maafin aku ndut, batin jihoon.

****

"yoshi!"

yoshi yang lagi jalan di koridor sekolah menoleh kebelakang pas ada seseorang yang manggil namanya. dapat yoshi lihat jeno yang berdiri tak jauh dibelakangnya.

yoshi kembali menghadap kedepan, ia berjalan tergesa gesa untuk menghindari jeno.

grep!

langkah yoshi kalah cepat, jeno terlebih dahulu mencekal tangan yoshi.

"lo kenapa?" tanya jeno.

yoshi berusaha buat lepasin tangan jeno yang megang tangannya dengan erat.
"lepasin.." pinta yoshi pelan.

jeno menggeleng, ia menyeret tubuh ringkih yoshi untuk pergi ke kamar mandi. setelah sampai dikamar mandi, jeno lansung membanting tubuh yoshi ke dinding. ga lupa jeno kunciin pintu kamar mandi tersebut.

"lo kenapa jauhin gue?" tanya jeno sambil menatap tajam ke yoshi.

yoshi cuma nunduk, dia berusaha buat pergi tapi badannya lagi dikukung sama jeno.

BUGH!

jeno meninju dinding yang ada disebelah kepala yoshi ngebuat tubuh yoshi bergetar hebat karna ketakutan.

"JAWAB! KENAPA LO JAUHIN GUE?!" bentak jeno.

yoshi menatap jeno nanar, air matanya mengalir begitu saja. rahang yoshi mengeras.

"LO JAHAT ANJING! KENAPA LO SEMBUNYIIN SEMUANYA DARI GUE?!" yoshi ikut ikutan membentak jeno.

jeno terdiam,
"maksut lo apa yosh?"

yoshi menyeka air matanya dengan kasar.
"lo.. sama adek lo.. kalian jahat.." lirih yoshi.

"hiks.. kenapa lo ga bilang kalau selama ini lo itu anak tiri-nya mama gue?? hiks jahat, lo jahat jeno." sambung yoshi.

jeno mengerutkan alisnya bingung
"mama lo?? maksut lo mama yoona?" tanya jeno pelan.

yoshi mengangguk mantap.
"keluarga lo jahat! kalian ga tau diri! adek lo gak tau diri! gara gara adek lo yang penyakitan itu, gue dipaksa sama mama buat donorin ginjal gue buat adek lo!" yoshi menumpahkan segalanya. ia menangis tersedu sedu.

plak!

pipi yoshi ditampar oleh jeno.

"jangan pernah rendahin adek gue." desis jeno marah.

yoshi berdecih remeh
"adek. lo. pembawa. sial. dia bahkan ga bisa bertahan hidup kalau gue ga donorin ginjal gue." balas yoshi penuh penekanan.

"ANJING!"

BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!

Jeno meninju rahang yoshi membabi buta, bahkan ketika yoshi sudah terbaring lemas dilantai pun jeno tak menghentikan tinjuannya. hidung yoshi patah, pipinya memar, rahangnya terasa bergeser.

"LO YANG PEMBAWA SIAL! MAKANYA LO DIBUANG SAMA MAMA YOONA. SADAR DIRI ANJING!" teriak jeno.

BUGH!

terakhir, jeno menendang perut yoshi. yoshi terbatuk, lalu mulutnya mengeluarkan darah. urat urat dileher yoshi sampai keluar karna menahan sakit diperut, rahang, hidung dan pipi nya. tubuh yoshi terasa lemas.

"BENER KATA JIHOON WAKTU ITU, LO GA PANTES BUAT DAPAT CINTA DARI SIAPAPUN!"

**

jeno sama jihoon enaknya diapain ya??🤔

TBC

childhood ; hoonsuk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang