chapter lima puluh empat

5K 400 76
                                    


jennie bahagia ketika melihat hyunsuk dan jihoon datang ke rumahnya, tetapi jennie bertanya tanya, kenapa anaknya jalan tertatih tatih??

kini mereka bertiga—jennie, hyunsuk serta jihoon tengah duduk diruang tamu.

"ma, saya datang kesini mau minta izin. izinin saya buat nikahin anak mama." kata jihoon memecah keheningan.

mata jennie melebar, wanita itu tak bisa menyembunyikan rasa kagetnya.
"loh? tapi bukannya kalian terlalu muda untuk menikah?"

jihoon tersenyum tipis menanggapi keterkejutan jennie.
"saya mau bertanggung jawab atas semua yang saya lakukan."

jennie tak sepolos itu untuk tidak mengetahui apa maksut dari perkataan jihoon. rasanya jennie ingin menangis ketika mengetahui anak kesayangannya sudah tak perawan eh perjaka maksudnya.

"emangnya kamu bisa jagain anak saya?" tanya jennie.

"tenang aja ma, saya bisa silat, silat sarung, taekwondo, kungfu, karate, tinju, bahkan saya juga bisa judo." nah kan, sableng nya ga ilang ilang.

jennie mengangguk, badan jihoon yang kekar ngebuat jennie yakin bahwa jihoon benar benar kuat untuk melindungi hyunsuk.

"kamu yakin bisa bahagiain hyunsuk? kamu bisa janji buat ga sakitin anak saya?" tanya jennie lagi.

jihoon mengangguk mantap
"saya yakin ma. saya bersumpah bakal bahagiain hyunsuk di setiap hembusan nafasnya. saya akan berusaha untuk tidak menyakiti hyunsuk, saya bakal menjaga hyunsuk dan membahagiakan hyunsuk lebih daripada apapun."

jihoon menggenggam tangan hyunsuk, mereka berdua saling melemparkan tatapan penuh cinta dengan senyuman malu malu yang menghiasi bibir.

jennie ikut tersenyum, kemudian ia menghela nafas sejenak.
"setelah lulus, kalian boleh nikah. saya izinin kamu untuk menikahi anak kesayangan saya, tetapi jika kamu berani melukainya walau seujung kuku. saya gak segan segan membawa hyunsuk pergi dari kamu, dan saya pastikan kamu ga akan pernah ketemu sama hyunsuk lagi. paham?"

jihoon tersenyum lebar kearah jennie, jihoon merasa benar benar bahagia sekarang.
"saya paham. makasih, makasih banyak ma."

***
warn! jeno X yoshi! 🔞



























"ahhh angghh ah jenoohh" tubuh yoshi terhentak hentak diatas kasur.

jeno terus menghentak hentakkan pinggulnya untuk menyodok hole yoshi dengan penisnya. yoshi udah keluar sebanyak tiga kali, sedangkan jeno belum keluar sama sekali.

"hiks ahh capekhh.. ahh guehh ahh gue mau cumm! ahhh akhh!" tubuh yoshi melengkung,

crott!!

penisnya mengeluarkan cairan putih untuk yang ke empat kalinya, nafas yoshi terengah engah. tubuhnya menggelinjang karna jeno masih menumbuk titik manisnya, padahal yoshi masih sangat sensitif.

"jenohh! ahhh nggh!! sensitif ! stophh!! ahhhh!!"

"gue mau keluar yosh ahh.."

plok.plok.plok

penyantuan mereka berbunyi begitu kuat dan menggema dikamar.

"AHHHH JENOOHHH!~"

"ARRGG YOSHI!"

crott!! crot! sprushh!

cairan putih jeno masuk kedalam hole yoshi, ada beberapa yang menetes keluar. sedangkan yoshi tak menyangka dirinya akan mengalami squirt.

"lo seksi banget anjing." yoshi tak tau jeno tengah memujinya atau tengah mengumpatinya, yang penting sekarang yoshi hanya ingin mengatur nafasnya. dada yoshi dan jeno naik turun.

jeno menyingkap poni yang menutupi dahi yoshi, lalu ia menyeka keringat yoshi dengan lembut.
"gue sayang sama lo" kata jeno.

wajah yoshi memerah ketika mendengarnya, yoshi lansung memalingkan wajahnya karna tak ingin ketahuan bahwa kini ia sedang salah tingkah.
"gue gak sayang sama lo." balas yoshi.

yoshi tuh gengsian.

jeno mengangkat sebelah alisnya, lalu ia tertawa pelan.
"gak sayang tapi mau mau aja di ewe sama gue, dasar gengsian." sahut jeno.

"udah ah, minggir sana!"

bukannya minggir, jeno malah menggerakkan pinggulnya lagi. jeno menahan kedua paha yoshi agar tetap mengangkang.

"arghh.. lubang lo enakh banget.."

mendengar pujian kotor dari jeno, yoshi makin sange. otomatis holenya makin mengetat dan mijat penis jeno didalam sana.

"JENOOOO! MAIN PS DIRUMAH JIHOON YUKK"

jeno mengumpat dalam hati ketika mendengar mark berteriak diluar kamarnya.

tok tok tok!

"WOI JENOO, BUKAIN PINTUNYAA! AYO NONGKRONG DIRUMAH JIHOON. KATANYA OM SUHO MAU BAGI BAGI BLACK CARD, MASA LO GAK MAU NGANTRI??" itu adalah teriakan haruto.

jeno ga peduliin teriakan kedua temannya. ia hanya fokus menghajar hole yoshi.

"mmhhh nghh nhh" yoshi membekap mulutnya sendiri agar ia tak mengeluarkan desahan.

jeno yang ngeliat itu lansung nahan kedua tangan yoshi diatas kepala.

"desahin nama gue." titah jeno tak ingin dibantah.

PLOK PLOK PLOK

Jeno semakin memperdalam dan mempercepat gerakan pinggulnya ngebuat tubuh yoshi bergetar hebat.

"AHH AHH HIKS JENOHH~ PELANNHH~ ANGHH MMHH AH AH!! JENO AHHHH NGHH!!! AKHH"

diluar kamar, mark dan haruto lansung tatap tatapan ketika mendengar desahan keras yoshi.

"udahlah, kayaknya jeno sama yoshi emang gak mau black card dari om suho. yok kita pergi berdua aja." ajak mark.

haruto mengangguk setuju. mark dan haruto lansung bergegas keluar dari apartement jeno. mereka gak mau kehabisan black card. soalnya tetangga tetangganya suho juga udah ngantri didepan rumah buat minta black card gratis ke suho.

**

hehehe, bonus jenshi/jenori dikitt

TBC

childhood ; hoonsuk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang