chapter dua

9.1K 918 273
                                    


"hari ini mama yang anter sukkie ke sekolah kan?" tanya hyunsuk penuh harap.

jennie mengelus rambut hyunsuk, dia tersenyum tipis.
"maafin mama ya, kerjaan mama banyak. mama ga bisa anter kamu."

hyunsuk mengerucutkan bibirnya, ia mengangguk pelan sebelum memasukkan sepotong nugget kedalam mulutnya.

"yaudah deh, sukkie jalan kaki aja." balas bocah itu mencoba untuk mengerti dengan kesibukan jennie.

tak bisa bohong, didalam hati yang paling dalam jennie sangat merasa bersalah. jennie harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hyunsuk. beginilah susahnya menjadi single parent. ia tak memiliki waktu untuk anaknya sendiri karna sibuk bekerja.

"besok besok kalau mama ga sibuk, mama bakal antarin sukkie. gimana?" tawar jennie agar anaknya merasa senang.

hyunsuk mengangguk setuju, dia tersenyum manis kearah mamanya.
"sukkie mauu!"

***

"pa, beliin aku adek dong."

suho yang lagi menikmati sarapannya hampir saja tersedak ketika mendengar permintaan anak tunggalnya. suho sih mau mau aja ngasih adik buat jihoon asalkan sifatnya tidak men-duplikat sifat jihoon.

"kok tiba tiba pengen punya adek?" tanya suho.

"biar bisa diajak baku hantam."

suho mengurut keningnya prustasi, kenapa ia harus dihadapkan dengan percakapan seperti ini.

"jangan diajak baku hantam dong, kalau punya adek itu harus disayang." jisoo yang duduk disebelah suho akhirnya menyahuti perkataan jihoon.

jihoon nyengir,
"hehe, iya ma, ga aku ajak baku hantam kok. mau ya pa, beliin aku adek?" pinta jihoon sekali lagi.

"sana minta ke mama kamu" balas suho.

jisoo tampak berpikir sebentar, melihat jihoon yang sepertinya sangat
ingin mempunyai adik, akhirnya jisoo mengangguk.

"boleh, asal kamu jaga adeknya."

jihoon bersorak senang.
"terimakasih maa!. aku mau punya adek cowo ya. dia harus bisa tumbuk tumbukann, pokoknya aku mau punya adek yang maco!" request jihoon.

"kemarin kan udah mas bilang, kalau nih bocah minta yang aneh aneh gausah disahutin. nanti kita sendiri ya sinting" bisik suho kepada istrinya.

***

yoshi ngeliat hyunsuk nyembunyiin mukanya diatas meja. yoshi yang mempunyai rasa empati tinggi, merasa kasihan melihat wajah murung hyunsuk. lantas yoshi duduk disamping hyunsuk.

"kamu kenapa suk?, kok murung gitu?" tanya yoshi khawatir.

"sukkie kangen mama, mama nda pernah ada waktu untuk sukkie" cicit hyunsuk sedih. mata anak itu berkaca kaca karna menahan tangis.

yoshi jadi keingat sama kata kata papa-nya, "kalau ada orang yang sedih, elus punggungnya biar dia tenang."

dan yoshi menerapkan nasihat papanya, yoshi mengelus punggung hyunsuk lembut.

"mungkin mama kamu sibuk kerja biar bisa beli ice cream yang banyak untuk kamu. jangan sedih ya suk" kata yoshi menenangkan.

hyunsuk mengangguk, ia mengusap matanya yang hampir mengeluarkan air.

"NDUT!, YOSHI!"

hyunsuk dan yoshi tersentak kaget ketika mendengar teriakan marah dari seseorang yang baru saja memasuki kelas. siapa lagi kalau bukan jihoon, bocah TK yang bucin garis keras sama hyunsuk.

jihoon berjalan menghampiri keduanya. jihoon murka ketika melihat mata hyunsuk yang masih berkaca kaca, ia menatap tajam kearah yoshi.

"kamu ngejahatin ndut-ku hah?!" tuduh jihoon kepada yoshi. jihoon menggulung lengan seragamnya menunjukkan lengan kurus tak berotot miliknya.

sudahlah tak berotot, sok keras.

yoshi menggeleng ketakutan,
"ngga kok hoon, aku ga ngejahatin hyunsuk."

hyunsuk menarik tangan jihoon pelan,
"jiun jangan marah sama yoshi, yoshi nda jahat. dia baik sama sukkie. sukkie sedih bukan karna yoshii" rengek hyunsuk.

jihoon menghela nafas, dia menatap wajah hyunsuk. lalu tangan jihoon terulur untuk mengelus rambut hyunsuk.

"aku kan calon pacar kamu ndut, harusnya kamu ceritain masalah kamu itu ke aku, bukan ke yoshi" nasihat jihoon lembut.

hyunsuk yang tak mengerti dengan perkataan jihoon cuma ngangguk ngangguk doang.

"sana pergi!" usir jihoon kepada yoshi. yoshi yang sudah tau bahwa jihoon sangat berkuasa disekolah mereka akhirnya pergi meninggalkan hyunsuk dan jihoon.

jihoon duduk disamping hyunsuk, ia menggenggam tangan hyunsuk.
"kamu ada masalah apa, ndut?" tanya jihoon.

"a- aku cuma kangen mama.. aku mau dapat perhatian mama.." gumam hyunsuk.

bocah tampan berumur lima tahun itu mengusap pipi tembam hyunsuk.

"jangan sedih lagi. kalau kamu ga dapat perhatian dari mama kamu, aku ada disini ndut. aku bisa kasih kamu perhatian. kamu boleh kok main kerumahku, nanti kamu dapet perhatian dari mamaku juga. sekalian aku mau nunjukin mainan yang baru aku beli, harganya mahal." ujar jihoon menenangkan dengan sedikit bumbu pamer didalamnya.

hyunsuk tersenyum mendengar perkataan jihoon. jihoon sendiri merasa bangga karna berhasil membuat hyunsuk tersenyum. sepertinya setelah ini, jihoon memiliki hobi baru. yaitu membuat hyunsuk tersenyum.

"kamu setiap detik cantiknya nambah ya, ndut." goda jihoon.

"terimakasih jiun, sukkie sayang sama jiun." kata hyunsuk malu malu.

"aku lebih sayang sama kamu, ndut" balas jihoon dengan pipi yang memerah.

***

aduhh,bener bener deh si jiunn haha

bucin sejak dini.

T B C

childhood ; hoonsuk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang