chapter sepuluh

6.2K 673 133
                                    


"ma, aku mau bawa bekal."

jisoo dan suho saling bertatap tatapan ketika mendengar permintaan anak tunggal mereka. tumben tumbenan sekali jihoon ingin membawa bekal.

"kok kamu mau bekal hoon? duit dari papa kurang?" tanya suho bingung.

padahal setiap hari suho memberikan duit jajan sebanyak dua juta untuk jihoon.

"ngga pa, aku mau makan bareng calon pacar" balas jihoon sambil tersenyum lebar.

suho berdecih dan tertawa mengejek.
jihoon punya calon pacar? apakah ini real? setau suho, anaknya itu sudah menjadi sadboy belasan tahun lamanya. tapi sekarang jihoon mempunyai calon pacar? sangat sulit dipercaya.

suho rasa, itu semua adalah gejala menjadi sad boy. suka halu.

"kamu udah berpaling dari si ndut?, kok bisa?" tanya jisoo dengan tangan yang sibuk memasukkan beberapa lauk kedalam kotak makan.

jihoon hanya tersenyum kecil dan menggeleng. dia tak berniat untuk menjelaskan apapun kepada kedua orang tuanya.

**

jihoon berdiri didepan pagar sekolah, mulutnya sibuk mengemut permen rasa strawberry. jihoon tengah menunggu hyunsuk, sesekali ia menatap langit pagi yang terlihat cerah.

jihoon mengerutkan alisnya bingung ketika melihat hyunsuk turun dari mobil bersama seorang pria, dan anehnya pria itu membukakan pintu untuk hyunsuk.

hati jihoon seketika memanas ketika pria yang tak dikenali nya itu mengelus rambut hyunsuk.
apalagi hyunsuk yang terlihat nyaman nyaman saja diperlakukan selembut itu oleh pria lain, jihoon jadi berpikiran negatif. apa hyunsuk berpaling dan melupakan janji-nya sewaktu TK dulu?

tangan kekar jihoon meremas kotak makan yang sedang ia pegang. jadi selama ini jihoon menunggu sendirian tanpa ada feedback dari hyunsuk? jihoon hanya mencintai sepihak?

"belajar baik baik ya, manis. biar mama kamu bangga." kata pria itu lembut.

"siap kapten!" balas hyunsuk sambil tersenyum.

jaehyun mencubit pipi hyunsuk pelan,  dia sangat gemas dengan cowo mungil itu.

tak sengaja jihoon dan hyunsuk melakukan eye contact, cepat cepat jihoon memalingkan wajahnya lalu pergi masuk kedalam sekolah.

jihoon patah hati. hyunsuk telah berkhianat.

****

hyunsuk terlihat duduk gelisah diatas bangkunya. hyunsuk ingin mengajak jihoon berbicara, namun ia tak tau harus mulai darimana. hyunsuk tak bisa mencari topik.

jihoon yang sadar bahwa hyunsuk terlihat tidak nyaman dan gelisah akhirnya menatap hyunsuk dengan ekspresi datar.

"kenapa? lo ga nyaman deket deket sama gue?. bilang aja kalau ga nyaman, gue bisa pindah kok." kata jihoon datar.

hyunsuk menggeleng panik, tidak, hyunsuk sangat nyaman berada didekat jihoon. dia hanya.. ntahlah, hyunsuk pun bingung menjelaskan perasaannya sendiri.

"lo ga perlu pindah.. gue nyaman nyaman aja kok" cicit hyunsuk.

jihoon merotasikan bola matanya malas.
"gak usah ngomong gitu, ntar cowo lo cemburu. lagian gue tau lo lagi jaga hati buat pacar lo itu" sindir jihoon.

hyunsuk bingung, dia natap jihoon dengan tatapan bertanya.
"pacar? gue ngga punya pacar." balas hyunsuk jujur.

gimana mau punya pacar, aku suka-nya sama kamu hoon. batin hyunsuk

mendengar itu, jihoon sedikit lega. namun matanya menangkap satu cincin bewarna silver yang tersemat dijari manis hyunsuk. ada lambang J dicincin itu.

"bohong banget. pasti cincin itu dibeliin cowo lo kan?. atau sebenarnya lo udah tunangan?" tuduh jihoon.

hyunsuk menggeleng panik, dia menggigit bibir bawahnya sendiri.
"ngga.. ini gue beli sendiri. lambangnya J karna orang yang gue suka inisialnya J" ujar hyunsuk tanpa ada keraguan sedikitpun.

jihoon boleh pede ga sih?

jihoon berdehem untuk menetralkan detak jantungnya. tangan cowo itu meraih kotak makan yang terletak dilaci.

tak!

jihoon memberikan kotak makan itu dengan sedikit menghempaskannya kemeja hyunsuk. jihoon berdiri dari duduknya.

"makan." titah jihoon tanpa melihat kearah hyunsuk. lalu jihoon pergi begitu saja meninggalkan hyunsuk yang pipinya sudah merona.

dengan malu malu, hyunsuk membuka kotak makan dari jihoon. hyunsuk jadi dejavu. dia keinget dulu waktu TK, jihoon juga sering bawain hyunsuk bekal kayak gini.





























hyunsuk menghela nafas lelah, sudah sekitar lima belas menit ia mengelilingi sekolah hanya untuk mencari kantin. tapi hyunsuk sama sekali tak menemukan kantin.

"hyunsuk? ngapain disini?"

hyunsuk tersenyum senang ketika melihat yoshi yang sedang berdiri didepannya.
"gue nyari kantin, mau beli minum. tapi kantinnya ga ketemuu" rengek hyunsuk.

tanpa sadar, yoshi menggenggam tangan hyunsuk dan menarik tangan hyunsuk pelan.
"ayo ke kantin bareng gue." ajak cowo tampan itu.

hyunsuk mengangguk antusias dan mengikuti langkah yoshi. bahkan hyunsuk ga sadar kalau yoshi menggenggam tangannya.

****

T B C

childhood ; hoonsuk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang