chapter satu

15.7K 1K 480
                                    


irene menghela nafas ngeliat dua anak muridnya yang sedang duduk didepan mejanya. yang satu—hyunsuk menangis sesegukan, sedangkan yang satu lagi—jihoon sibuk mengunyah permen karet.

"jadi apa masalahnya?" tanya irene kepada dua bocah TK itu.

"hiks.. jiun narik rambut sukkie hiks.." adu hyunsuk sambil menunjuk rambutnya sendiri.

"loh? apa alasan jihoon narik rambut hyunsuk?" tanya irene kepada jihoon.

"jihoon gak suka liat sukkie main sama yoshi, sukkie kan cuma punya jihoon. jadi karna jihoon marah, jihoon ga sengaja jambak rambutnya sukkie." balas bocah ingusan itu kesal.

"jihoon, lain kali jangan gitu ya, kalian semua itu temenan. kalian ga boleh jahatin satu sama lain. emang jihoon mau kalau rambut jihoon dijambak sama hyunsuk?"

jihoon menggeleng,
"gak mau, sakit."

"nah, gitu juga yang hyunsuk rasakan. hyunsuk gamau dijambak sama jihoon. jadi sekarang, jihoon harus minta maaf." nasihat irene.

jihoon menatap hyunsuk yang masih menangis, ia memeluk tubuh hyunsuk yang lebih kecil dari dirinya dan berbisik.
"maafin aku ya, ndut. aku ga gitu lagi kok."

hyunsuk mengangguk dan menyeka air matanya menggunakan punggung tangan.

"jiun hiks nda boleh nakal lagi ya.. kalau nakal lagi, hiks sukkie nda mau temenan sama jiun." balas hyunsuk.

jihoon mengarahkan jari kelingkingnya kearah hyunsuk.
"iya ndut, aku janji ga nakal lagi."

hyunsuk menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking jihoon. anak manis yang masih berusia lima tahun itu terlihat malu malu ketika jihoon menyeka air matanya dengan lembut.

"jangan nangis lagi ya, ndut. nanti cantiknya pudar." kata jihoon lembut.

irene mengelus dadanya sendiri, ia harus lebih sabar untuk melihat kebucinan anak TK seperti jihoon dan hyunsuk.

"ayo kita makan berdua, ndut. aku bawa banyak makanan untuk kamu." ajak jihoon sambil menggenggam tangan hyunsuk dan membawa hyunsuk pergi.

***

"enak ga?" tanya jihoon setelah menyuapkan satu sendok nasi goreng kedalam mulut hyunsuk.

hyunsuk yang sedang mengunyah nasi goreng mengangguk dan tersenyum manis.
"enak" balas hyunsuk.

"kamu harus senyum terus ya ndut, kamu cantik kalau senyum"

mendengar pujian jihoon, hyunsuk tersipu. bocah manis itu mengangguk pelan.

"jiun juga harus baik terus ya ke sukkie, jiun makin ganteng kalau baik kayak gini" balas hyunsuk malu malu.

kedua pipi jihoon memerah, hanya hyunsuk yang dapat membuat jihoon malu malu seperti ini. jihoon kembali menyuapkan sesendok nasi goreng kedalam mulut hyunsuk.

"kita harus makan banyak banyak biar kita cepat besar. aku ga sabar mau pacaran sama kamu" ujar jihoon.

hyunsuk mengerutkan dahinya bingung.
"pacaran? pacaran itu apa? sukkie nda tau" tanya hyunsuk polos.

"kata abang abang didekat rumah aku, pacaran itu hubungan orang besar. nanti aku bisa nyusu ke kamu, susu gratis katanya. tapi aku gatau susu-nya datang dari mana. kamu punya pabrik susu, ndut?" jihoon ikut bertanya dengan polosnya.

hyunsuk menggeleng lugu,
"ngga tuh, aku ga punya pabrik susu." balas hyunsuk sebelum kembali menerima suapan nasi goreng dari jihoon.

"yaudah, gausah dipikirin. yang penting aku mau pacaran sama kamu ndut" sahut jihoon.

****

"anak papa yang ganteng, kenapa cemberut daritadi?" tanya suho yang ngeliat muka masam jihoon.

jihoon memandang tajam kearah suho,
"aku kapan besarnya sih pa?" tanya anak itu kesal.

suho menggaruk tengkuknya yang tak gatal,
"sabar dong, lagian kamu ngaapin sih mau cepet cepet besar? jadi orang dewasa itu ga seru." celutuk suho.

"jadi dewasa seru tau pa! soalnya bisa pacaran sama hyunsuk."

uhuk uhuk

suho tersedak hebat ketika mendengar perkataan blak blakan anaknya. suho meminum teh hangat miliknya sendiri untuk meredakan batuknya.

"kamu tau apa itu pacaran?" tanya suho kaget. suho ga menyangka anaknya yang ganteng itu ternyata tak sepolos yang ia kira.

"pacaran itu hubungan orang besar kan? kayak papa sama mama. aku mau kayak gitu juga sama hyunsuk, aku mau peluk peluk hyunsuk kayak yang papa sama mama lakuin tiap hari" balas jihoon polos.

suho menghembuskan nafasnya lelah, dia tersenyum geram kearah anak tunggalnya itu.

"anak papa yang paling ganteng sejagat rayaa, mending kamu belajar aja sana biar makin pintar." suruh suho yang sudah prustasi.

"ga ada PR, ngapain belajar. lagian tadi disekolah aku udah belajar kok" sahut jihoon.

suho berdiri dari duduknya, ia menyerah. suho melangkahkan kakinya untuk menjauh dari jihoon.

"loh? papa mau kemana?" tanya jihoon kebingungan.

***

T B C

childhood ; hoonsuk [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang